Janggal Kematian Maulana di Tengah Rusuh Jakarta
Merdeka.com - Maspupah alias Epa (49) masih ingat betul yang disampaikan pihak kepolisian mengenai penyebab kematian anaknya, Maulana Suryadi alias Yadi (49), saat demo rusuh di Jakarta. Versi polisi, Yadi meninggal karena sesak napas akibat terpapar gas air mata.
"Anak ibu meninggal karena gas air mata dan sakit sesak napas," kata Epa saat ditemui di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (4/10).
Banyak pertanyaan di pikiran Epa. Salah satunya mengenai kejadian yang membuat putranya meninggal. Polisi menjawab Maulana jatuh dari mobil dan ditemukan tergeletak di jalan.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Siapa saja yang diperiksa polisi? Hari ini, tiga saksi diperiksa unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan, Jumat (23/2).
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Apa yang terjadi pada manusia? Hampir 1 Juta tahun yang lalu, populasi dunia hanya berjumlah 1.300 orang dalam kurun waktu lebih dari 100.000 tahun.
"Awalnya bilang ditemukan saat demo di jalan, jatuh dari mobil katanya," ujarnya.
Kejanggalan makin kuat setelah dia mendengar pernyataan polisi berubah-ubah. Apalagi saat polisi menanyakan riwayat penyakit Yadi. Setelah Epa menjawab riwayat penyakit anaknya, Polisi lalu menyebutkan Yadi meninggal dunia karena ikut demo di Depan Gedung DPR /MPR RI.
"Lalu ditanya (Polisi) apa punya riwayat penyakit? Saya bilang iya. Jadi katanya meninggal karena sakit dan kena gas air mata," katanya
Epa diantar polisi ke RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Ada 8 orang polisi, menggunakan dua mobil. Setibanya di RS Polri, dia melihat tubuh Yadi yang sudah tak berpakaian. Lalu dia melihat darah keluar dari kuping sebelah kiri.
"Saya tanya, ini kenapa ada darah ke pak polisi? 'Napasnya kali nyesek bu'. Itu kata Pak polisi."
Lalu Epa disodorkan secarik kertas putih. Dia diminta membuat surat pernyataan yang menerangkan anaknya meninggal dunia karena sakit.
"Saya kan masih syok, jadi adiknya yang tulis, tapi itu didikte sama polisi yang isinya kalau Yadi meninggal dunia karena sakit asma dan gas air mata. Dan saya yang tanda tangan di atas materai Rp6000, itu pernyataannya sama polisi, saya tidak pegang apa-apa. Emang anak saya ada sakit asma," ucapnya.
Pendapat Dokter Forensik
Merdeka.com mencoba menelusuri kejanggalan itu. Melalui dokter forensik dr. Ayodya Heristyorini, MSc (FMS), MSc (BAFA). Meski dia mendapat foto kondisi jenazah Maulana, namun dia tidak bisa menyimpulkan adanya kejanggalan dari kematiannya. Kejanggalan hanya bisa disimpulkan jika melihat langsung kondisi jenazah,
Dia hanya menjelaskan secara umum. kemungkinan seseorang meninggal karena penyakit asmanya kambuh, bisa saja terjadi. Tergantung kondisi jenazah sebelum ajal menjemput.
"Asma sendiri macam-macamnya ada banyak. Ada asma ringan, sedang dan berat. Asma ini juga bisa menyebabkan kematian mendadak. Misalnya, dia dari jam 1 siang mulai merasa sesak lalu 3 jam kemudian meninggal. Itu bisa," jelasnya.
"Asma itu sendiri pengertiannya suatu inflamasi pada saluran napas yang menghalangi pertukaran udara, makanya gejalanya sesak. Dalam inflamasi itu banyak yang memicu, seperti alergi, karena terlalu ramai jadi menyebabkan sesak napas, trauma atau dipukulin juga bisa," tuturnya.
Kematian Maulana Versi Polisi
Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Kombes Edi Purnomo mengatakan Maulana dilaporkan memiliki riwayat penyakit sesak napas.
"Dia (Maulana) meninggal karena sesak napas. Keluarganya bilang, dia punya riwayat sesak nafas," kata Edi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon di Jakarta, Kamis sore. Seperti dilansir Antara.
Pihak keluarga juga memberikan kesaksian bahwa riwayat penyakit sesak napas yang diderita Maulana, juga dialami oleh sang ayah yang lebih dulu meninggal dunia.
"Kakaknya juga menderita sesak napas, bapaknya meninggal juga karena sesak napas," katanya.
Namun saat tim medis menanyakan apakah sesak napas itu dipicu TBC atau asma, kata Edi, pihak keluarga tidak memberi jawaban. Laporan yang diterima kepolisian, kata Edi, Maulana dikabarkan tidak berniat ikut dalam aksi kericuhan.
"Kalau menurut laporan polisi, Maulana ada di lokasi kericuhan karena baru saja pulang kerja. Bisa saja dia panik, lari-lari hingga sesaknya kambuh," tandasnya.
Baca juga:Jejak Terakhir Maulana saat Demo Rusuh di JakartaKorban Demo Rusuh, Maulana Tewas Karena Asma atau Tindak Kekerasan?Cerita Tewasnya Maulana Saat Ikut Demo Rusuh di DPRKapolresta Pekanbaru Ajak Mahasiswa Pungut Sampah Usai Unjuk Rasa6 Polisi Terbukti Bawa Senjata Api Saat Amankan Demo Mahasiswa di KendariPolda Metro Jaya Masih Tahan Sebagian PendemoMenristekdikti Sayangkan Mahasiswa Menolak Berdialog dengan Jokowi (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dilaporkan ke Propam Mabes Polri Terkait Kematian Afif Maulana, Kapolda Sumbar: LBH Sok Suci
Baca SelengkapnyaKerabat korban, Aswan menjelaskan, ada sejumlah luka di tubuh Sahrullah.
Baca SelengkapnyaPemuda berinisial MA diduga meninggal dunia tidak wajar akibat penganiayaan.
Baca SelengkapnyaKapolda Sumbar Dilaporkan Ke Propam Polri Buntut Kasus Kematian Afif Maulana
Baca SelengkapnyaSupriansa menyebut kasus tewasnya Bayu Adhitiyawan sangat janggal.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan bukti baru usai olah TKP ulang di Jalan Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak.
Baca SelengkapnyaIstri korban, Maidar berharap kepada pihak kepolisian agar segera menangkap pelaku lain yang saat ini masih berkeliaran bebas.
Baca SelengkapnyaPolda Jambi masih berupaya mengungkap kematian tidak wajar santri berinisial AH di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin, Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan fakta baru dari hasil sementara autopsi ayah dan balita ditemukan tewas membusuk di Koja, Jakarta Utara.
Baca Selengkapnya