Kapolres Manggarai Barat Diduga Aniaya Anak Buah, Ini Penyebabnya
Merdeka.com - Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), AKBP Felli Hermanto diduga menganiaya anggotanya bernama Bripka Samsul Risal. Korban akhirnya dirawat di rumah sakit setempat, Kamis (26/1).
Dugaan penganiayaan atasan terhadap bawahan itu diduga dipicu persoalan air. Namun hal ini dibantah Wakapolres Manggarai Barat, Kompol Sepuh Siregar.
Dalam keterangannya, Sepuh Siregar menjelaskan bahwa secara periodik pimpinan selalu melakukan pengecekan kesiapan anggota maupun markas komando.
-
Bagaimana anggota polisi terluka? Dia memaparkan, provokator dalam peristiwa itu sudah diamankan di Polresta Jambi.
-
Apa yang dilakukan polisi pada korban? Sesampainya di ruangan, pintu malah dikunci dari dalam'Sedangkan kedua teman korban menunggu di ruangan lainnya, singkat cerita di ruang tersebut terjadi dugaan tindak pencabulan itu,' kata KBO Satreskrim Polres Belitung, IPDA Wahyu Nugroho dalam konferensi pers di Polres Belitung.
-
Siapa yang dituduh melakukan kekerasan? Menurut Vanessa, Yudha Arfandi lah yang melakukan tindakan kekerasan terhadap Tamara Tyasmara.
-
Apa yang terjadi pada perwira tersebut di dalam tahanan? Dalam video, tampak sekumpulan pria berpakaian serba oranye, bertuliskan 'Narapidana Militer'. Sementara tentara yang menjadi tahanan baru, mengenakan seragam loreng dan dipajang di tengah lapangan. Pangkat yang melekat di pundaknya tidak ada artinya. Perwira itu digojlok oleh para tahanan senior. Perwira itu diperintah untuk menyebutkan nama dan pangkatnya.
-
Apa yang dilakukan Panglima TNI terhadap kasus ini? Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memastikan proses hukum terhadap anggotanya yang melakukan pelanggaran tindak pidana.
-
Kenapa Firli laporkan ancaman ke Kapolri? “Karena itu adalah tanggungjawab kepada Kapolri untuk mengungkap siapa yang menyuruh mengirim bunga, darimana bunga itu dikirim, kapan dibuat, siapa pemesannya. Itu tugasnya Kapolri,“ pungkasnya.
"Tidak benar masalah air itu. Pembinaan merupakan tanggung jawab pimpinan kepada seluruh anggota, agar menjadi anggota Polri yang lebih baik," tegasnya.
Menurut Sepuh Siregar, setiap anggota Polri harus memiliki kesiapsiagaan yang tinggi terhadap perkembangan situasi, apalagi akan adanya persiapan pengamanan Asean Summit 2023 di Labuan Bajo pada awal bulan Mei mendatang.
"Menghadapi Asean Summit ini, tentunya pimpinan menginginkan semua anggota memiliki kesiap-siagaan, rasa awas dan selalu waspada. Ditambah lagi hari ini ada pengecekan persiapan pengaman Asean Summit oleh Kapolda NTT," jelasnya.
Untuk kesiapsiagaan, pimpinan secara periodik melakukan pengecekan terhadap kesiapan anggota di Mapolres. Ditemukan anggota tersebut tidak memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat yang saat itu datang ke Pos Pelayanan Polres Mabar.
"Tadi pagi, bapak Kapolres mengecek kesiapsiagaan anggota, ditemukan ada beberapa anggota yang tidak disiplin salah satunya yang bersangkutan, sehingga pimpinan melakukan pembinaan," ungkap Sepuh Siregar.
Masih menurut Sepuh Siregar, terduga korban secara kepribadiannya sering melakukan pelanggaran dan sudah dilakukan proses kode etik.
Dalam waktu dekat akan dilakukan sidang kode etik, atas pelanggaran yang dilakukan oleh anggota tersebut.
"Tadi anggota tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit Siloam untuk mendapatkan perawatan, namun sebagai bentuk perhatian pimpinan sudah mengirimkan tim Dokkes Polres Mabar, untuk melakukan pengecekan terhadap kondisi korban di Rumah Sakit Siloam, kita masih menunggu perkembangan dari kondisi korban," tutup Sepuh Siregar.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa itu bermula dari klaim polisi yang mengenakan pakaian preman sedang melakukan razia.
Baca SelengkapnyaDidik mengaku instansinya akan bersikap profesional dalam penanganan kasus ini.
Baca SelengkapnyaReinhard menilai tindakan itu bukanlah pemukulan. Namun bagian dari hukuman terhadap anggotanya lantaran tak profesional ketika bertugas.
Baca SelengkapnyaSigit juga memerintahkan agar memberikan hukuman yang berat terhadap Dadang karena dianggap telah mencederai institusi Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaBripka M menjalani Patsus sembari menunggu sidang etik yang akan dilakukan Propam Polda Sulsel.
Baca SelengkapnyaPelaku harus ditindak tegas karena kasus tersebut telah mencederai institusi Korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan dilakukan FR kepada SR berusia 10 tahun viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKubu Keluarga korban juga meminta agar dibentuknya tim khusus.
Baca SelengkapnyaMM melakukan pemukulan terhadap anak AKBP S. Akibat pemukulan tersebut, MM harus mendekam di tahanan Polsek Maritengngae.
Baca SelengkapnyaPelaku tiba-tiba mendatangi korban dan langsung menikamnya dengan menggunakan badik.
Baca SelengkapnyaAdapun kronologi penembakan dua perwira ini diduga akibat proyek tambang ilegal
Baca SelengkapnyaKasus tersebut kini ditangani penyidik Propam Polda Sulbar.
Baca Selengkapnya