Kronologi Aksi Tebar Uang di Kantor KPU Garut Versi NasDem
Merdeka.com - Ketua DPD Partai NasDem Garut, Diah Kurniasih mengatakan bahwa aksi tebar uang di area Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Garut pada Kamis (11/5), berlangsung spontan. Hal tersebut disampaikannya usai memberikan klarifikasi ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Garut, senin (22/5).
Diah menjelaskan bahwa aksi tebar uang yang dilakukan adalah untuk berbagi kebahagiaan dengan para kader.
"Karena setelah hujan reda, kebetulan Bacaleg kami yang duluan dan setelah itu kader juga yang hadir meminta saya naik, spontanitas lah, bukan ada maksud apapun, tidak. Kami memohon maaf tidak ada maksud kejadian itu adalah spontanitas kami, saya juga melihat kader-kader yang sudah hujan basah kuyup, nah itulah untuk membagi kebahagiaan lah, mungkin seperti itu waktu kejadian itu sebenarnya," jelas Diah.
-
Dimana massa menggeruduk kantor KPU? Sejumlah orang menggeruduk Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jayapura di jalan Abepura-Sentani, Distrik Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Jumat (15/3) malam waktu setempat.
-
Siapa ketua KPU DKI Jakarta? Keputusan itu ditetapkan Ketua KPU DKI Wahyu Dinata pada Sabtu, 9 Maret 2024.
-
Apa yang dilakukan KPU hari ini? Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar pengundian nomor urut pasangan calon presiden dan calon wakil presiden untuk di Pemilu 2024 hari ini, Selasa (14/11).
-
Apa yang dilakukan KPU? Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional serta penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024.
-
Siapa saja yang ikut demo di KPU? Soenarko menambahkan, aksi ini akan diikuti oleh sejumlah elemen masyarakat sampai beberapa organisasi relawan dari pasangan calon 01, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) dan paslon 03, Ganjar Pranowo - Mahfud MD.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
Dia menegaskan bahwa aksi tebar uang di KPU tidak direncanakan sama sekali. "Enggak atuh. Mungkin kalau direncanakan tidak akan seperti kejadian ini ya. Jadi kebetulan ada beberapa yang naik setelah untuk berbagi lah ya bukan nyawer," ucapnya.
Atas apa yang terjadi itu, Diah mengaku meminta maaf kepada KPU dan Bawaslu. Namun ia memastikan bahwa masyarakat yang menerima uang yang ditebar itu adalah kader-kader dari Partai NasDem.
"Bukan money politic, yang diberikan juga uang pribadi saya," katanya.
Walau begitu, Diah mengaku bahwa pihaknya akan tetap mengikuti proses yang saat ini sudah berjalan di Bawaslu Garut atas aksi tersebut.
"Ya kita ikutin proses. Kita bilang, kami khilaf karena mungkin ya itu spontanitas yang tidak ada rencana, jadi kita ikuti saja Bawaslu akan memberi kami apa, NasDem siap," ungkapnya.
Sementara itu Iwan Setiawan, Bacaleg yang pertama kali melakukan aksi tebar uang mengatakan bahwa ketika mendaftarkan para Bacaleg, dari Partai NasDem membawa grup kesenian dodombaan. Setelah selesai mendaftar, kondisi cuaca ketika itu diketahui hujan.
"Semua kader, Bacaleg kita juga kehujanan. Terus pekerja seni juga kehujanan, lalu saya naik dengan tangan yang spontanitas mengambil uang ke dompet karena pada pikiran saya kalau di tradisi seni dodombaan itu sudah identik dengan nyawer, salah satu apresiasi dalam kerja seni saya langsung saja spontanitas," dalih Iwan.
Meski begitu, Iwa menyebut bahwa apa yang dilakukan tidak sama sekali bertujuan untuk melecehkan KPU dan Bawaslu. "Tidak terbesit pikiran ke arah sana, hanya melihat antusias pekerja seni dan Bacaleg saja yang diguyur hujan tidak kabur. Jadi saya, bentuk ucapan terima kasih apresiasi kepada mereka saat itu (nyawer)," sebutnya.
"Kalau misalkan saya direncanakan, ya saya mungkin nyawernya tidak di KPU mungkin saya nyawernya di mana lah, di tempat hiburan atau di mana. Masa nyawer di tempat KPU, semua orang pun tau KPU itu bukan tempat joget ataupun tempat nyawer, karena kita spontanitas saja waktu itu," sambungnya.
Iwan juga mengatakan bahwa aksi sawer yang dilakukan oleh Ketua DPD NasDem Garut adalah karena paksaan dari para kader yang hadir.
"Sebenarnya ibu sudah mau pulang, cuman kader juga yang memaksa termasuk saya juga masa ibu sebagai ketua enggak nyawer gitu. Saya kan udah beres waktu itu jadi sebenarnya ibu dipaksa," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kantor Bawaslu DKI Jakarta DKI Jakarta menjadi sasaran aksi protes dugaan kecurangan Pemilu 2024, pada Kamis (7/3).
Baca SelengkapnyaKetua RT 01/RW 16 Cinere Depok memergoki Caleg DPR RI di Depok yang melakukan serangan fajar di masa tenang.
Baca SelengkapnyaBawaslu menemukan dugaan politik uang atau serangan fajar yang dilakukan oleh salah seorang Caleg DPR RI di Jakbar.
Baca SelengkapnyaGelombang pendemo kembali mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin 18 Maret 2023
Baca SelengkapnyaMembawa Samurai, Caleg NasDem Ngamuk dan Rusak Kotak Suara di TPS
Baca SelengkapnyaFR juga diduga sebagai pemilik senjata tajam yang disita petugas di dalam mobil serta tiga bom molotov di mobil lainnya.
Baca SelengkapnyaMassa dari berbagai aliansi ini bersuara lantang menolak Pemilu curang.
Baca SelengkapnyaPAN membawa bukti-bukti foto dan rekaman kamera CCTV pelaku perusakan
Baca SelengkapnyaMassa merupakan pendukung salah satu calon anggota legislatif.
Baca SelengkapnyaDari hasil penelusuran PBNU, Solihin merupakan pengurus DPW PKB Jabar.
Baca SelengkapnyaKerusuhan terjadi di Bima, sejumlah kotak suara dibakar
Baca SelengkapnyaSaat ini, kades yang diduga korupsi BLT dana desa ditahan di Rutan Polres Garut.
Baca Selengkapnya