Impian Pak Raden yang tak terwujud & perjuangan mendapatkan royalti
Merdeka.com - Meski dalam kondisi sakit-sakitan dan kekurangan, di sisa usianya Drs Suyadi atau akrab dikenal dengan panggilan Pak Raden, terus berkarya. Banyak impiannya soal buku anak dan lukisan yang belum terwujud. Menciptakan boneka Si Unyil yang disukai anak-anak, Pak Raden tidak pernah mendapatkan royalti dari karyanya itu.
Cobaan yang menerpa Pak Raden berawal dari surat perjanjian dirinya sebagai pencipta Si Unyil dengan Perum Produksi Film Negara (PFN) tertanggal 14 Desember 1995. Dalam surat itu, disepakati bahwa Pak Raden melakukan pengalihan hak cipta ke PFN. Namun jangankan mendapat royalti, sejak diputuskan perjanjian itu Si Unyil karakter tokoh ciptaannya direnggut, diklaim sebagai aset negara.
"Besar harapan saya sekiranya saya dapat lagi memegang kepemilikan hak cipta Si Unyil sebelum matahari kehidupan saya terbenam," kata Pak Raden (21/2/2012) silam.
-
Kapan Pak Raden meninggal? Pada akhirnya Jumat, 30 Oktober 2015 pukul 22.20 Pak Raden meninggal dunia di Rumah Sakit Pelni Petamburan, Jakarata Barat.
-
Dimana Pak Raden dimakamkan? Jenazahnya dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, setahun kemudian.
-
Apa yang membuat Pak Raden terkenal? Pak Raden merupakan sosok pencipta 'Si Unyil', tokoh fiksi dalam sebuah film serial TV yang isinya berisi edukasi untuk anak-anak Indonesia, khususnya pada tahun 1980-an.
-
Raden Saleh melukis apa? Tahun 1857, selesailah lukisan fenomenal tersebut. Penangkapan Diponegoro, disebut sebagai salah satu mahakarya yang dihasilkan Sang maestro.
-
Siapa Raden Rakha? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
-
Siapa Bapak Seni Lukis Modern Indonesia? Berkat hasil karya dari buah pemikirannya yang begitu memukau, Nashar pun dinobatkan sebagai Bapak Seni Lukis Modern Indonesia.
Pasca kejadian itu, kondisi perekonomian Pak Raden terpuruk. Dia juga kesulitan membeli peralatan untuk melukis dan mencetak buku dongengnya.
Meski kondisi kesehatannya semakin memburuk, Pak Raden terpaksa harus ngamen di beberapa tempat. Salah satunya di Balai Kota DKI Jakarta. Baginya tak ada waktu untuk terus meratapi nasib selain terus bergerak mencari jalan lain.
Hingga akhirnya Dahlan Iskan yang kala itu menjadi Menteri BUMN merasa iba dengan perjuangan Pak Raden. Dahlan akhirnya bertamu ke rumah Pak Raden. Memang Dahlan tidak bisa membantu agar karya Pak Raden bisa dikembalikan oleh negara. Namun dia berupaya mencarikan Pak Raden penghasilan bulanan. Dahlan akhirnya memberikan santunan sebesar Rp 10 juta per bulan yang merupakan bagian dari hak cipta Pak Raden, atas karakter tokoh Si Unyil dari PFN.
Namun biaya hidup sebesar itu, masih belum bisa mencukupi kebutuhan untuk Pak Raden berkarya. Dia tetap ngamen dan menjual lukisan. Hingga sebelum Pak Raden meninggal dunia Jumat (30/10) malam di usia 82 tahun, dia sempat menjelaskan tentang mimpi-mimpi yang tak kunjung dia raih.
"Nanti, jika ada uang lebih atau sponsor, saya mau membuat buku lagi untuk remaja. Buku cerita berdasarkan cerita wayang untuk remaja juga sangat langka. Di kepala saya masih banyak ide (judul) buku dan lukisan bertema seni pertunjukan tradisional. Untuk itu saya niatkan menjual lagi beberapa karya lukisan yang sebenarnya masterpiece buat saya," ujar Pak Raden.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pak Raden dikenal sebagai mastro dongeng dan pencipta karakter Si Unyil.
Baca SelengkapnyaTanggal lahirnya diperingati sebagai Hari Dongeng Nasional
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Ganjar saat menyambangi Museum Roemah Voorzitter Van Het BPUPKI-Dr KRT Radjiman Widiyodiningrat, Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaTidak hanya ceritanya yang menarik, komik ini juga memiliki tampilan indah dan bernilai seni tinggi karena dibuat di atas daun lontar.
Baca SelengkapnyaPelukis kelahiran Semarang ini adalah salah satu pioner lukisan yang beraliran romantisme.
Baca SelengkapnyaPara perajin payung lukis di Juwiring sudah banyak yang meninggal. Tak banyak generasi muda yang berminat meneruskannya.
Baca SelengkapnyaKurangnya ruang berkarya, pelaku seni dan budaya beberkan beberapa harapan keapda Bobby Nasution saat berdiskusi bersama.
Baca SelengkapnyaLukisan itu menggambarkan tradisi masyarakat di Ibu Kota Mataram pada masa itu
Baca SelengkapnyaPada tahun 2015, sempat muncul wacana taman budaya ini akan digusur untuk pembangunan Trans Studio.
Baca SelengkapnyaKarena mempertahankan identitas Cirebon, lukisan kaca milik Kusdono berhasil menarik minat Presiden RI Joko Widodo hingga konsumen mancanegara.
Baca Selengkapnya