Ini Titik-Titik Kritis Pelaksanaan Ibadah Haji 2023, Jemaah Jangan Memaksakan Diri
Merdeka.com - Kelompok terbang (Kloter) pertama jemaah haji Indonesia akan diberangkatkan pada 24 Mei 2023. Berbagai persiapan terus dilakukan Kementerian Agama, termasuk menggembleng ribuan petugas haji yang akan melayani jemaah di Tanah Suci.
Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag) Arsyad Hidayat menyebut, para petugas haji harus mewaspadai sedikitnya lima titik kritis yang perlu menjadi perhatian selama melayani calon jemaah haji 2023 di Arab Saudi.
Pertama, soal perbedaan kultur, budaya, suhu, dan lain-lain antara Indonesia dengan Arab Saudi. Banyak jemaah haji yang baru pertama kali keluar negeri kaget bahkan stres. Arsyad mencontohkan cara bicara orang Arab yang tegas dan keras.
-
Kenapa jemaah haji Banyuwangi harus menjaga pola hidup di Mekkah? Tak lupa pula, Ipuk meminta, agar para jamaah menjaga pola hidup selama di Mekkah atau Madinah. Cuaca ekstrem yang sewaktu-waktu terjadi, bisa berpengaruh kekesehatan para jamaah. “Usahakan minum air putih yang banyak,“ jelasnya.
-
Kenapa keberangkatan haji harus lancar? “Kami minta agar diberikan perhatian khusus, karena haji ini adalah misi yang sangat vital dan penting. Sehingga seluruh transportasi, baik udara maupun darat harus dipastikan keamanannya. Itu sudah kami sampaikan,“ tuturnya.
-
Dimana pemeriksaan visa jemaah haji 2024? Mereka akan mengecek paspor dan visa setiap jemaah,“ kata Ali. Pemeriksaan juga dilakukan di pintu masuk Kota Mekkah. Identitas jemaah akan diperiksa kembali.Tak berhenti di situ, pemeriksaan lebih detail juga dilakukan di Kota Mekkah.
-
Siapa yang dapat layanan khusus di Haji 2023? Sebanyak 60.000 lebih jemaah haji lanjut usia akan mendapatkan pelayanan khusus di Tanah Suci
-
Mengapa Arab Saudi memperketat visa untuk haji 2024? “Ketentuan dari Arab Saudi memastikan bahwa visa yang bisa masuk ke Mekkah dan ke Masyair, ke Armuzna itu adalah visa haji. Baik visa haji reguler maupun haji khusus, termasuk visa haji mujamalah,“ kata Kepala Daerah Kerja Madinah, Ali Machzumi di kantor Daker Madinah, dikutip Rabu (29/5).
-
Apa penyebab kematian jemaah haji asal Indonesia di tanah suci? Lebih dari 50 persen jemaah haji asal Jateng dan DIY yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Ia menjelaskan, sebagian besar jemaah haji tersebut sudah mempunyai risiko penyakit seperti lansia, hipertensi, diabetes militus, hiperkolestrol, dan lain sebagainya. Selain itu, penyebab juga disebabkan karena kelelahan. Apalagi setelah menjalankan proses haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, biasanya jemaah haji di Indonesia memperbanyak ibadah sunnah yang menyita energi. Tak hanya itu, gelombang panas yang terjadi di Arab Saudi menjadi pemicu kardiovaskuler. Tercatat tiga peserta haji meninggal karena heatstroke.
"Ada nenek-nenek yang sampai stres karena susah dicek mukanya oleh imigrasi, merasa dibentak-bentak, padahal bukan. Jadi ini kaitan dengan kultur pun bisa membuat jemaah kita jadi stres. Ini perlu diantisipasi," ujar Arsyad.
Hal ini disampaikan Arsyad saat memimpin apel pagi Bimbingan Teknis (Bimtek) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (11/4).
Kedatangan para jemaah haji Indonesia di Mekkah dan Madinah untuk pertama kali juga akan menjadi titik kritis berikutnya. Seperti diketahui, jemaah gelombang I akan mendarat di Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz Madinah.
Mereka kemudian akan menghabiskan waktu awal sebelum puncak haji dengan melaksanakan salat arbain (salat 40 waktu) di Masjid Nabawi. Sedangkan jemaah gelombang II akan mendarat di Bandara Jeddah dan langsung menuju Mekkah untuk melakukan umrah wajib atau umrah haji.
Para jemaah yang baru tiba itu dalam kondisi semangat yang tinggi untuk melakukan berbagai ibadah wajib dan sunnah. Arsyad mengungkapkan, banyak jemaah yang lupa melakukan orientasi lokasi terlebih dulu. Mereka tidak menghapal medan tempat tinggal.
Akibatnya, banyak yang tersesat saat hendak pulang dari Masjid Nabawi ke hotel. Demikian juga di Mekkah, banyak jemaah yang kebingungan saat kembali menuju pemondokan usai beribadah di Masjidil Haram.
