Hasto Kristiyanto, Sosok Profil Sekjen PDIP yang Dikaitkan dengan Kasus Dugaan Suap
Hasto Kristiyanto, yang menjabat sebagai Sekjen PDIP, kini tengah menjadi sorotan karena diduga terlibat dalam kasus suap dan isu politik yang kontroversial.
Hasto Kristiyanto, yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, kini tengah menjadi perhatian publik akibat dugaan keterlibatannya dalam kasus suap. Karier politiknya yang gemilang diwarnai oleh sejumlah pencapaian signifikan, mulai dari posisi sebagai anggota DPR hingga menjadi salah satu tokoh penting dalam PDIP. Namun, perjalanan kariernya tidak lepas dari kontroversi, termasuk tuduhan korupsi yang saat ini sedang diselidiki oleh KPK.
Dugaan kasus ini bermula dari penyelidikan yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait suap yang melibatkan mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan. Hasto diduga berperan dalam menyediakan dana suap untuk memperlancar langkah Harun Masiku, seorang kader PDIP, agar dapat menjadi anggota DPR. Kasus ini menambah daftar panjang tantangan yang harus dihadapi PDIP dalam upaya menjaga integritas politiknya.
-
Kenapa Hasto Kristiyanto ditetapkan tersangka? Ketua KPK Setyo Budiyanto mengatakan peran penting Hasto dalam kasus suap yang menyeret kader PDIP Harun Masiku.
-
Kapan Hasto Kristiyanto ditetapkan tersangka? Hal ini diungkap dalam jumpa pers di KPK, Selasa (24/12).
-
Apa peran Hasto Kristiyanto dalam kasus Harun Masiku? Setyo mengatakan Hasto berperan menyuap mantan Komisoner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan hingga memerintahkan Harun Masiku untuk kabur.
-
Bagaimana KPK menemukan bukti keterlibatan Hasto? 'Ini karena kecukupan alat bukti, penyidik baru yakin kemudian setelah pada tahap proses pencarian DPO HM (Harun Masiku) ada kegiatan pemanggilan, pemeriksaan, penyitaan terhadap barang bukti elektronik,' jelas Setyo.
-
Kenapa Hasto Kristiyanto singgung tentang sosok pemimpin yang dibantu keluarga? Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung soal sosok pemimpin yang dibantu oleh keluarga. Menurut Hasto, generasi perintis bukan mendapat fasilitas dari ayah dan pamannya.
-
Kenapa Hasto melapor ke Dewas KPK? Hasto yang sudah kepalang 'baper' langsung membuat laporan ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK. Penyidik Rossa dilaporkan atas dugaan pelanggaran peraturan Perdewas tentang kode etik dan pedoman berprilaku.
Hasto merupakan sosok yang memiliki rekam jejak yang kaya dalam dunia politik Indonesia. Ia lahir di Yogyakarta pada 7 Juli 1966, dan dikenal sebagai individu yang cerdas serta berdedikasi. Perjalanan hidupnya, mulai dari masa kuliah hingga menjadi salah satu tokoh sentral di partai berlambang banteng, dipenuhi dengan cerita inspiratif dan kontroversi. Informasi lebih lanjut mengenai Hasto dapat ditemukan dalam laporan yang dirangkum oleh Merdeka.com pada Rabu (8/1).
Profil Lengkap Hasto Kristiyanto
Menurut laporan ANTARA, Hasto Kristiyanto merupakan seorang yang lahir di Yogyakarta dari pasangan Antonius Krido Pardjono dan Yohana Sutami. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan ketertarikan terhadap budaya Jawa serta cerita-cerita wayang, yang menjadi bagian penting dari kehidupannya.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di Yogyakarta, Hasto melanjutkan studi di SMA Kolese De Britto. Ia kemudian diterima di Fakultas Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM), di mana ia aktif dalam berbagai organisasi mahasiswa hingga menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM.
Minat Hasto dalam dunia politik semakin tumbuh berkat pengaruh positif dari bimbingan gereja, yang menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap masyarakat kecil. Setelah menyelesaikan pendidikan, ia memulai karir profesional di PT Rekayasa Industri sebelum akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia politik secara penuh.
Selain aktif dalam politik, Hasto juga memiliki latar belakang pendidikan yang kuat di bidang bisnis dan pertahanan. Ia berhasil meraih gelar S-2 dari Prasetiya Mulya Business School dan menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Pertahanan, Bogor, dengan disertasi yang membahas tentang geopolitik Sukarno.
