Kenalkan Generasi Muda pada Tradisi, Masyarakat Adat Osing Dirikan Pesinauan
Merdeka.com - Kenalkan Generasi Muda pada Tradisi, Masyarakat Adat Osing Dirikan Pesinauan
Kenalkan adat tradisi pada generasi muda, komunitas adat Osing Banyuwangi mendirikan Sekolah Adat Osing 'Pesinauan' di Sawah Art Space, Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Pesinauan yang memiliki arti tempat belajar ini akan mengajarkan terkait budaya adat tradisi, kesenian, pertanian, bahkan masakan tradisional kepada generasi muda.
Ketua Pengurus Daerah AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) Osing Banyuwangi, Agus Hermawan mengatakan berdirinya sekolah adat ini dalam rangka mempertahankan dan melestarikan adat tradisi di wilayah komunitas adat Osing di seluruh Banyuwangi melalui media pembelajaran.
-
Bagaimana Banyuwangi mendorong penguatan seni budaya lokal? “Bukan berarti tradisi dan budaya kita menjadi hilang kesakralannya karena kita festivalkan. Namun, kita kemas lebih menarik dan kreatif menjadi sebuah atraksi seni yang bisa ditonton wisatawan. Kita tata bagaimana letak panggungnya, kita ajarkan pre eventnya.
-
Siapa yang berperan dalam membangun kemandirian anak? Orang tua bisa mulai mengajarkan anak untuk melakukan tugas-tugas sederhana secara mandiri, seperti memakai sepatu, mengganti baju, dan menggunakan kamar mandi sendiri.
-
Bagaimana Banyuwangi menekan angka anak tidak sekolah? Selain menerapkan kebijakan zero drop out, Banyuwangi juga menggelontorkan berbagai program untuk menekan anak tidak sekolah. Di antaranya program Akselerasi Sekolah Masyarakat (Aksara), untuk memfasilitasi warga berusia dewasa mengikuti pendidikan kesetaraan, terutama kesetaraan SMP (paket B) dan SMA (paket C).
-
Bagaimana cara sekolah tersebut mendukung bakat anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. 'Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?' tanya Hilman.'Iya,' jawab Boy.
-
Bagaimana cara Banyuwangi mengajarkan anak bermain tradisional? “Esensi pendidikan adalah mewujudkan kebahagiaan. Sisi ini tak boleh diabaikan. Untuk itu, perlu anak-anak diajak bermain dan diajarkan filosofi di balik permainan tersebut. Seperti halnya kebersamaan, gotong royong dan lain sebagainya,“
-
Siapa yang bisa ajarkan anak menjadi mandiri? Selain itu, sebagai orang tua, kita juga bisa merasa bangga melihat perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh anak-anak kita saat mereka tumbuh menjadi individu yang mandiri dan percaya diri.
"Sekolah ini adalah hasil inisiatif beberapa waktu lalu yang ide awalnya ingin membentuk sekolah adat Osing," kata Agus.
Sekolah adat ini juga dimaksudkan sebagai wadah kegiatan yang sebelumnya sudah berjalan oleh sejumlah komunitas dan pemuda. Seperti latihan mocoan lontar yusuf dan gerak dasar tari tradisi yang diikuti kaula muda.
Menurut Agus, perkembangan pariwisata Banyuwangi di bidang sosial budaya yang luar biasa ini harus diimbangi dengan pemahaman yang cukup supaya tidak melenceng dari filosofi tradisi itu sendiri. Dia mengaku khawatir jika nilai luhur secara turun temurun itu hilang, generasi muda mengenal tradisi hanya sebatas pementasan.
"Jika itu terjadi maka munculah yang namanya proses degradasi budaya," ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, sejumlah hal yang berkaitan dengan kearifan lokal akan diajarkan di sekolah ini agar dapat dipahami oleh generasi muda. Termasuk membahas tentang konsep pertanian masyarakat Osing dengan mengandalkan pupuk organik.
"Misalnya tradisi kebo-keboan atau seblang ini anak-anak harus diberi pemahaman, bahwa tradisi itu bukan hanya sekedar pementasan, namun ada nilai-nilai tersendiri," lanjutnya.
"Kearifan lokal ini akan jadi materi utama yang akan di-sinau. Misal bagaimana kultur masyarakat Osing yang agraris dalam mengelola lahannya," ungkapnya.
Selain berkonsepkan alam, sekolah ini juga memanfaatkan potensi masing-masing komunitas adat. Sehingga ke depan dalam perkembangannya setiap komunitas adat diharapkan memiliki kegiatan pembelajaran terkait kearifan lokal.
"Di Sawah Art Space ini hanyalah salah satu lokasi pembelajaran sekaligus sekretariatnya, namun untuk ruang kegiatan belajar mengajar juga akan dilaksanakan di kampung adat Osing lainnya dengan waktu pelaksanaannya yang sangat fleksibel," jelas Agus.
Senada, Hasan Basri Ketua DKB (Dewan Kesenian Blambangan) menilai sekolah adat ini merupakan salah satu bentuk upaya memperkuat adat tradisi lokal. Apalagi saat ini ritual adat sudah didukung oleh pemerintah daerah dalam bentuk promosi pariwisata yang tergabung dalam Banyuwangi Festival.
"Banyuwangi Festival sudah berhasil melakukan selebrasi ritual adat yang berdampak positif bagi perekonomian. Namun, di tengah gempuran moderenitas kita tidak boleh lengah untuk juga memperkuat pelaku, nilai, norma, dan filosofinya," ungkap Hasan.
Budayawan yang aktif di Dewan AMAN Daerah ini optimis, melalui sekolah adat ini dapat menjadi motor penggerak anak-anak muda secara mandiri untuk menjalankan nilai-nilai adat berdasarkan kesadaran. Sebab menurutnya, selebrasi adat yang dinilai sudah berhasil ini harus diimbangi dengan pondasi kesadaran untuk menjalankan nilai adat.
"Kami berharap eksistensi kegiatan pembelajaran yang mengangkat kearifan lokal ini terus berjalan dan berkembang di setiap komunitas adat," ujarnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Otorita IKN telah menunjukkan kepedulian signifikan terhadap pelestarian budaya lokal di tengah proses pembangunan IKN itu sendiri.
Baca SelengkapnyaKomunitas Konco Dolan merupakan sekumpulan anak muda yang peduli dengan potensi desa.
Baca SelengkapnyaBupati Trenggalek berharap anak muda bisa berkontribusi untuk Indonesia jadi lebih baik
Baca SelengkapnyaJumlah pemilih di Pemilu 2024 didominasi oleh generasi milenial.
Baca SelengkapnyaRatusan anak muda antusias mengikuti kompetisi menyanyikan gending (lagu) daerah.
Baca SelengkapnyaRibuan orang tua siswa di Banyuwangi telah mengikuti pendidikan parenting, Sekolah Orang Tua Hebat (Sobat), yang difasilitasi oleh Pemkab Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaKegiatan digelar pada tanggal 6-12 Agustus 2023 yang diikuti oleh 50 orang mahasiswa.
Baca SelengkapnyaInternalisasi nilai-nilai Pancasila harus diberikan secara bergotong royong
Baca SelengkapnyaPembangunan Ruang Kolaborasi untuk meningkatkan pariwisata di Lamalera.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini diharapkan mampu mendorong masyarakat mengenal lebih jauh upacara adat dari setiap daerah yang ada di Sleman.
Baca Selengkapnya