Kebakaran hutan seluas 5 hektare di puncak Merbabu dipadamkan
Merdeka.com - Kebakaran hutan yang sempat terjadi di puncak Gunung Merbabu saat ini dilaporkan telah berhasil dipadamkan. Petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama Dinas Kehutanan (Dishut) dan masyarakat pemadam api kini telah melokalisir area kebakaran hutan agar tidak menjalar ke rumah-rumah warga.
Kepala BPBD Jawa Tengah, Sarwa Pramana, mengatakan hingga saat ini petugasnya dibantu relawan Dinas Kehutanan telah memadamkan api yang membakar lahan seluas 5 hektare di puncak Gunung Merbabu. Menurut Sarwa, lahan seluas 5 hektare itu berada di tiga titik yang berdekatan dengan tiga desa wilayah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
"Ada lahan seluas 2 hektare di dua titik yang kedapatan terbakar dan satu lagi ada lahan 3 hektare yang berjarak 2 kilometer dari puncak gunung. Namun, saat ini sudah bisa dipadamkan oleh rekan-rekan relawan di sana," tegas Sarwa, kepada merdeka.com, Jumat (17/10).
-
Bagaimana petugas menghentikan damkar? Ketika terjadi kebakaran dan akan ada kereta api yang akan melintas, petugas di perlintasan dan relawan memberhentikan damkar yang akan melintas, dengan memberi isyarat bendera merah dan tangan agar berhenti sejenak, “ tulis keterangan di video.
-
Bagaimana peran pemerintah dalam mengatasi kebakaran hutan? Diperlukannya peran dari pemerintah untuk membuat kebijakan yang bisa memberikan keuntungan bagi kedua pihak. Serta tidak menyebabkan kerugian bagi penduduk dan alam. Sikap tegas dan kebijakan yang sesuai terhadap pelaku kejahatan dan kerusakan hutan.
-
Bagaimana cara memadamkan kebakaran TPA Suwung? Helikopter akan beroperasi di Bali sampai kebakaran TPA Suwung betul-betul dinyatakan berakhir dan api padam total,' ujarnya.
-
Apa yang dipantau dari pohon di sekitar gunung berapi? Temuan ini memberikan wawasan baru tentang manfaat karbon dioksida dan air vulkanik untuk pepohonan dan vegetasi di sekitar kawasan vulkanik. Studi ini mengungkap bahwa peningkatan stres tanaman yang disebabkan oleh kenaikan suhu tanah dan emisi sulfur dapat dideteksi lebih awal oleh satelit jenis tertentu dibandingkan dengan metode pemantauan lainnya.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kebakaran? Para pejabat, termasuk direktur museum, telah mengungkapkan kekhawatiran tentang kurangnya investasi yang berdampak pada keselamatan koleksi yang berharga.
-
Bagaimana masyarakat Wehea menjaga hutannya? Masyarakat Adat Wehea lalu membentuk Petkuq Mehuey atau penjaga hutan. Lembaga ini beranggotakan pemuda-pemuda Suku Dayak Wehea yang bertugas melakukan penjagaan hutan secara bergantian.
Lebih lanjut, Sarwa mengungkapkan pihaknya sempat mengkhawatirkan kebakaran hutan itu merusak permukiman warga. Pasalnya, kobaran api di atas lahan kering seluas 5 hektare itu dilaporkan sempat menjalar ke rumah warga di Boyolali.
Namun demikian, hal tersebut akhirnya mampu dilokalisir oleh para relawan dengan meminimalisir lokasi kebakaran. "Untuk saat ini, informasi yang kami dapatkan dari relawan di sana sudah selesai dipadamkan. Dari Dinas Kehutanan pun juga telah melaporkan hal serupa," terang Sarwa.
Sarwa menyebut, kebakaran hutan di puncak Merbabu dipicu human error dan kondisi itu diperparah oleh temperatur udara yang meninggi sejak sebulan terakhir. Saat ini, Sarwa telah memastikan kebakaran itu tidak terlalu merusak ekosistem tumbuh-tumbuhan lantaran api lebih banyak membakar alang-alang yang berada 2 kilometer dari rumah warga di Kabupaten Semarang.
"Kami kini terus memantau kesiapsiagaan warga dan relawan dalam memadamkan api di sana," terang Sarwa.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada siang hari, Minggu (21/1), awan panas yang muncul dari Gunung Merapi. Beberapa daerah di sekitaran Merapi terkena dampak hujan abu.
Baca SelengkapnyaSalah seorang pencari rumput mengaku pernah melihat sosok kera putih yang besarnya seukuran kambing dewasa.
Baca SelengkapnyaSebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada masa Agresi Militer, terowongan itu dimanfaatkan para pejuang sebagai tempat bersembunyi.
Baca SelengkapnyaDari laporan karhutla hari ke-10 di Desa Suka Maju untuk sektor kiri api sudah dapat dikendalikan namun masih berasap.
Baca SelengkapnyaApi yang membakar ratusan hektare hutan dan lahan itu masih belum padam.
Baca SelengkapnyaWalaupun tinggal di tengah hutan, mereka mengaku sudah biasa merasakan kondisi seperti itu.
Baca SelengkapnyaJarak luncur awan panas 1.000 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng.
Baca SelengkapnyaTak ada satupun warga yang tahu kapan makam itu berdiri
Baca Selengkapnya