Kapal Karam di Labuan Bajo Pernah Tenggelam, Wisatawan Minta Polisi Turun Tangan
Merdeka.com - Kapal wisata Tiana terbalik dan tenggelam di perairan Batu Tiga, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (21/1). Meski tidak merenggut korban jiwa, namun wisatawan yang ada di kapal nahas itu meminta polisi dan aparat terkait mengusut sejumlah kejanggalan, termasuk penggunaan kapal bekas tenggelam.
Melayani rute Labuan Bajo-Pulau Padar-Labuan Bajo, Kapal wisata Trian bermuatan 17 orang, terdiri dari 13 wisatawan dan 4 kru. Warga negara asing mendominasi turis yang menumpang kapal itu.
Seorang penumpang asal Pekalongan, Khouw Cynthia Josephine Kosasih (26) bercerita dia bersama sang ayah berwisata ke Labuan Bajo secara mandiri. Agen travel yang dia pesan diduga bekerja sama dengan travel lainnya, sehingga saat tiba mereka dijanjikan akan memberikan kapal bernama Nadia dengan satu kamar master dan satu kamar privat.
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Di mana kapal tenggelam itu ditemukan? Pada 2018, Departemen Penelitian Bawah Air Universitas Antalya menemukan bangkai kapal yang diperkirakan berasal dari tahun 1600 SM tersebut di lepas pantai barat Provinsi Antalya.
-
Kenapa kapal itu tenggelam? Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk. 'Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
Saat tiba di dermaga Labuan Bajo, dia dinaikkan ke kapal bernama Tiana. "Saya kaget sekali karena kapal ini nggak sesuai seperti yang saya order, saya protes dong. Terus ada beberapa orang luar negeri yang datang dan kapal yang dipesan nggak sesuai. Mereka pesan kapal lain, tapi naik kapal lain," jelas Khouw Cynthia Josephine Kosasih.
Saat mereka protes karena kapal yang ditumpangi tidak sesuai pesanan, kru kapal menjelaskan bahwa kapal Tiana lebih baru daripada kapal Nadia yang dipesan sebelumnya. "Mereka bilang kamu di sini aman karena kapal ini lebih baru dari Nadia, sehingga saya tidak protes lagi dan kami menginap di situ," ungkap Cynthia.
Setelah dari Pulau Komodo dan ingin melihat spot pari manta di trip hari kedua, kapal yang mereka tumpangi tiba-tiba oleng ke kanan. Seluruh barang bawaan seperti handphone, KTP, pakaian, tenggelam dan hilang.
"Saya sangat ketakutan sekali, untung pintu kamarnya saya nggak kunci, kalo kunci saya nggak tahu lagi nasib saya bagaimana. Nggak ada live jacket di dalam kamar, nggak ada palu darurat bahkan kru kapal nggak briefing sebelum berlayar. Sehingga saat kejadian kita bingung dan panik," protesnya.
Kapal Bekas Tenggelam
Cynthia menambahkan, saat dievakuasi oleh tim SAR gabungan dia baru tahu bahwa yang mereka tumpangi tersebut merupakan kapal bekas dan pernah tenggelam bersama wisatawan.
"Aneh ya kapal pernah tenggelam lalu memakan korban jiwa dan kembali dapat lisensi dan di-branding lagi, berlayar lagi, bawa penumpang lagi, itu saya pertanyakan sih," katanya.
Cynthia kembali mengungkapkan, saat kapal yang mereka tumpangi tenggelam CV Wisata Alam sebagai penanggung jawab kaget. Bahkan mereka tidak tahu seluruh wisatawan dipindahkan dari kapal Nadia ke kapal Tiana.
"Saya bingung sekali. Ibu saya itu tidak bisa berenang, dia tidur di kasur tapi tiba-tiba masuk ke dalam air. Kalo begini siapa yang tanggung jawab, apakah dengan uang itu bisa cukup untuk kompensasi? Itu sih pertanyaan saya untuk pengelola kapal," tambahnya.
Dia meminta pihak kepolisian untuk mengecek kembali dokumen kapal-kapal wisata yang beroperasi di Labuan Bajo, sehingga wisatawan tidak menjadi korban kelalaian. "Kapal-kapal yang karam itu dihancurkan saja lah, atau dibuat rumah bagi ikan-ikan supaya tidak diperbaiki untuk angkut turis lagi. Korban-korban ini hari semuanya orang luar negeri, hanya saya yang lokal. Kasihan paspor, pakaian dan barang berharga semuanya hilang," tutupnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nakhoda dan ABK langsung dibawa ke Polres Tapanuli Tengah untuk diminta keterangannya.
Baca SelengkapnyaSebuah kapal Speedboat KM. Pari Kudus terbalik di Kepulauan Seribu hari ini, Senin (11/3) sekitar pukul 15.30 WIB.
Baca SelengkapnyaKapal Wisata bernama KM Duta Samota dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang membawa 33 wisawatan asing ke Labuan Bajo kandas di perairan Pulau Kelor.
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca SelengkapnyaArif menuturkan, usai dievakuasi di dermaga setempat, beberapa korban yang membutuhkan perawatan medis dibawa ke rumah sakit dan dijemput keluarga.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, penyebab kebakaran dan jumlah awak kapal wisata Sea Safari yang berada di dalamnya masih belum diketahui.
Baca SelengkapnyaPencarian seorang WN Taiwan yang hilang akibat kapal speedboat terbalik dan tenggelam di Kepulauan Seribu membuahkan hasil. Korban dilaporkan telah ditemukan.
Baca SelengkapnyaBeruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaPenumpang perahu penyeberangan adalah warga yang akan menyeberang dari Lanto menuju ke desa mereka usai menghadiri HUT Kabupaten Buton Tengah.
Baca SelengkapnyaSementara terkait apakah ada korban jiwa atau tidak, belum mengetahui secara pasti karena masih dalam upaya proses penyelamatan.
Baca SelengkapnyaKapal kargo yang dinahkodai Kapten Pattahudin itu karam dan tenggelam saat hendak berlabuh di Pelabuhan Tenau Kupang.
Baca Selengkapnya