"Ini harus jadi perhatian setiap kali ada kedatangan minta jemaah haji lakukan orientasi lokasi mereka tinggal, pertama hotelnya di mana, jalannya jalan apa, ciri fisiknya apa, setiap jemaah dibekali kartu hotel untuk suatu saat ketika tersasar bisa minta tolong siapapun, termasuk kepada petugas haji Indonesia," jelas Arsyad.
Dengan jumlah jemaah lansia yang mencapai hampir 69.000 orang, peristiwa jemaah tersasar diperkirakan semakin tinggi selama musim haji. "Ini titik kritis juga, dengan jumlah lansia yang banyak, potensi jemaah tersasar akan semakin besar."
Tidak Menjaga Kondisi Fisik
Masa tunggu yang cukup lama bagi jemaah gelombang I membuat mereka melakukan berbagai kegiatan fisik. Di Mekkah, para jemaah ada yang berkali-kali umrah sunah. Tak sedikit yang memaksakan tawaf sunah berkali-kali. Padahal, mereka harus menjaga kondisi fisik saat wukuf di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
"Kami tidak melarang melakukan umrah sunah berkali-kali untuk mereka yang sehat. Tapi buat mereka yang memiliki keterbatasan-keterbatasan mohon itu jadi perhatian. Karena menjelang keberangkatan ke Arafah kondisi fisik mereka akan lemah sehingga tidak bisa melaksanakan wukuf. Padahal wukuf merupakan rukun ibadah haji," katanya.
Arsyad berpesan kepada para petugas untuk mengingatkan para jemaah agar tidak memaksakan diri mengerjakan ibadah yang sunah yang menguras tenaga. Demikian juga terhadap para ketua kelompok dan pembimbing ibadah haji untuk mengingatkan para jemaah.
"Jangan kita kedepankan yang sunah tapi tinggalkan yang rukun. Cara pandang ini salah. Jadi tolong diingatkan siapa saja untuk tidak memforsir jemaah melakukan kegiatan-kegiatan yang membuat kondisi mereka semakin lemah," ujarnya.
Selanjutnya, kondisi kritis berikutnya yang harus menjadi perhatian petugas adalah saat menjelang keberangkatan dan saat berada di masyair atau di Armuzna sebelum melontar jumrah. Meski diberi waktu dan tempat untuk istirahat tidur, situasi yang tidak nyaman membuat jemaah haji tidak bisa maksimal beristirahat sehingga fisik mereka lemah. Padahal saat pelaksanaan masyair justru jemaah banyak sekali melakukan aktivitas fisik.
"Berdasarkan laporan Kemenkes, setiap tahun angka kematian jemaah haji meningkat drastis setelah pelaksanaan ibadah di masyair. Faktor penyebabnya adalah kelelahan. Ini menjadi titik kritis juga dalam pelayanan kepada jemaah haji Indonesia di tahun 2023," jelas Arsyad.
Terakhir, titik kritis yang harus diwaspadai petugas haji adalah saat jemaah melakukan tawaf ifadah usai kegiatan melontar jumrah. Saat itu, suasana Masjidil Haram sangat padat dan penuh sesak. Arsyad meminta jemaah haji Indonesia tidak memaksakan diri melakukan tawaf ifadah pada 10 Dzulhijjah.
"Sudah kondisi fisiknya capai habis (lempar) jumrah aqabah langsung jalan ke Masjidil Haram, tambah capai dan lelah," katanya.
Untuk mengurangi potensi jatuhnya korban jemaah haji Indonesia yang kelelahan, Arsyad meminta konsultan ibadah dan pembimbing ibadah yang menjadi bagian dari PPIH Arab Saudi mengedukasi jemaah agar menuntaskan lebih dulu prosesi ibadah di Mina dan tidak bolak-balik ke Masjidil Haram.
"Jangan paksakan tawaf ifadhah selesai jumrah aqabah. Karena saya sendiri yang masih muda capai betul, apalagi mereka yang sudah tua. Tidak ada batasan kok pelaksanaan tawaf ifadah harus tanggal sekian. Yang penting selama jemaah di Kota Mekkah mereka boleh melaksanakan tawaf ifadah," tutup Arsyad.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun kuota jemaah haji tahun 2024 ini mencapa 241 ribu orang.
Baca SelengkapnyaPara jemaah haji diminta untuk mempertimbangkan faktor keselamatan dan keamanan dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji.
Baca SelengkapnyaWidi mengatakan seseorang yang akan menunaikan ibadah haji harus memenuhi syarat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dengan semakin baiknya pelayanan, para jemaah haji akan lebih fokus dalam menjalankan ibadah mereka.
Baca SelengkapnyaYaqut mengklaim, seluruh fase penyelenggaraan ibadah haji tahun ini sudah berjalan dengan baik,
Baca SelengkapnyaMenag Yaqut Pastikan Semua Layanan Jemaah Haji Sudah Siap
Baca Selengkapnya15 jemaah haji yang meninggal dunia sebelum pelaksanaan puncak haji
Baca SelengkapnyaJemaah haji diharapkanmengikuti jadwal yang telah ditetapkan demi keselamatan dan keamanan.
Baca SelengkapnyaMengimbau jemaah menunda pelaksanaan tawaf ifadah dan sai sampai jemaah pulih dan bugar kembali
Baca Selengkapnya