Kasus Mbah Priok dan hukum rimba di Indonesia
Merdeka.com - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, banyaknya konflik yang terjadi sekarang ini disebabkan menurunnya wibawa aparat penegak hukum. JK menambahkan, yang terjadi kemudian adalah adanya pikiran hukum rimba di Indonesia.
Jika melihat ke belakang, JK yang hadir sebagai pembicara di Sarasehan Kebudayaan di Ballroom Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Minggu, (15/7), menjelaskan, pikiran hukum rimba dimulai pada saat terjadinya peristiwa bentrokan saat penertiban makam Mbah Priok.
"Dimulai hukum rimba itu pada saat peristiwa Tanjung Priok. Pada saat peristiwa Tanjung Priok, tiga polisi meninggal. Polisi pamong Praja juga namanya polisi," kata JK.
-
Apa yang terjadi di Polres Solok Selatan? Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar tega menembak mat temannya sendiri, Kasat Reskrim Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar.
-
Kenapa TNI menganiaya KKB? 'Karena ada informasi dari masyarakat yang menyatakan akan adanya pembakaran Puskesmas di Omukia Kabupaten Puncak. Nah kemudian terjadilah tindakan kekerasan ini,' sambungnya.
-
Kenapa ketua KPPS dibacok? Pemicunya karena saat pencoblosan siang harinya pelaku kesal istrinya yang hamil meminta didahulukan mencoblos tetapi tidak digubris korban. OS tetap menyuruh istri pelaku mencoblos sesuai antrean.
-
Bagaimana ketua KPPS dibacok? Dia membacok kepala korban hingga terluka parah di bagian kiri.
-
Kenapa Jenderal Soekanto menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan? Sesuai pesan RS Soekanto, dia menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Dia meminta dimakamkan satu lubang dengan istrinya di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
-
Apa yang terjadi pada tokoh PKI yang kebal peluru? Ada sejumlah tokoh PKI ternyata tak mempan ditembak. Mereka punya ilmu kebal peluru.
JK menambahkan, dalam peristiwa Tanjung Priok yang menewaskan tiga polisi pamong praja dan dibakarnya 62 mobil, tidak ada satupun orang yang ditangkap.
"Besoknya para habib, tokoh tiba-tiba diterima di istana, hanya polisi tidak berani tahan. Padahal itu semua kebohongan yang terjadi. Maka terpaksa TNI yang melakukan penyelidikan, bahwa itu kebohongan yang luar biasa yang dibuat oleh mereka di Tanjung Priok atas nama habib," jelas JK.
Ketua PMI ini juga mengatakan, jika masyarakat sudah berpikir, jika mereka membunuh secara ramai-ramai, maka mereka tidak dihukum, membakar secara ramai-ramai mereka tidak dihukum, maka dari situlah hukum rimba berjalan. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam beberapa tahun terakhir, sudah banyak kejadian naas tersebut yang merusak citra Kepolisian Tanah Air.
Baca SelengkapnyaKapolsek Cinangka beserta dua anggota tersebut dimutasi ke Pelayanan Markas Polda Banten dalam rangka Pemeriksaan Bidpropam Polda Banten.
Baca SelengkapnyaKabar terakhir, Koptu HB sudah diperiksa. Tetapi hingga kini status hukum terhadapnya masih mengambang.
Baca SelengkapnyaSatu anggota KKB yang tewas dalam baku tembak dengan TNI-Polri bernama Jen Aloka Taplo alias Dodi.
Baca SelengkapnyaKKB Tembak Prajurit TNI Praka Hendrik Fonataba Saat Patroli, Ini Kronologinya
Baca Selengkapnyapihak keluarga korban mendatangi Polres Pegunungan Bintang dan meminta pertanggungjawaban dari pelaku.
Baca SelengkapnyaPelaku harus ditindak tegas karena kasus tersebut telah mencederai institusi Korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaLaporan ke Bareskrim Polri dilakukan keluarga korban setelah tidak ada perkembangan penyidikan dari Polda Kalteng.
Baca Selengkapnya"Kasus ini sangat memprihatinkan, korban tewas sia-sia karena perilaku oknum yang brutal," kata Habiburokhman.
Baca SelengkapnyaKeduanya merupakan anggota KKB pimpinan Lekagak Telenggen.
Baca SelengkapnyaAKP Dadang Iskandar, dijatuhi hukuman etik berupa pemberhentian dengan tidak hormat dari kepolisian atau PTDH.
Baca SelengkapnyaKuasa hukum Pegi Setiawan Kecewa dengan keputusan polisi tersebut.
Baca Selengkapnya