Hasto ingatkan pentingnya Sungai Citarum jadi peradaban warga Jabar
Merdeka.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengingatkan masyarakat di Jawa Barat tentang pentingnya mengembalikan Sungai Citarum sebagai jalan peradaban masyarakat Jawa Barat dengan seluruh tradisi kebudayaan. Citarum harus diselamatkan agar masyarakat kembali pada nilai-nilai luhur budaya yang telah membangun peradaban.
Demikian disampaikan Hasto saat menyampaikan sambutan acara Konsolidasi Internal DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kuningan, Sabtu (16/9).
"Sungai Citarum sebagai urat nadi kehidupan hanyalah cerita sejarah pada masa kejayaan Tarumanegara. Sekarang itu sudah seperti dilupakan. Maka, kita harus punya semangat dan kesadaran bisa menyelamatkan sejarah itu," kata Hasto.
-
Bagaimana orang Sunda beradaptasi dengan Sungai Citarum? Saat itu, kawasan Bandung masih berupa danau purba yang sangat luas dan dalam, sehingga masyarakatnya sudah akrab dengan wilayah perairan dan berhasil beradaptasi dengan mengembangkan komunitas di generasi-generasi selanjutnya.
-
Siapa yang membantu masyarakat di sekitar Sungai Citarum? Indra Darmawan adalah sosok yang berperan penting dalam Yayasan Bening Saguling.
-
Kenapa Sungai Citarum dinamai Citarum? Banyaknya tanaman tarum di sekitar sungai, akhirnya masyarakat di zaman dahulu menamai sungai besar itu dengan nama Citarum (Ci=cai atau air dan Tarum=bunga tarum).
-
Dimana Jembatan Cisomang generasi pertama berada? Bangunan ini merupakan sisa dari jembatan kereta api (KA) Cisomang generasi pertama yang pernah beroperasi di perbatasan Bandung Barat dengan Kabupaten Purwakarta.
-
Apa yang istimewa dari Sungai Citumang? Pesona alam Sungai Citumang dapat dinikmati dengan berbagai cara. Pengunjung dapat merasakan kesegaran sungai dengan berenang di airnya yang jernih. Selain itu, wisatawan juga bisa melakukan snorkeling di sungai ini untuk melihat keindahan bawah airnya.
-
Apa ciri khas desain Jembatan Cisomang generasi pertama? Desain jembatan ini memiliki nuansa kolonial yang sangat kental. Hal ini terlihat dari bentuk tiga lingkaran cincin yang berada di bagian bawah jembatan.
Hasto hadir dalam acara itu didampingi Ketua DPP Andreas H Pareira, Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar TB Hasanuddin, dan Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jabar Abdy Yuhana. Adapun peserta konsolidasi adalah tiga pilar partai yakni kader di ekskutif, di legislatif, dan struktural partai dari DPC hingga Pimpinan Ranting PDI Perjuangan Kabupaten Kuningan.
Hasto kemudian menceritakan beberapa hari yang lalu ia bertemu dengan Presiden Jokowi dan sudah menyampaikan mengenai pentingnya menyelamatkan Citarum yang sekarang ini menjadi tempat berbagai sampah. Hasto mengingatkan, peradaban, budaya, dan transportasi menyusuri dan menyeberang sungai Citarum yang telah ada sejak beberapa abad lalu.
"Dari yang dulu menjadi sumber peradaban dan budaya, sekarang Citarum menjadi penyalur dan pencemaran lingkungan, yang tentunya menjadi ancaman bagi alam raya," ujarnya.
Dalam kesemmpatan sambutannya, Hasto juga mengingatkan kader untuk berkreasi dan berinovasi menumbuhkembangkan ekonomi kerakyatan. Hasto mencontohkan apa yang dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang begitu inovatif dan kreatif dalam memberdayakan rakyatnya mengembangkan perekonomian dalam berbagai hal. Mulai dari pelatihan menjahit, pelatihan memasak, hingga bertani secara modern dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
Sementara terkait dengan konsolidasi internal partai, khususnya untuk menghadapi Pilkada Serentak 2018 dimana Kabupaten Kuningan adalah salah satunya, Hasto mengingatkan pentingnya menjaga soliditas organisasi. Jangan sampai ada kader yang dengan ego dan kepentingan pribadi kemudian justru merusak organisasi.
Setelah konsolidasi di Kuningan, Hasto kemudian menuju Keraton Kasepuhan Cirebon. Di Keraton, Hasto bertemu dengan Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat.Di Keraton Kasepuhan, Hasto dalam kapasitasnya sebagai Sekjen Senopati Nusantara juga berkunjung ke Museum Pusaka Keraton Kasepuhan yang diwaktu bersamaan sedang diadakan Pameran Pusaka dan Tosan Aji.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sungai Citarum jadi bukti kalau orang Sunda zaman dulu merupakan bangsa akuatik.
Baca SelengkapnyaSungai Cibanten dulu menjadi tonggak kehidupan sosial masyarakat di Banten
Baca SelengkapnyaJembatan yang satu ini konon menjadi jembatan tertua yang ada di Pulau Sumatera.
Baca SelengkapnyaMemiliki debit air yang cukup besar, sungai Serayu juga menyimpan kisah sejarah yang menarik disimak.
Baca SelengkapnyaDi prasasti ini menceritakan proyek besar di zaman Kerajaan Pajajaran.
Baca SelengkapnyaKonon, Situ Lengkong Panjalu tercipta dari tetesan air zam-zam yang dibawa dari Makkah oleh anak dari raja Hindu yang berkuasa.
Baca SelengkapnyaSungai Bogowonto merupakan salah satu sungai besar yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Dulunya sungai itu bernama Watukura
Baca SelengkapnyaTak sekedar nguri-uri kebudayaan, tradisi ini juga jadi salah satu cara orang Sunda dalam menjaga mata air sebagai sumber kehidupan warga.
Baca SelengkapnyaKepercayaan orang-orang sekitar pun tumbuh dan mengakar kuat di benak mereka jika merusak salah satu peninggalan sejarah tersebut, maka dia akan menerima nasib
Baca SelengkapnyaSelain nama wilayah permukiman, toponimi ini rupanya juga dikenal di tempat-tempat dengan nuansa alam seperti gunung, lembah, dan sungai.
Baca Selengkapnya