Ibu bunuh anak semata wayang karena kesal menangis terus
Merdeka.com - Untuk melengkapi berkas acara, polisi menggelar reka ulang pembunuhan anak kandung, Brayn Aditya Fadhillah (4) oleh ibu kandung sendiri berinisial SK (23). Terungkap, SK nekat menghabisi anak semata wayangnya itu lantaran kesal korban menangis tanpa sebab.
Rekonstruksi tersebut digelar di ruang penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polresta Palembang, Selasa (13/12). Setidaknya terdapat 22 adegan yang diperagakan tersangka.
Dalam reka ulang itu, terungkap pembunuhan diduga disebabkan tersangka emosi melihat korban menangis kencang saat baru tidur. Tersangka yang sedang mencuci pakaian membentak agar anaknya diam.
-
Bagaimana cara ibu korban membunuh kedua anaknya? Luka-luka yang ditemukan menunjukkan kekerasan yang ekstrem. MB ditemukan dengan delapan luka bacok di tubuhnya, sementara BN mengalami enam luka bacok.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Siapa yang ditikam mantan ayah tiri? Seorang remaja putri M (19) tewas setelah ditikam mantan ayah tirinya, SE (53). Sang ibu SR (53) juga terluka parah ditusuk mantan suaminya itu.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Siapa yang terdampak membentak anak? 'Anak yang sering dibentak bisa tumbuh dengan harga diri yang rendah serta kekurangan rasa percaya diri,' jelas Dr. Mehta.
Namun, korban tak kunjung diam dan malah menangis lebih kencang. Hal itu membuat tersangka makin geram sehingga menendang dada korban dua kali. Tersangka juga masih sempat-sempatnya menggigit tangan dan dada anaknya itu.
Setelah itu, tersangka menyuruh korban kembali tidur. Sambil merengek, korban mengeluhkan sakit di dada. Tersangka pun mengusap dada korban dengan air dicampur asam hingga korban tertidur.
Satu jam kemudian, tersangka sempat cemas lantaran korban tak kunjung bangun. Dia pun mencoba membangunkan korban dengan menggoyang-goyangkan kakinya, namun tak ada respon.
"Saya kaget anak saya sudah meninggal. Heran juga biasanya cepat bangun kalau tidur siang," ungkap tersangka SK di Mapolresta Palembang, Selasa (13/12).
Tanpa berpikir panjang, tersangka meminjam sepeda motor tetangganya dengan alasan membeli air galon. Ternyata, tersangka pergi ke rumah mertuanya untuk menitipkan sepeda motor itu dan pergi ke Polresta Palembang untuk melaporkan menjadi korban penganiayaan oleh suaminya.
"Habis itu saya naik ojek dan diantarkan ke kantor polisi. Pas di sana saya keceplosan membunuh anak saya karena polisi curiga," kata dia.
Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Maruly Pardede mengungkapkan, tersangka dijerat Pasal 44 ayat 3 Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang KDRT jo Pasal 80 ayat 4 UU RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang perlindungan anak dengan ancaman 20 tahun penjara.
"Penganiayaan terhadap korban sudah berlangsung lama dan berujung kematian. Tersangka bisa dipenjara 20 tahun," tukasnya.
Diketahui, terungkapnya kasus pembunuhan terhadap Brayn setelah ibunya, SK, melapor ke polisi dengan alasan mengalami KDRT yang dilakukan suaminya. Setelah diinterogasi, pelaku SK barulah mengakui dia baru saja menghabisi anaknya.
Kedatangan pelaku SK ke Mapolresta Palembang, Senin (21/11), sekitar pukul 15.00 WIB. Sementara peristiwa pembunuhan terhadap korban diperkirakan sekitar empat jam sebelumnya.
Begitu mendatangi TKP, petugas mendapati korban telah terbujur kaku di atas kasur kamar. Di tubuhnya terdapat banyak memar karena ditendang dan digigit tersangka. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
pembunuhan terjadi di rumahnya, Kamis (11/1) pukul 21.30 WIB. Saat itu, korban, SR, sedang tidur sendirian di kamar belakang
Baca Selengkapnya"Begitu di sana kita olah TKP, barbuk hanya pisau saja, pisau sempat dicuci, pisau dapur."
Baca SelengkapnyaSeorang anak berusia 5 tahun ditemukan tewas dengan bersimbah darah di sebuah rumah kawasan Bekasi,
Baca SelengkapnyaPelaku kini telah mendekam di balik jeruji guna mempertanggung jawabkan perbuatan kejinya
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim Polres Sumbawa, Iptu Regi Halili mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, serta ahli medis.
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara dicekik pelaku hingga meninggal dunia dan jasadnya langsung dibuang ke sawah yang ada di sekitar rumah tinggal pelaku dan korban.
Baca SelengkapnyaMotif melakukan kekerasan alasannya karena untuk menghukum korban. Namun dijelaskan apa kesalahan korban hingga dianiaya begitu sadis.
Baca SelengkapnyaTetangga mengaku sempat mendengar adanya benturan ke dinding dan guyuran air dari dalam kontrakan yang dihuni oleh pelaku.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan saksi, pelaku membanting korban lebih dari dua kali.
Baca SelengkapnyaVideo anak perempuan diikat rantai pada bagian leher dengan luka lebam di wajah itu viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tragis itu terjadi di Burgundy Residence
Baca SelengkapnyaAksi biadab dilakukan seorang anak terhadap ibu kandungnya sendiri di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (9/4/2024) lalu.
Baca Selengkapnya