Komnas HAM buka lagi kasus pembunuhan Theys Eluay di Papua
Merdeka.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Pusat mulai membuka kembali kasus pembunuhan Theys Eluay dan hilangnya sang sopir Aristoteles Masoka pada 10 November 2001 di Kota Jayapura, Papua.
"Kami sudah mulai membuka kembali masalah pelanggaran HAM yang terjadi pada 13 tahun lalu (penculikan dan pembunuhan Theys dan Aristoteles)," kata Komisioner Komnas HAM Pusat Otto Nur Andullah ketika berkunjung ke Kota Jayapura, Rabu (10/12).
Seperti diberitakan Antara, dia mengatakan Komnas HAM Pusat tengah mempelajari salinan berkas dari Pengadilan Mahkamah Militer terkait kasus 13 tahun silam itu.
-
Apa kasus yang melibatkan Markus? Misalnya saja, ada Komisi Yudisial, Badan Pengawas, dan sebagainya. Secara aturan, hakim diyakini sulit untuk main perkara.'Ya sebetulnya bahwa regulasi itu sebenarnya sudah terlalu banyak, sudah banyak lah. Ada KY (Komisi Yudisial), ada Bawas (Badan Pengawasan), voorpost terdepan, ada KPT (Ketua Pengadilan Tingkat Banding), kemudian ada pengawasan lekat, dan tidak hentinya-hentinya pimpinan MA selalu memberikan pembinaannya,' kata Juru Bicara MA Yanto, Selasa (29/10).
-
Siapa yang menemukan Amaterasu? Salah satu instrumen tersebut adalah observatorium Telescope Array di Utah, AS, yang menemukan partikel Amaterasu.
-
Siapa yang menemukan Takahe? Namun, pada tahun 1948, mereka ditemukan kembali, dan sejak saat itu, populasinya terus bertambah.
-
Siapa yang menemukan korban? Penemuan berawal saat dua saksi hendak mengantar cabe ke pasar dengan mengendarai mobil.
-
Siapa yang menemukan jejak kaki moa? Dalam penelitian mereka, ahli paleontologi Museum Tūhura Otago, Kane Fleury, dan rekannya menemukan jalur tujuh jejak kaki Kyeburn ditinggalkan oleh anggota keluarga moa Emeidae, yang kemungkinan besar dari genus Pachyornis.
Dalam salinan itu, terungkap bahwa para pelaku pembunuh Theys mengakui bahwa sedang melaksanakan tugas negara. "Untuk kasus Theys karena sudah dipastikan bahwa para pelaku yang melakukan pembunuhan terhadap dirinya dan mengatakan bahwa mereka sedang melakukan tugas negara, itu yang memastikan bahwa ini adalah pelanggaran HAM berat," katanya.
Selain itu, hal lainnya yang didapatkan dari berkas tersebut yaitu Theys disiksa terlebih dahulu sebelum dieksekusi. "Yang kedua, dalam berkas itu, kita juga menemukan apa yang menimpa almarhum Theys adalah bukan pembunuhan secara langsung tapi ada penyiksaan terlebih dahulu. Jadi kasus itu memenuhi unsur pelanggaran HAM berat," katanya.
Untuk itu, Otto yang datang ke Jayapura bersama tiga orang rekannya menyampaikan bahwa Komnas HAM akan meng-examinasi kasus Theys dengan membentuk dua tim. "Jadi kasus ini mulai kita buka lagi, nanti berikutnya kami akan bentuk tim examinasi Theys, baik di tim Jakarta dan tim di Papua," tuturnya.
Ia menyambung, "Jadi kita minta para ahli hukum di Papua juga terlibat dalam melakukan examinasi terhadap putusan pengadilan yang ada kaitannya dengan almarhum Theys dan Aristoteles. Nanti hasil dari examinasi di Jakarta dan di Papua kita gabungkan, dan itulah yang kita ajukan ke pengadilan. Jadi prosesnya sudah berjalan," katanya.
Mengenai sopir almarhum Theys Eluay, yaitu Aristoteles Masoka yang belum ditemukan dan bahkan ada isu beredar telah mati dibunuh, Otto menyampaikan bahwa, "Yah itu kasus orang hilang, jadi kita tetap akan mengungkap dan mencarinya. Jadi hak dan kewajiban keluarga sebagai ahli warisnya untuk mengetahui keberadaan Aristotels. Dan juga sudah menjadi kewajiban negara untuk menjelaskan hal itu."
Pada 10 November 2001, Theys Hiyo Eluay dan Aristotels Masoka dikabarkan hilang dan diculik oleh orang tak dikenal. Sehari kemudian Theys ditemukan tewas di dalam mobilnya di Skouw, tak jauh dari perbatasan RI-PNG, sementara sopirnya Aristoteles Masoka sampai sekarang belum ditemukan. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua anggota KKB yang terlibat penembakan warga sipil dan aparat TNI di Puncak Jaya, Papua Tengah ditangkap
Baca Selengkapnya2 warga sipil asal Sulawesi Selatan dibunuh KKB, di Kabupaten Yahukimo, Papua Pengunungan
Baca SelengkapnyaPomdam Jaya masih menunggu hasil pemeriksaan tim autopsi untuk menjelaskan penyebab kematian pemuda asal Aceh yang diculik 3 anggota TNI.
Baca SelengkapnyaPentolan KKB Alenus Tabuni alias Kobuter dipindahkan dari Ilaga ke Timika, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Baca SelengkapnyaPengakuan Egianus pengerahan pasukan militer Indonesia dalam misi pembebasan Kapten Philips Mark Marthens melalui jalur udara
Baca SelengkapnyaPenyidik berupaya mendapatkan jejak elektronik atas kasus penculikan, penganiayaan, dan pemerasan terhadap Imam.
Baca SelengkapnyaAmnesty mengecam perlakuan tidak manusiawi diduga dilakukan prajurit TNI terhadap warga Papua tersebut.
Baca SelengkapnyaPenyidik Satreskrim Polres Nduga menyerahkan anggota KKB Papua, ED alias Altau kepada Kejaksaan Negeri (Kejari) Jayawijaya, Papua Pegunungan.
Baca SelengkapnyaTotal tersangka penculikan dan pembunuhan Imam Maksyur sebanyak enam orang.
Baca SelengkapnyaDi samping adanya korban baru, Kadispenad, Brigjen TNI Hamim Tohari juga mengungkap adanya tersangka baru dari sipil inisial MS.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di Jalan Dekai- Sarendala, Kabupaten Yahukimo.
Baca SelengkapnyaAnggota yang berpatroli melihat asap tebal dan mendapat laporan adanya supir truk yang dianiaya hingga meninggal.
Baca Selengkapnya