KPK sebut kinerja DPR tak jelas, asal bikin janji biar terpilih
Merdeka.com - Keluhan pejabat daerah dalam seminar antikorupsi mendapat perhatian dari KPK. Salah satu pimpinan KPK, Adnan Pandu Pradja memahami bagaimana ulah politisi di DPRD yang kadang menjegal kebijakan yang akan dilaksanakan pejabat terkait.
"Kalau saya menyebutnya kenakalan anggota dewan. KPK juga sudah memantau itu. Cirinya mereka asal bikin janji saja sebelum terpilih. Setelah terpilih, mereka tidak bikin rencana kerja. Setelah itu mekanisme kontrol ke mereka di Badan Kehormatan juga tidak jalan," kata Adnan Pandu di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (10/12).
Adnan mengungkapkan, cara-cara itu juga berlaku di politisi di Senayan yang menjegal pemerintah dalam program-program tertentu. Dia menyarankan, agar pemerintah daerah yang lain dan pemerintah pusat bisa mengadopsi cara yang digunakan Pemda DKI Jakarta dan Pemkot Surabaya dalam menundukkan arogansi politisi itu.
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
-
Siapa yang DPR minta tindak tegas? Polisi diminta menindak tegas orang tua yang kedapatan mengizinkan anak di bawah umur membawa kendaraan.
-
Apa yang diapresiasi DPR dari Kejagung? 'Kasus kakap yang telah diungkap pun nggak main-main, luar biasa, berani tangkap sana-sini. Mulai dari Asabri, Duta Palma, hingga yang baru-baru ini soal korupsi timah. Penerapan restorative justice juga terus meningkat setiap tahunnya. Dan selain itu, penyelenggaraan Adhyaksa Awards 2024 malam ini pun merupakan wujud nyata inovasi yang hebat dari Pak Jaksa Agung, pertama dalam sejarah. Ini bisa jadi daya pacu bagi seluruh jajaran untuk berlomba-lomba meningkatkan prestasi dan melayani masyarakat,' ujar Sahroni
-
Siapa yang pernah jadi anggota DPR RI? Sosok Romo Wisnoe yang begitu berpengaruh di tengah kelompok penghayat, menjadi magnet bagi partai politik saat itu. Sejumlah partai berebut menariknya menjadi anggota partai. Dan di era 1980-an, dia lolos menjadi legisltatif sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Golkar.
-
Apa yang didukung DPR? Mengomentari hal kebijakan itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menilai, permasalahan PMI di luar negeri begitu beragam dan membutuhkan pendampingan dari pihak Polri.
"Cara yang dilakukan Ibu Risma dan Pak Jokowi-Ahok bisa ditiru dalam hal menangani ganjalan dari DPRD. Hal itu juga bisa berlaku buat pemerintah pusat. Meskinya pusat bisa belajar dari dua daerah itu," terang Adnan.
Menurut Adnan, KPK sudah membicarakan hal itu dengan berbagai ahli akan polah politisi yang kerap mengganggu pemerintahan, baik pusat maupun daerah. Salah satunya dengan membuat rekam janji dari politisi sebelum menjabat dan meminta mereka menjabarkan program kerjanya.
"KPK rekomendasikan untuk suruh para politisi di DPR/D itu bikin program kerjanya saat menjabat. Biar masyarakat bisa cek semua janji saat kampanye. Tapi itu sulit tidak ada dalam undang-undang. Kalau tidak solusinya mungkin bisa seperti Ibu Risma dengan kontrol sistem elektronik. Mengkin namanya E-Politik. Di situ ditaruh berapa gajinya dan yang lainnya. Tapi kalau seperti itu politisi mana yang mau," papar Adnan.
Tak bekerjanya sistem pengawasan di Badan Kehormatan DPR membuat politisi pejabat di DPR/D sulit diawasi dalam kinerjanya. Menurut Adnan, satu-satunya cara dengan mengembalikan masalah itu ke partai politik masing-masing dan pengawasan oleh masyarakat dapil masing-masing.
"Ada beberapa ahli yang mengusulkan agar ada rekap janji dari politis dan ditagih saat terpilih oleh dapilnya. Tapi ada beberapa partai bilang itu diterapkan, karena ditakutkan akan dimanipulasi saat adanya proses antar waktu (PAW). (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penceramah kondang Dasad Latif sentil anggota DPR yang terkadang bersikap lebih hebat.
Baca SelengkapnyaTaryono menambahkan, pengesahan 1 RUU dari 47 Daftar RUU Prioritas 2024 merupakan potret buram kinerja legislasi DPR.
Baca SelengkapnyaDPR Banyak Dapat Kritik dari Rakyat, Puan Maharani ungkap sederet poin kritiknya.
Baca SelengkapnyaKomisi III DPR menggelar rapat kerja dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 1 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaNamun, dalam dalil penambahan syarat capres cawapres minimal punya pengalaman kepala daerah, dikabulkan oleh MK.
Baca SelengkapnyaMahfud mengatakan karena masalah tersebut, dapat meloloskan sosok seperti Ketua KPU maupun Ketua KPK saat ini.
Baca SelengkapnyaUnggahan Yenny lantas mendapat banyak komentar dari warganet.
Baca SelengkapnyaSebelumnya Wakil Ketua Komisi II DPR RI Junimart Girsang menyebut 70 persen komisioner KPU se-Indonesia tidak layak.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi III dari Demokrat Benny K. Harman mempertanyakan kepemimpinan para pemimpin KPK.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR dari fraksi Demokrat, Anita Jacoba meradang saat dihadapkan dengan pejabat Kemendikbudristek.
Baca SelengkapnyaBoyamin menegaskan kasus suap yang menyeret auditor maupun anggota BPK menunjukkan adanya integritas yang buruk.
Baca SelengkapnyaBaleg DPR berdalih putusan MK justru akan diakomodir di RUU Pilkada tersebut.
Baca Selengkapnya