Kemenkes: Nyamuk Wolbachia Baru Disebar di 3 Kota
Kemenkes meluruskan informasi yang beredar bahwa pemerintah menebarkan nyamuk mengandung bakteri wolbachia ke lima kota di Indonesia.
Kemenkes mengatakan, pemerintah baru menebarkan nyamuk wolbachia ke tiga kota. Bukan lima kota.
Kemenkes: Nyamuk Wolbachia Baru Disebar di 3 Kota
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluruskan informasi yang beredar bahwa pemerintah menebarkan nyamuk mengandung bakteri wolbachia ke lima kota di Indonesia.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah baru menebarkan nyamuk wolbachia ke tiga kota. Rinciannya, Kota Semarang, Kota Bontang, dan Kota Kupang.
“Baru 3 (kota). Peluncuran baru di Semarang, Bontang, dan Kupang. Ini juga bertahap penyebarannya,” kata Nadia kepada merdeka.com, Kamis (23/11).
Nadia mengakui, Kemenkes menargetkan menebarkan nyamuk wolbachia ke lima kota, yakni Kota Semarang, Kota Bontang, Kota Kupang, Kota Jakarta Barat, dan Kota Bandung.
Namun, khusus Kota Jakarta Barat dan Kota Bandung baru bisa direalisasikan pada 2024. Alasannya, Kemenkes menunggu kesiapan pemerintah daerah dan masyarakat.
“Kita selalu awali dengan penyiapan warga, sosialisasi, dan warga paham manfaatnya,” kata Nadia.
Kepala Sudin Kesehatan Kota Jakarta Barat Erizon Safari membenarkan belum ada penebaran nyamuk wolbachia di wilayahnya. Menurut dia, Pemprov DKI masih menunggu nota kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kemenkes.
“Masih menunggu MoU Pemprov dengan Kemenkes,”
kata Erizon.
merdeka.com
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, pihaknya sedang membahas MoU penebaran nyamuk wolbachia dengan Kemenkes.
"Belum, sedang berlangsung," singkat Heru.
Sebelumnya, Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kemenkes, Ngabila Salama mengatakan, pemerintah menebarkan nyamuk wolbachia ke lima kota di Indonesia. Nyamuk ini diyakini bisa menekankan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Lima kota tersebut adalah Kota Semarang, Kota Bandung, Kota Jakarta Barat, Kota Kupang, dan Kota Bontang. Nyamuk wolbachia itu disebar sejak awal 2023.
Ngabila menjelaskan, penebaran nyamuk wolbachia ini berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan dengue.
“Sebagai pilot project di Indonesia, dilaksanakan di lima kota yaitu Kota Semarang, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang dan Kota Bontang,”
jelas Ngabila melalui keterangan tertulis, Selasa (21/11).
merdeka.com
Dia mengatakan, nyamuk wolbachia telah diteliti sejak 2011 oleh World Mosquito Program (WMP) dan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Penelitian dilakukan melaui fase persiapan dan pelepasan aedes aegypti berwolbachia dalam skala terbatas (2011-2015).
Ngabila menambahkan, wolbachia merupakan inovasi yang baik, aman, efektif untuk menekan kasus DBD di Indonesia. Penggunaan wolbachia, kata dia, bahkan lebih efektif dibandingkan dengan penanganan DBD melalui pengasapan.
Ngabila meminta masyarakat tidak perlu khawatir ketika pada periode awal pelepasan wolbachia yang membuat populasi nyamuk di lingkungan sekitar menjadi lebih banyak.
Penggunaan nyamuk wolbachia, lanjut dia, tidak menjadikan manusia sebagai kelinci percobaan. Sebab, kehadiran bakteri wolbachia di tubuh nyamuk Aedes aegypti tidak akan bisa lagi menularkan virus ketika menggigit manusia.
Dia menjelaskan bakteri wolbachia tidak dapat hidup di tubuh manusia karena merupakan bakteri alamiah pada serangga yang ramah lingkungan, tidak mengganggu ekosistem, dan siklus hidup mikroorganisme lain.
“Selama beberapa bulan wolbachia dapat membuat nyamuk pembawa virus DBD mandul, sehingga meskipun tetap menggigit namun tidak memasukkan virus, dan angka kesakitan bisa turun,” jelas Ngabila.