Kasus 'papa minta pulsa' masuk jaringan sindikat penipuan WN China
Merdeka.com - Sebanyak 148 pelaku kejahatan cyber crime yang merupakan Warga Negara China telah diamankan oleh Tim Gabungan Polda Metro Jaya dan Mabes Polri dari tiga lokasi, yakni Jakarta, Surabaya, dana Bali. Direktur Tindak Pidana Cyber Crime Bareskrim Pol Brigjen Fadhil Imran menjelaskan, pelaku kejahatan yang dilakukan para pelaku mirip dengan dua kelompok internasional lainnya seperti Nigerian Interprise dan kelompok IS Eropa seperti Bulgaria dan Rumania.
"Yang sering melakukan penipuan tiga garis besar, Nigering interprise, kelompok Is Urope Eropa Timur yang sering melakukan skining, kemudian kelompok telekomunication proud ini yang dari Tiongkok dan Thaiwan," kata Fadil di Polda Metro Jaya, Senin (31/7).
Fadil melanjutkan, di Indonesia ada juga kelompok serupa yang biasa dikenal dengan sebutan penipuan 'Papa Minta Pulsa'.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Dimana penipuan terjadi? Pasangan ini memiliki sebuah pusat terapi di Kanpur, Uttar Pradesh, di mana mereka diduga meyakinkan orang-orang bahwa proses penuaan mereka dipercepat oleh polusi udara yang parah.
-
Bagaimana cara penipuan online dilakukan? Penipuan online juga nggak kalah canggih. Saya pernah dapet email dari pangeran Nigeria. Katanya mau bagi warisan 10 juta dolar. Saya mikir, 'Wah, lumayan nih, bisa buat modal nikah.' Tapi habis itu saya sadar, 'Emang kenapa juga pangeran Nigeria kenal saya?'
-
Apa penipuan yang marak terjadi saat ini? Beredar unggahan di media sosial terkait tawaran pinjaman bagi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya dengan menghubungi nomor WhatsApp.
-
Dimana penipuan itu terjadi? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
"Seperti yang sering ditangkap Jatanras seperti salah satu yang di Sulawesi Selatan," kata Fadil.
Dengan ditangkapnya para pelaku di Indonesia dengan tiga lokasi berbeda, mantan Direktur Kriminal Khusu Polda Metro Jaya ini berpesan kalau kasus ini masalah seluruh negara.
"Ini menjadi masalah kita bersama, masalah transnasional crime," pungkasnya.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Himawan berharap agar masyarakat harus lebih teliti dalam menerima setiap informasi.
Baca SelengkapnyaMereka mampu menggaet pelaku melalui aplikasi dating Tinder, Bumble, Okcupid, Tantan dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaFakta Baru Peretasan HP Jenderal Bintang Dua: Pelaku Ayah & Anak, Belajar Meretas Otodidak
Baca SelengkapnyaKomplotan pencurian merupakan sindikat internasional yang beraksi di pelbagai daerah Indonesia.
Baca SelengkapnyaAset yang disita diduga hasil tindak pidana penipuan sindikat yang beroperasi dari Dubai.
Baca Selengkapnyakasus bermula dari 189 laporan polisi tersebar di sejumlah Polda.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar warga di berbagai negara yang sering kena tipu info pekerjaan.
Baca SelengkapnyaTersangka SZ terlibat dalam kasus penipuan online berkedok like dan subscribe pada konten tertentu.
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku diberi upah 15 juta per bulan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaOtaki Penipuan Online dengan Korban 800 Orang, WN China Ditangkap Bareskrim
Baca SelengkapnyaKasus penculikan online terdengar aneh, tapi ini nyata. Tebusannya uang miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaPolisi mendalami kasus peretasan handphone Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi. Mereka menduga ada jaringan lebih besar dari empat pelaku yang sudah ditangkap.
Baca Selengkapnya