Fakta-fakta Tupperware, Produk Kesayangan Ibu Rumah Tangga yang Terancam Bangkrut
Merdeka.com - Perusahaan multinasional Tupperware tengah diguncang isu pemutusan hubungan kerja (PHK). Bahkan perusahaan penyedia perabot rumah tangga berbahan plastik berkualitas ini dilaporkan mengalami kebangkrutan.
CEO Tupperware, Miguel Fernandez mengaku telah berupaya maksimal untuk menyelamatkan perusahaan. Salah satunya dengan mencari suntikan dana untuk mengatasi masalah keuangan perusahaan.
"Perusahaan melakukan segala daya untuk mengurangi dampak peristiwa baru-baru ini, dan kami mengambil tindakan segera untuk mencari pembiayaan tambahan dan mengatasi posisi keuangan kami," kata Miguel Fernandez seperti dikutip melalui CNN.com di Jakarta, Rabu (12/4).
-
Apa yang harus dilakukan untuk memulihkan keuangan? Melakukan tinjauan terhadap pengeluaran setelah liburan penting untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi keuangan.
-
Bagaimana Pertamina bantu? Dukungan Pertamina juga dilakukan melalui bantuan berupa selang pemadam, dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), nozzle, serta pompa pemadam. Terdapat juga 39 unit mobil dan 2 unit motor kebakaran yang dikerahkan. Selain itu, Pertamina Patra Niaga Region Sumbagsel memberikan bantuan berupa 300 paket makanan, minuman dan vitamin/suplemen penambah daya tahan tubuh, serta 100 unit kacamata dan masker pemadam.
-
Bagaimana tindakan yang harus dilakukan? Polri, Kemenhub, dan pihak-pihak terkait harus berkolaborasi guna awasi dan cek ulang izin ataupun perawatan unit di setiap PO bus. Pastikan mereka benar-benar bertanggung jawab atas kesiapan unit bus mereka. Kalau ada yang ketahuan mengoperasikan bus bermasalah, langsung sanksi atau bahkan cabut izinnya. Tegas aja,“ tambah Sahroni.
-
Bagaimana cara kita menanggulangi keadaan buruk? Berubahlah selagi kamu dalam kondisi terbaikmu, sebelum muncul hal-hal buruk. Akan terlalu lambat untuk membetulkan atap saat musim hujan terlanjur datang. Pinjamlah payung selagi matahari masih bersinar.
-
Apa yang dilakukan Pertamina? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Apa upaya Kementan menghadapi El Nino? “Karena itu, kami telah menyiapkan sejumlah strategi mulai dari gerakan percepatan tanam dan gerakan pengendalian Organisne Pengganggu Tumbuhan (OPT) sebagai upaya pengendalian hama dan penyakit tanaman, hingga gerakan penanganan dampak perubahan iklim (DPI),“ jelasnya.
Kabar bangkrutnya Tupperware ini cukup menyita perhatian publik. Mengingat di Indonesia produknya sangat menjamur dan menjadi kebanggaan para ibu rumah tangga.
Nah, berikut ini fakta-fakta menarik seputar Tupperware yang tengah diguncang isu kebangkrutan:
Berencana PHK Pegawai
Kabar rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) ini dibenarkan langsung oleh CEO Tupperware, Miguel Fernandez. Menurutnya, perusahaan sedang berjuang untuk mencegah dampak keuangan lebih buruk melalui efisiensi tenaga kerja.
"Perusahaan melakukan segala daya untuk mengurangi dampak peristiwa baru-baru ini, dan kami mengambil tindakan segera untuk mencari pembiayaan tambahan dan mengatasi posisi keuangan kami," ungkapnya.
Saham Anjlok 50 persen
Analis Ritel dan Direktur Pelaksana di GlobalData, Neil Saunders mengungkapkan, penurunan nilai saham menjadi faktor utama memburuknya kinerja keuangan hingga terancam bangkrut. Pada awal pekan ini, saham Tupperware turun hampir 50 persen pada hari Senin menyusul peringatan suram bahwa masa depannya terlihat suram.
New York Stock Exchange juga memperingatkan saham Tupperware terancam dihapus dari daftar karena tidak mengajukan laporan tahunan yang diwajibkan. Tercatat, saham perusahaan turun hingga 90 persen selama setahun terakhir. Itu juga mengeluarkan peringatan "going concern" November lalu.
Penjualan Produk Tupperware Menurun
Selain penurunan nilai saham, memburuknya keuangan perusahaan juga dipicu oleh anjloknya kinerja penjualan. Hal ini menambah tekanan berat pada perusahaan yang memproduksi serta memasarkan produk plastik berkualitas untuk keperluan rumah tangga tersebut.
"Beberapa masalah merugikan Tupperware, termasuk penurunan tajam dalam jumlah penjual, penurunan konsumen pada produk rumah tangga, dan merek yang masih belum sepenuhnya terhubung dengan konsumen yang lebih muda," menurut Neil Saunders.
Terancam Bangkrut
Analis Ritel dan Direktur Pelaksana di GlobalData, Neil Saunders menyampaikan, Tupperware berada dalam ‘posisi genting’ secara finansial. Sebab perusahaan kini tengah berjuang untuk meningkatkan penjualan, dan karena asetnya ringan.
Sehingga, Tupperware tidak memiliki banyak kapasitas untuk mengumpulkan uang. Padahal perusahaan ini memproduksi peralatan rumah tangga berkualitas.
"Perusahaan ini dulunya adalah sarang inovasi dengan gadget dapur pemecahan masalah, tetapi sekarang benar-benar kehilangan keunggulannya," katanya.
Berdiri Sejak Tahun 1946
Tupperware didirikan pada tahun 1946 oleh ahli kimia Earl Tupper. Perusahaan ini menjadi populer karena cara menjual produknya - melalui perwakilan yang menjual dari pintu ke pintu - seperti perusahaan kosmetik Avon.
Tupperware dikenal dengan wadah dan mangkuk penyimpanan kedap udara, tahan lama, dan berwarna-warni. Produk perusahaan ini juga dikenal dengan harganya yang lebih tinggi dibandingkan produk serupa.
Tupperware kini mengandalkan hampir 3 juta perwakilan independen di seluruh dunia untuk mendistribusikan produknya di sekitar 70 negara.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tupperware berencana untuk mengajukan perlindungan pengadilan setelah melanggar persyaratan pembayaran utangnya.
Baca SelengkapnyaPengajuan ini didasari menurunnya permintaan atas wadah penyimpanan makanan yang ikonik.
Baca SelengkapnyaSegala rangkaian manfaat dari pembelian Tupperware.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tupperware sebenarnya merupakan merek ikonik yang telah bertahan lebih dari 70 tahun, telah menjadi bagian penting dalam budaya global.
Baca SelengkapnyaTupperware didirikan pada 1946 oleh seorang pria, Earl Tupper.
Baca SelengkapnyaSingapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaDepresiasi nilai tukar Rupiah tidak sampai mengganggu rantai pasok bahan baku produk milik perseroan.
Baca SelengkapnyaIni dia cara mudah memanaskan donat kentang agar empuk dan nikmat tanpa menggunakan microwave.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif menegaskan, penerbitan pertek di pihaknya tidak mengalami kendala.
Baca Selengkapnya