Follow
Kesal Diejek, Siswa SMA di Lubuklinggau Bunuh Siswi SMP
Merdeka.com - Kesal kerap diejek banci dan miskin, seorang siswa SMA berinisial AD (16) nekat menghabisi nyawa siswi kelas VIII SMP, Wiwik Wulandari (14). Jasad korban ditemukan di selokan dengan beberapa luka tusukan.
Peristiwa itu berawal saat pelaku menjemput korban di rumahnya di Jalan Mahoni, Kelurahan Tanjung Aman, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Jumat (17/5) siang. Lalu, korban dibawa ke rumah pelaku di kampungnya, Kelurahan Lubuk Tanjung.
Di sanalah terjadi pembunuhan. Pelaku menusuk perut korban sebanyak tiga kali hingga tewas. Jasad korban diletakkan di parit dengan posisi telungkup.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Apa yang dilakukan para pelaku terhadap korban? 'Dalam kondisi terjatuh, para tersangka mengambil barang-barang korban. Mereka kemudian meninggalkan korban dalam kondisi mulut tertutup lakban tanpa menggunakan pakaian,' kata AKBP Panungko.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
-
Siapa yang menusuk korban? Korban atas nama Yosep Pulung tewas usai ditikam Orang Tak Dikenal (OTK) di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, Kamis (4/4) kemarin.
Kasatreskrim Polres Lubuklinggau AKP Rivou Lapu mengatakan, tersangka ditangkap di rumah tanpa perlawanan, Sabtu (18/5) dini hari. Penangkapan berdasarkan rekaman CCTV yang menunjukkan tersangka dan korban seperti bertengkar.
"Begitu kami tangkap ada baju tersangka yang dikenakan saat pembunuhan, tapi sudah dicuci dan dijemur. Dia mengakui perbuatannya," ungkap Rivou.
Dari pemeriksaan, tersangka mengaku kesal kerap diejek banci dan dibilang miskin oleh korban. Keduanya memang saling kenal dan kerap bermain bersama.
"Modusnya karena sering diejek banci dan miskin," ujarnya.
Atas perbuatannya, tersangka dikenakan Pasal 338 KUHP dengan ancaman separuh dari kurungan penjara karena masih terbilang anak-anak. Barang bukti diamankan berupa pakaian korban dan tersangka, sementara pisau yang digunakan dalam pembunuhan masih dicari.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rekomendasi
Pelaku diduga membunuh korban dengan cara membekap mulutnya. Setelah tewas, korban disetubuhi secara bergiliran.
Baca Selengkapnya
Aksi keji kelakuan 4 bocah di bawah umur yang perkosa dan bunuh seorang siswi SMP di Palembang.
Baca Selengkapnya
Kasus bullying memang sangat sering terjadi, termasuk di Indonesia. Belum lama ini viral anak SMA di Banjarmasih menikam teman sekelas yang kerap membullynya.
Baca Selengkapnya
Mayat korban ditemukan mengenaskan terbungkus plastik di tempat pemakaman umum
Baca Selengkapnya
Warga menemukan tubuh siswi SMP itu tergeletak di pinggir jalan
Baca Selengkapnya
Korban ditemukan di Kampung Ciketing, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi.
Baca Selengkapnya
Jenazahnya ditemukan dalam keadaan terbaring dengan kepala bersimbah darah.
Baca Selengkapnya
Hanya satu tersangka yang dipenjara di lapas anak dengan waktu separuh masa hukuman orang dewasa.
Baca Selengkapnya
Korban tewas akibat kehilangan oksigen dan adanya bekas benda tumpul di bagian leher.
Baca Selengkapnya
Pelaku menggorok korban karena sakit hati kepalanya kena smash.
Baca Selengkapnya
Keempat tersangka adalah IS (16), MZ (13), MS (12), dan AS (12). IS adalah kenalan korban melalui Facebook baru dua minggu dan menjalin hubungan asmara.
Baca Selengkapnya
Sidang digelar secara tertutup di Pengadilan Negeri Klas I Palembang. Para pelaku didampingi keluarganya.
Baca Selengkapnya