Kasus Dugaan Inses di Bukittinggi, Polisi Periksa 18 Saksi
Polisi terus menyelidiki kasus dugaan inses atau hubungan sedarah antara ibu dan anak di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).
Polisi terus menyelidiki kasus dugaan inses atau hubungan sedarah antara ibu dan anak di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).
Kasus Dugaan Inses di Bukittinggi, Polisi Periksa 18 Saksi
Penyidik Polresta Bukittinggi bahkan telah memeriksa 18 saksi terkait kasus itu. Mereka juga telah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit jiwa.
Kasus ini menyeret nama Wali Kota Bukittinggi Erman Safar terkait pencemaran nama baik dan penyebaran berita bohong. Kasus ini memang diungkap Erman ke publik di hadapan para peserta sosialisasi beberapa waktu lalu.
"Dalam kasus ini kami sudah memeriksa 18 saksi terkait," kata Kasat Reskrim Polresta Bukittinggi AKP Fetrizal melalui pesan WhatsApp, Kamis (27/7).
Pemuda terduga pelaku inses itu sedang diobservasi
di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) HB Saanin, Padang, untuk memastikan apakah keterangannya bisa dipakai atau tidak.
"Untuk MA sekarang kita sedang observasi di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) HB Saanin, Padang," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, skandal persetubuhan antara ibu dan anak tersebut disampaikan pertama kali oleh Wali Kota Bukittinggi Erman Safar. Dia mengtakan, perbuatan itu sudah terjadi selama bertahun-tahun.
Kasus itu diungkap Erman pada saat acara Sosialisasi Pencegahan Pernikahan anak di Rumah Dinas Wali Kota Bukittinggi pada Rabu (22/6). Dia mengatakan, ada warganya sejak duduk dari bangku SMA berhubungan badan dengan ibu kandungnya. "Anak kita dari SMA sampai usia 28 tahun berhubungan badan dengan Ibu kandungnya," katanya melalui rekaman suara yang diterima merdeka.com, Kamis (22/6).
Dia memaparkan kasus tersebut sudah ditangani Pemerintah Kota Bukittinggi. Pemuda itu saat ini sudah dikarantina. "Bapaknya ada? Bapaknya ada di rumah. Ibunya berusia 51 tahun dan Bapaknya 83 tahun. Dunia sudah tua," katanya. Informasi yang disampaikannya membuat Erman dilaporkan ke polisi dengan tuduhan membuat hoaks. Wali Kota Bukit Tinggi ini pun angkat suara terkait laporan itu.
Dalam video yang diterima merdeka.com, Erman mengaku mendapat informasi itu dari lembaga resmi yang memperoleh izin dari Kementerian Sosial bahwa ada warganya di Bukittinggi yang sedang direhabilitasi. Dia kemudian melakukan kunjungan ke tempat rehabilitasi itu. Pihak pengelola menyampaikan diduga ada anak yang berhubungan dengan Ibunya. "Saya tanya langsung kepada anak yang bersangkutan, dan anak menyampaikan hal yang sama. Dan itu mengagetkan saya. Harusnya perbuatan itu tidak terjadi di tengah masyarakat kami. Itu sekitar tiga bulan lalu," katanya.
Erman mengatakan dirinya mulai mengungkap kasus tersebut saat melakukan sosialisasi soal bahaya pernikahan di usia dini. Dia mengaku mengungkap kasus inses itu karena tema acara itu "Waspada Pernikahan Dini".
Erman mengatakan dirinya mulai mengungkap kasus tersebut saat sosialisasi bahaya pernikahan usia dini.
"Di sana (saat kegiatan sosialisasi) saya sampaikan informasi-informasi penyimpangan seksual karena temanya itu waspada pernikahan di bawah usia. Saya sampaikan keadaan-keadaan dengan bentuk informasi yang sudah kami olah lebih general begitu, tidak menyebut nama, bahwa di Bukittinggi ini kami mendapatkan informasi ada anak yang berhubungan dengan orang tuanya, lalu juga LGBT, lalu korban pelecehan seksual anak, lalu bahaya narkoba, saya sampaikan," ungkap Erman.