Karier Politik di PDIP
Hasto memulai perjalanan politiknya di PDIP sebagai seorang "tukang ketik" dalam berbagai rapat partai. Berkat dedikasi dan kerja kerasnya, ia kemudian dipercaya untuk menduduki posisi sebagai Wakil Sekretaris Bidang II Media Massa dan Penggalangan pada tahun 2002. Pada Pemilu 2004, Hasto berhasil terpilih sebagai anggota DPR RI yang mewakili daerah Jawa Timur.
Dalam kapasitasnya sebagai anggota DPR, ia tergabung dalam Komisi VI yang berkolaborasi dengan sejumlah kementerian strategis. Perannya meliputi pembahasan undang-undang penting, seperti UU Penanaman Modal dan UU Informasi dan Transaksi Elektronik.
Meskipun tidak berhasil terpilih kembali pada Pemilu 2009, Hasto tetap aktif dalam organisasi partai dan menjadi salah satu orang kepercayaan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Pada tahun 2015, ia resmi dilantik sebagai Sekretaris Jenderal PDIP, menggantikan Tjahjo Kumolo. Di bawah kepemimpinannya, Hasto berhasil memimpin PDIP meraih kemenangan besar dalam Pemilu 2019, serta mencetak sejarah sebagai Sekjen pertama yang menjabat selama dua periode berturut-turut.
Dugaan Kasus Suap dan Keterlibatan Hasto
Nama Hasto semakin dikenal luas seiring dengan terungkapnya kasus suap yang melibatkan mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, dan Harun Masiku. KPK menduga Hasto berperan dalam menyediakan dana suap untuk memperlancar langkah Harun dalam menjadi anggota DPR melalui mekanisme pergantian antarwaktu.
Ketua KPK, Setyo Budiyanto, mengungkapkan bahwa Hasto juga diduga terlibat dalam membantu pelarian Harun Masiku, yang saat ini berstatus sebagai buronan. KPK telah mengeluarkan surat penyidikan terhadap Hasto dengan tuduhan menghalangi proses penyidikan yang sedang berlangsung.
Kasus ini menarik perhatian masyarakat karena melibatkan figur penting di PDIP dan menunjukkan betapa rumitnya dinamika politik di Indonesia. Dalam konferensi pers, KPK menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan kasus ini secara menyeluruh.
Harta Kekayaan dan Gaya Hidup
Berdasarkan informasi dari e-LHKPN, Hasto terakhir kali melaporkan kekayaan yang dimilikinya pada tahun 2003, dengan total nilai mencapai Rp1,193 miliar. Meskipun Hasto memegang posisi penting di PDIP, laporan mengenai harta kekayaannya belum diperbarui hingga saat ini. Hal ini memicu berbagai spekulasi di kalangan publik mengenai gaya hidupnya serta tingkat transparansi yang dimiliki sebagai pejabat partai.
Hasto dikenal sebagai sosok yang memiliki gaya hidup sederhana. Namun, keterlibatannya dalam dugaan kasus suap menimbulkan pertanyaan mengenai integritasnya. Apakah gaya hidup yang sederhana ini benar-benar mencerminkan keseluruhan aktivitas politik yang dilakukannya?
Pendidikan dan Pemikiran Sukarno
Hasto mengadopsi pemikiran Sukarno sebagai landasan ideologi politiknya. Dalam disertasinya yang membahas geopolitik Sukarno, ia menunjukkan penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam beragam strategi politik partai. Setiap kebijakan yang diambil oleh Hasto selalu menekankan pentingnya keberpihakan kepada rakyat kecil serta mengedepankan nilai-nilai nasionalisme.
Apa latar belakang pendidikan Hasto Kristiyanto?
Hasto berhasil menyelesaikan pendidikan di bidang Teknik Kimia di Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia kemudian melanjutkan studi magister di Prasetiya Mulya Business School dan meraih gelar doktor di Universitas Pertahanan.
Apa peran Hasto dalam kasus suap KPU?
Diduga, ia memberikan dana suap dan juga berperan dalam membantu pelarian Harun Masiku. Tindakan tersebut menimbulkan berbagai spekulasi mengenai keterlibatan dan perannya dalam kasus ini.
Bagaimana Hasto memulai karier politiknya?
Perjalanan kariernya bermula dari jabatan administrasi di PDIP, sebelum akhirnya ia terpilih sebagai anggota DPR RI. Pengalaman yang diperolehnya di posisi tersebut menjadi langkah awal yang signifikan dalam meniti karier politiknya.