Fakta Fakta Ilmiah Penyebab Dahsyatnya Tsunami Banten
Merdeka.com - Tsunami Selat Sunda dengan arus cukup kuat menyapu wilayah pesisir di sekitar laut Pandeglang, Serang dan Lampung Selatan, Sabtu (23/12). Imbas tsunami Banten itu puluhan bangunan serta banyak nyawa melayang. Banyak juga korban luka-luka.
Terjadinya tsunami Banten bukan karena guncangan gempa bumi yang dahsyat. Namun ada faktor lain. Berikut ini penjelasan ilmiah mengapa tsunami Banten bisa terjadi sangat dahsyat:
Adanya Erupsi Gunung Anak Krakatau
-
Bagaimana tsunami itu terjadi? Pemicu awalnya terjadi ketika suhu yang menghangat menyebabkan lidah gletser yang menipis runtuh, demikian temuan para peneliti. Kondisi itu mengguncang lereng gunung yang curam, menyebabkan longsoran batu dan es menghantam Dickson Fjord di Greenland.
-
Bagaimana tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Kenapa gempa Batang terjadi? Bisa jadi gempa yang terjadi di Batang berkaitan erat dengan keberadaan Patahan Weleri.
-
Bagaimana gempa Bali terjadi? Hasil analisa BMKG menunjukkan gempa bumi yang terjadi jenis dangkal akibat aktivitas sesar aktif di darat. Jenis itu diketahui setelah memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
-
Bagaimana Gunung Batutara meletus? Letusan tersebut berupa abu vulkanik yang dimuntahkan ke dalam laut maupun letusan asap yang terus terjadi.
-
Bagaimana gempa Sangihe terjadi? 'Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault ),' kata Daryono dalam siaran pers yang diterima merdeka.com.
Tsunami yang terjadi di Selat Sunda adalah imbas dari erupsi Gunung Anak Krakatau. Bagaimana bisa terjadi?
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, hal ini masih didalami. Karena getaran tremor Gunung Anak Krakatau tertinggi yang selama ini terjadi sejak bulan Juni 2018 tidak menimbulkan gelombang terhadap air laut bahkan hingga tsunami.
Material Gunung Anak Krakatau
Selain itu, sebagian material yang keluar dari Gunung Anak Krakatau jatuh di sekitar tubuh gunung api. Material ini bersifat lepas dan sudah turun saat letusan terjadi. Material yang keluar berupa lava, bebatuan dan asap panas langsung menuju laut.Material-material dalam jumlah besar ini kemungkinan besar menyebabkan terjadinya gelombang laut.
Material yang Jatuh ke Laut Berbentuk Besar
Erupsi Gunung Anak Krakatau sebenarnya sudah terjadi sejak Oktober 2018. Namun kali ini erupsi tersebut bisa menyebabkan tsunami di Banten dan Lampung Selatan. Sebab, erupsi kali ini Gunung Anak Krakatau memuntahkan material yang sangat besar. Kemudian, material itu masuk ke dalam laut.
Rontokan Bagian Tubuh Gunung Mendorong Air Laut
Informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG), saat Gunung Anak Krakatau erupsi, material yang dimuntahkan besar dan mengalami longsor hingga mendorong air laut. Dorongan air laut imbas longsoran material ini menggunakan energi yang cukup besar. Untuk merontokkan bagian tubuh yang longsor ke bagian laut diperlukan energi cukup besar. Karena kejadian inilah, tsunami tidak terdeteksi oleh seismograph di pos pengamatan gunung api.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Baru-baru ini Gunung Krakatau kembali erupsi pada Kamis (7/12) siang dengan tinggi kolom abu vulkanik 1.200 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai negara kepulauan yang berada di Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki lebih dari 130 gunung berapi aktif.
Baca SelengkapnyaGelombang tersebut disusul oleh gelombang pasang yang kedua
Baca SelengkapnyaTsunami besar menyapu bersih tanah serambi mekkah pada 26 Desember 2004.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang Menguat, PVMBG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Warga Pulau Tagulandang Sulut
Baca SelengkapnyaLetusan Gunung Tambora merupakan letusan gunung api paling dahsyat dalam sejarah peradaban modern
Baca SelengkapnyaDari gempa bumi hingga banjir, bencana alam telah menjadi ancaman konstan bagi manusia sepanjang peradaban.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang apa itu gempa megathrust, penyebab, dan dampaknya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaBegini suara letusan Krakatau pada tahun 1883 yang ledakannya 10 ribu kali lebih dahsyat dari bom atom Hiroshima.
Baca SelengkapnyaBupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) menetapkan Status Tanggap Darurat selama 14 hari terhitung mulai 16-29 April 2024.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca Selengkapnya