Kak Seto: Tayangan Yuk Keep Smile TransTV tak edukatif
Merdeka.com - Tayangan Yuk Keep Smile (YKS) di Trans TV mulai meresahkan. Bagaimana tidak, program yang tayang setiap hari dengan durasi lebih kurang 4 jam, menampilkan guyonan kasar sampai goyangan sedikit erotis.
Padahal, acara ini tak hanya ditonton orang dewasa tapi juga anak-anak. Bahkan bocah-bocah itu juga mahir sekali menirukan berbagai joget yang ditampilkan mulai dari Caisar, kereta malam sampai oplosan.
Pemerhati anak, Seto Mulyadi, juga menilai program yang dibawakan artis Olga Syahputra, Raffi Ahmad, Adul, Soimah, Denny dan Wendy cagur, sudah sangat memprihatinkan dan merusak mental anak. Dia tak sedikit pun melihat ada nilai edukasi yang diberikan meski tayang berjam-jam.
-
Bagaimana Kak Seto menebar keceriaan di Kamboja? Berbekal boneka tangan Kak Seto menebar keceriaan pada anak-anak.
-
Apa itu Keni Gayo? Keni Gayo merupakan hasil kerajinan tangan yang multifungsi dari perempuan Gayo. Tak hanya sebagai wadah air minum, Keni Gayo juga sebagai salah satu perlengkapan saat upacara pernikahan.
-
Mengapa penonton televisi di Indonesia tetap tertarik? 'Setelah dilakukan analisis switch off, setelah enam bulan berikutnya kita udah back to normal, hampir seratus persen dari populasi yang pada akhirnya menonton televisi kembali,' ujar Sutanto.
-
Apa gombalan yang kamu suka? 'Aku sukanya sih apel dibandingkan anggur, makanya aku suka ngapelin kamu ketimbang nganggurin kamu.'
-
Bagaimana cara Komeng membuat pengunjung tertawa? Seperti lazimnya, Komeng terus-menerus menyelipkan candaan dalam setiap perkataannya, yang tanpa ragu membuat para pengunjung tertawa terbahak-bahak.
-
Gombalan apa yang bisa membuat gebetan tertawa? 'Kamu kayak lidi, simpel tapi bisa bikin hati klepek-klepek.'
"Saya juga dari awal protes keras dengan acara itu. Tidak edukatif, sampai ada anak-anak kecil juga ikut di acara itu," kata pria yang akrab disapa Kak Seto itu pada merdeka.com, Senin (30/12).
Dia sangat menyayangkan stasiun televisi selevel Trans TV tidak mempertimbangkan nilai-nilai pendidikan dan moral dari setiap program yang mereka buat. Kak Seto berharap Trans TV selaku penanggung jawab program itu bersedia mengevaluasi meski sifat tayangan itu hiburan.
"Mohon Trans TV berkenan meninjau kembali program itu. Memang untuk hiburan itu oke, tapi mohon tetap ada idealismenya," tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, KPAI dan KPI juga tengah menyoroti program YKS. Sebabnya, banyak anak-anak kecil yang terkena dampak dari guyonan dan joget yang disuguhkan. Apalagi belakangan, gerakan salah satu joget yakni goyang oplosan sedikit erotis.
Gerakan joget itu sendiri sebenarnya simpel. Ketika lagu sudah memasuki bagian reff, sekelompok orang membuat barisan berjejer dan menghadap ke kanan atau ke kiri secara bergantian. Kemudian, tangan kanan berada di kening, dan tangan kiri di pinggang belakang, dan bagian panggul ditonjolkan ke depan.
Pinggul kemudian diayun-ayunkan naik turun. Badan pun ikut bergerak maju mundur. Gerakan ini berulang dilakukan sampai bagian reff lagu selesai.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Pemda DKI tidak pernah punya niat menggusur TK. Saya ini lama di gudang peluru, dari tahun '80. Jadi, enggak mungkinlah," ujarnya.
Baca SelengkapnyaKPAI mengirim surat ke Heru Budi sejak Senin, 4 September 2023.
Baca SelengkapnyaSuswono menjelaskan, pernyataan tersebut dia sampaikan dalam konteks bercanda menanggapi celetukan salah satu warga dalam sebuah sosialisasi.
Baca SelengkapnyaTransformasi media konvensional ke digital jadi tantangan bagi dunia televisi.
Baca SelengkapnyaPernyataan Suswono tersebut yang menyarankan agar janda kaya menikahi pemuda menganggur. Suswono mengibaratkan seperti Siti Khadijah menikahi Nabi Muhammad SAW.
Baca SelengkapnyaTelevisi, sebagai salah satu sumber hiburan, memiliki dampak yang signifikan pada tumbuh kembang anak-anak.
Baca SelengkapnyaATVSI meminta pemerintah segera mengubah regulasi pada undang-undang yang sudah dianggap tidak relevan dengan kondisi saat ini.
Baca SelengkapnyaDulunya ingin masuk kedokteran, pria yang berdiri di samping Megawati kini menjadi sosok ternama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKlakson telolet dapat membuat komponen vital pada bus tidak berfungsi optimal dan sangat rawan mengalami malafungsi.
Baca SelengkapnyaKembali merebaknya tren ini ternyata menyimpan bahaya tersendiri.
Baca SelengkapnyaIde Ridwan Kamil akan menyediakan mobil curhat jika dirinya terpilih sebagai Gubernur Jakarta dikritik netizen.
Baca SelengkapnyaPenyuluhan literasi ini mengedukasi siswa mengenai, bagaimana memilah konten media
Baca Selengkapnya