Kisah Linda, Sukses Jadi PKL hingga Terbang ke Tanah Suci
Merdeka.com - Banyak orang menggantungkan penghidupan dari berdagang di pinggir jalan. Tidak jarang diantara mereka cukup beruntung dan sukses.
Linda Safitri (32) salah satu contohnya. Sebagai pedagang kaki lima dia berhasil memenuhi kebutuhan keluarga dan mewujudkan impiannya.
Sejak Linda kecil, keluarganya menjadi pedagang kaki lima. Mereka menjual mie ayam bakso dan siomai menggunakan becak gerobak.
-
Apa yang sukses dari keluarga petani itu? Dalam unggahan tersebut disebutkan orang tua Leo adalah seorang petani yang hidup sederhana. Video itu sudah ditonton hingga lebih dari 2 juta kali dan mendapatkan banyak respons positif dari warganet.'Yang hebat bukan anaknya tapi ortunya,' tulis akun tiktok @_delxxx dalam kolom komentar.'Keren orang tuanya… ,' tulis akun @nuning_callista.
-
Siapa mantan TKW yang sukses berjualan bandeng? Berbekal keyakinan kuat meski dengan modal yang minim, Midah kemudian membaca peluang untuk memulai usaha kuliner ini.
-
Kenapa mi ayam Pak Suud laris? Banyak pelanggan yang terkesan dengan cita rasa mi ayam buatan Suud. Ini karena teksturnya sangat lembut dengan cita rasa gurih saat disantap.
-
Apa yang membuat mi lidi Si Umang sukses? 'Tarif segitu cukup mahal bagi kami tapi ternayta balik modalnya juga melampaui modal kita untuk endorse,' ucapnya.
-
Apa yang menjadi kunci sukses usaha Ibu dan Anak ini? 'Walaupun bahan bumbu mahal, saya tetap masak enak,' ujarnya. Widari mengaku senang jika pembeli yang makan masakannya senang.
-
Bagaimana penjual onde-onde ini sukses? Saat azan berkumandang ketika tengah berjualan, dirinya akan bergegas untuk menjalankan kewajiban sebagai umat muslim tersebut.'Asal tidak tinggalin salat, kalau lagi melayani pembeli terus azan ya saya tinggal. Alhamdulillah pembeli mengerti dan mau gimana, orang yang ngasih rame atau sepinya ini Allah,' kata dia.
"Kami sudah berjualan ini sejak umur saya 9 tahun," kata Linda, Rabu (28/8).
Hasil berdagang mie ayam bakso dan siomai itu bisa memenuhi kebutuhan keluarga Linda selama puluhan tahun. Bahkan 2 di antara 6 saudaranya sukses jadi sarjana.
"Abang saya jadi arsitek dan kakak saya jadi guru. Semuanya dari hasil berdagang ini," sebut warga Jalan Kapten Sumarsono Gang Mesjid ini.
Bukan hanya itu, Linda bahkan mampu menunaikan ibadah haji pada tahun 2018 lalu. Ongkos naik haji ditabungnya dari hasil berdagang. Tak puas hanya berhaji, Linda sedang berupaya mengumpulkan uang untuk umrah bersama ayahnya.
"Kemarin sudah terkumpul, tapi keluarga kami ada yang sakit. Mudah-mudahan bisa terkumpul lagi," harapnya.
Linda dan ayahnya sekarang berdagang di emperan depan Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan. Mereka berjualan di sana sudah cukup lama.
Namun, kini pedagang di sana mulai was-was. Mereka selalu khawatir karena sudah Satpol PP Kota Medan semakin sering melakukan penertiban.
Linda mengatakan, mereka ingin berjualan dengan tenang. Untuk itu mereka bersedia ditata.
"Syaratnya ya harga tempatnya jangan mahal," tutup Linda.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di tengah asanya membuat rumah, tabungan usaha miliknya direlakan jadi pelunas utang sang ibunda.
Baca SelengkapnyaKisah lima sahabat yang kini sama-sama sukses berhasil angkat derajat orangtua, walau dulu bisa kuliah karena beasiswa.
Baca SelengkapnyaDari generasi ke generasi, usaha bubur ini turun-temurun, menjadi bukti ketekunan dan dedikasi keluarga dalam mempertahankan usaha ini.
Baca SelengkapnyaKehidupan pasutri ini di rantau sudah terbilang serba cukup, tapi mereka memilih menjual seluruh aset demi bisa berkumpul dengan keluarga
Baca SelengkapnyaMasih ingat dengan pria wisudawan Poltekad yang sebelumnya berprofesi menjadi penjual gorengan. Berikut kabarnya kini.
Baca SelengkapnyaSeorang pengusaha ayam kremes asal Klaten menceritakan kisahnya membangun usahanya dari nol sampai sukses.
Baca SelengkapnyaMeski lulusan sarjana, wanita dan sang suaminya tak malu untuk berbinis ayam potong di gerobak.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2012, Amin memulai usaha berjualan bubur di Blitar. Awalnya Amin hanya menjual bubur bayi.
Baca SelengkapnyaMeski berprofesi sebagai pedagang tahu keliling, sang anak berhasil menyelesaikan pendidikan Bintara.
Baca SelengkapnyaSempat bingung hendak bekerja apa, kini Sutina jadi jutawan dari bisnis telur asin yang ia mulai kecil-kecilan
Baca SelengkapnyaPuluhan tahun berjualan, usaha Eddy ternyata membawa manfaat besar karena melahirkan para pelaku usaha baru.
Baca SelengkapnyaSempat merasa terpuruk karena keluar dari pekerjaan sebelumnya, ia kini justru meraup omzet hingga miliaran rupiah dari bisnis skincare.
Baca Selengkapnya