Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah-kisah lucu di balik pertempuran heroik 10 November 1945

Kisah-kisah lucu di balik pertempuran heroik 10 November 1945 10 november. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Pertempuran 10 November 1945 diperingati sebagai Hari Pahlawan. Heroiknya rakyat Surabaya melawan Inggris menjadi bukti Bangsa Indonesia tak sudi dijajah.

Salah satu tokoh pertempuran itu adalah Sutomo yang terkenal dengan panggilan Bung Tomo. Dia menjadi pemimpin Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI). Bung Tomo pula yang menggelorakan perlawanan rakyat lewat pidato-pidatonya di radio.

Dengan suara lantang berapi-api, pidato Bung Tomo disiarkan Radio Pemberontak dan disebarluaskan jaringan lain.

"Sesungguhnya Surabaya adalah Indonesia dan Indonesia adalah Surabaya. Kehormatan Republik Indonesia dipertaruhkan di Surabaya," kata Bung Tomo.

Rakyat Indonesia tak gentar menolak ultimatum Inggris yang menyuruh mereka menyerahkan senjata. Mereka tahu tentara Inggris bukan prajurit sembarangan. Inggris adalah pemenang Perang Dunia ke-II yang mengalahkan aliansi Jerman di Eropa dan Imperium Jepang di Asia. Tapi buat rakyat, lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup sebagai bangsa terjajah kembali.

Pertempuran Surabaya juga menjadi bukti Bhinneka Tunggal Ika. Bukan hanya rakyat Surabaya yang berperang menghadapi Inggris. Pemuda Maluku, Jawa, Sumatera, Sulawesi, semuanya ikut bertempur di garis depan. Satu perjuangan, satu darah, satu Indonesia.

Banyak kisah menarik seputar pertempuran legendaris itu. Tak cuma yang gagah berani, ada juga yang lucu dan membuat senyum.

Berikut kisah-kisah tersebut seperti dituturkan Bung Tomo dalam bukunya yang berjudul 'Pertempuran 10 November 1945'

Bung Tomo malah ditawan pejuang

Dalam perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia, siapa yang tak kenal perjuangn Bung Tomo. Namun rupanya Bung Tomo punya pengalaman unik malah ditawan rekan-rekan sesama pejuang.Ceritanya saat itu Bung Tomo sangat populer karena pidato-pidatonya. Hal ini dinilai bisa membahayakan keselamatan Bung Karno. Maklum, banyak kaki tangan Belanda dan Inggris yang berkeliaran. Suatu hari datanglah satu pasukan bersenjata ke rumah Bung Tomo. Mereka menjemput dan menahan Bung Tomo. Hal itu membuat ibunda Bung Tomo sangat khawatir. Pada masa itu, dengan tuduhan mata-mata saja, seseoang bisa langsung ditembak mati.Bung Tomo pun merasa heran. Apa salahnya sampai ditawan para pejuang. Dia ditahan dengan dikawal seorang pemuda dengan pisau bayonet terhunus. Jika ditanya, para pemuda itu mengaku hanya menjalankan perintah."Akhirnya aku hanya memasrahkan diri kepada Tuhan," ujar Bung Tomo.Baru akhirnya saat pemimpin pemuda itu menghubungi Markas Besar Tentara semuanya menjadi jelas. Pemimpin Markas Besar Tentara Jawa Timur Dr Mustopo memerintahkan Pemuda Republik Indonesia (RPI) untuk melindungi Bung Tomo.Karena Bung Tomo bukan tentara atau polisi, maka tak bisa dikawal oleh aparat sehingga RPI yang ditugaskan. Nah, RPI ini salah menerjemahkan perintah. Mereka mengira 'melindungi' untuk Bung Tomo sama artinya dengan perintah untuk 'melindungi' antek-antek Belanda. Pada masa itu, kata 'melindungi' biasa digunakan untuk kode menangkap dan menahan antek-antek Belanda. Kira-kira sama artinya dengan kata-kata aparat 'mengamankan' pada saat ini yang artinya menangkap. Padahal perintah buat mereka melindungi Bung Tomo jelas untuk menjaga keselamatan Bung Tomo yang menjadi penyiar radio pejuang. Setelah sadar akan kesalahan ini mereka pun tertawa dan segera melepaskan Bung Tomo. Keluarga Bung Tomo pun lega bukan main saat mendengar suara anak mereka kembali mengudara sore harinya.

Tentara Sekutu pintar-pintar

24 Oktober 1945, dari pelabuhan sudah terlihat jelas armada Inggris akan memasuki Surabaya. Bersama mereka Belanda ikut membonceng.Rakyat Surabaya tak sudi lagi dijajah. Kepala Markas Besar Tentara Jawa Timur Dr Mustopo segera berbicara lewat corong Radio Surabaya. Apa yang diucapkan Mustopo adalah jeritan hatinya. Tapi kok malah memuji Inggris?"Jeritan yang diucapkan DR Mustopo dengan sepenuh jiwa dan hati tersebut kadang terdengar menggelikan sekali. Apalagi yang mengucapkannya seorang Kepala Markas Besar Tentara," kata Bung Tomo.Berikut bunyi pidato DR Mustopo:"NICA, NICA, NICA jangan mendarat. Inggris, kamu jangan mendarat. Kamu tahu aturan Inggris, kamu pintar, sudah sekolah tinggi. Kamu tahu aturan, jangan mendarat. NICA, NICA, NICA!"Namun Bung Tomo mengakui pidato DR Mustopo itu adalah cermin suara rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia yang saat itu tak berpendidikan saja tahu kedatangan Inggris akan mendatangkan banyak masalah.

Bayonet Jepang ditukar pisau dapur

Bung Tomo adalah salah satu pemuda yang aktif melobi Jepang untuk menyerahkan senjata pada para pejung Indonesia. Hal ini tak mudah, karena banyak tentara Jepang yang menolak menyerahkan senjata. Mereka beranggapan tugas mereka tetap menjaga ketertiban di Indonesia sampai sekutu datang.Awalnya bermodal kartu pers wartawan Domei, Bung Tomo membohongi prajurit Jepang. Dia mengatakan pembesar tentara Dai Nippon sudah setuju mengalihkan kekuasaan pada Bung Karno. Di tempat lain pun sudah banyak tentara Jepang yang menyerahkan senjatanya pada pemuda Indonesia untuk menghadapi Belanda."Demikianlah isapan jempol yang kuceritakan dengan semangat," kata Bung Tomo.Akhirnya tentara Jepang itu mau menyerahkan senjatanya. Di kesempatan lain, saat penyerahan senjata, seorang prajurit Jepang mengadu pada Bung Tomo. Dia mengaku pemuda Indonesia mau merampas bayonetnya. Padahal bayonet itu sangat penting baginya karena dia seorang tukang masak.Bung Tomo pun tak kehabisan akal. Dia menyuruh pemuda Indonesia itu untuk mencari pisau dapur guna ditukar dengan bayonet sang tentara Jepang.

Granat dilempar tak meledak

Kisah ini jadi bukti keberanian rakyat Surabaya. Tanpa pengetahuan dan pengalaman militer, mereka berani menghadapi tentara Inggris.Saat itu rakyat Surabaya mengepung penjara Koblen yang dijadikan pertahanan tentara Inggris dan Gurkha. Mereka melempari musuh dengan granat hasil rampasan tentara Jepang. Namun granat yang dilemparkan para pejuang itu tak meledak.Beberapa saat kemudian, tentara Gurkha 'mengembalikan' granat-granat tersebut ke arah para pejuang dan meledak semua. Banyak pejuang terheran-heran.Rupanya saat para pejuang itu melemparkan granat, mereka tidak tahu harus mencabut picunya terlebih dahulu. Pantas saja tak ada yang meledak."Mereka menyangka granat itu akan meledak dengan sendirinya jika terbentur tembok atau tanah," kata Bung Tomo.Bung Tomo menyesalkan kejadian itu. Dia menilai rakyat tak bisa hanya mengandalkan semangat dan keberanian untuk berperang. Di kampung-kampung kemudian digelar pelatihan kemiliteran, terutama soal persenjataan yang akan mereka gunakan.Namun jangan bayangkan latihan ini makan waktu berlama-lama. Kursus singkat ini hanya digelar beberapa jam saja karena situasi sedang genting.

Baca juga:Kisah ayah Rhoma Irama pimpin perang melawan BelandaKisah Kopassus bertempur cuma bawa peluru 10 butirKisah Pasukan Tank TNI menggempur musuh bak Film FuryPeduli lingkungan hidup, 11 warga raih penghargaanMakna Hari Pahlawan untuk Ahok: Tidak korupsi! (mdk/ian)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Peringatan Hari Pahlawan 10 November, Berikut Makna dan Cara Memperingatinya
Peringatan Hari Pahlawan 10 November, Berikut Makna dan Cara Memperingatinya

Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan.

Baca Selengkapnya
Hari Pahlawan 10 November: Sejarah, Makna, Tema dan Cara Memperingatinya
Hari Pahlawan 10 November: Sejarah, Makna, Tema dan Cara Memperingatinya

Memperingati Hari Pahlawan adalah salah satu cara menghargai jasa para Pahlawan. Namun apa itu Hari Pahlawan?

Baca Selengkapnya
Mengenang Pertempuran Ambarawa 20 Oktober 1945, Berikut Sejarahnya
Mengenang Pertempuran Ambarawa 20 Oktober 1945, Berikut Sejarahnya

Tepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.

Baca Selengkapnya
Potret Kereta Api pada Masa Pertempuran 10 November di Surabaya, Angkut Pribumi Mengungsi ke Luar Daerah
Potret Kereta Api pada Masa Pertempuran 10 November di Surabaya, Angkut Pribumi Mengungsi ke Luar Daerah

Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya tak bisa dilepaskan dari keberadaan kereta api.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah: Pelihara Bersama Semangat Juang Pahlawan
Said Abdullah: Pelihara Bersama Semangat Juang Pahlawan

Said mengingat lagi pada 10 November 1945 lalu yang dikenal sebagai Pertempuran Surabaya menjadi puncak perlawanan rakyat Indonesia.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah
Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah

Peristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Tokoh PKI Tak Mempan Ditembak, ini Yang Dilakukan TNI
Tokoh PKI Tak Mempan Ditembak, ini Yang Dilakukan TNI

TNI versus Tokoh PKI Kebal Peluru, apa yang dilakukan untuk melawan PKI?

Baca Selengkapnya
Sejarah Medan Area, Pertempuran Pemuda Indonesia Melawan Sekutu Pasca Kemerdekaan
Sejarah Medan Area, Pertempuran Pemuda Indonesia Melawan Sekutu Pasca Kemerdekaan

Konflik bermula ketika seorang penghuni hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh pemuda Indonesia.

Baca Selengkapnya
Pesan Terakhir Kapten Muslihat saat Gugur di Bogor, Minta Istri Beri Nama Anak 'Tubagus Merdeka' saat Melahirkan
Pesan Terakhir Kapten Muslihat saat Gugur di Bogor, Minta Istri Beri Nama Anak 'Tubagus Merdeka' saat Melahirkan

Tekadnya yang kuat membuat dirinya berani maju secara terbuka untuk menghadapi sekutu. Muslihat tak peduli meski hujan peluru terjadi di sana.

Baca Selengkapnya
Cerita Peltu Santuni Tugas di Timor Timur Saking Susahnya, Merokok Join Bareng Mayjen TNI Kunto 'Tinggal 2 Batang di Rokok 11 orang'
Cerita Peltu Santuni Tugas di Timor Timur Saking Susahnya, Merokok Join Bareng Mayjen TNI Kunto 'Tinggal 2 Batang di Rokok 11 orang'

Ada cerita menarik yang terungkap saat jatah rokok para prajurit TNI hanya tersisa dua batang saat pertempuran Timor Timur 1994 silam.

Baca Selengkapnya
Sosok Komandan Kopassus Bernyali Besar saat Operasi Seroja di Timtim, Gugur Terhormat Dihujani Peluru Musuh
Sosok Komandan Kopassus Bernyali Besar saat Operasi Seroja di Timtim, Gugur Terhormat Dihujani Peluru Musuh

Berikut sosok Komandan Kopassus yang bernyali besar saat Operasi Seroja di Timtim.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Merah Putih, Penyerbuan Markas Militer Belanda oleh Rakyat Manado untuk Pertahankan Kemerdekaan Indonesia
Peristiwa Merah Putih, Penyerbuan Markas Militer Belanda oleh Rakyat Manado untuk Pertahankan Kemerdekaan Indonesia

Puncak dari penyerbuan ini adalah pengibaran bendera merah putih di markas tentara Belanda di Bukit Teling.

Baca Selengkapnya