Lahan diserang hama, desa di Banyumas gelar sayembara berburu tikus
Merdeka.com - Serangan hama tikus yang merajalela membuat petani di Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja Banyumas Jawa Tengah gerah.
Gagal panen yang dialami dalam musim panen lalu, menginisiasi perangkat desa setempat menggelar sayembara berburu tikus di lahan sawah desa. Sayembara yang digelar swadaya tersebut memperebutkan hadiah sebanyak tiga ekor kambing yang disediakan perangkat desa setempat.
"Kami gelar kegiatan ini secara swadaya, tanpa bantuan pemerintah atau pun dinas. Setiap perangkat menyumbang beras satu kuintal gabah untuk dijadikan hadiah dalam bentuk uang dan kambing," ujar Kepala Desa Pegalongan, Slamet Widodo, Selasa (13/9).
-
Mengapa petani di Banyumas terancam gagal panen? BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya atau biasa disebut dengan fenomena El Nino. Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Bagaimana cara petani menghadapi gagal panen? Para petani kini diimbau untuk menanam palawija, atau tanaman bukan padi, yang bisa tumbuh di tengah musim kemarau.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Kenapa rumah Anjasmara di sawah terbengkalai? Sayangnya, rumah tersebut sudah lama terbengkalai dan diketahui sudah tidak terawat lagi.
-
Apa kesulitan yang dialami Bapak Joko saat bertani? Joko tidak bisa memanfaatkan lahan di belakang rumahnya karena banyaknya hama yang tersebar. Hama-hama tersebut memakan semua padi milik Joko dan akhirnya membuatnya mengalami kerugian. Dari 1 hektar lahan yang ditanami padi oleh Joko, ia hanya bisa memanen beras sebanyak 25 kilo.
Gebyok tikus tersebut, jelas Slamet, diharapkan bisa memotivasi warga untuk bersama-sama dan bergotong royong membasmi hama tikus. Dikatakan Slamet, ada sekitar 110 hektare lahan sawah yang diserang dan mengalami gagal panen.
"Dalam gopyok tikus ini, warga yang berpartisipasi tidak diperkenankan menggunakan senjata tajam. Semua harus digunakan manual, sehingga banyak warga yang menggunakan bilah bambu dan tangan," ucapnya.
Sayembara berburu tikus di BanyumasDari pantauan, dalam waktu kurang dari dua jam, sedikitnya ratusan ekor tikus sawah berhasil ditangkap dan dibasmi. Untuk mengikuti sayembara tersebut, warga dibagi dalam beberapa kelompok yang tiap kelompoknya terdiri dari 10 orang.
"Kalau yang ikut sampai ratusan warga. Sayembara ini dilakukan dalam tiga hari dan ini merupakan hari pertama," lanjut Slamet.
Salah satu pegiat kelompok tani di Desa Pegalongan, Tri Yogo mengemukakan, saat ini ada beberapa lahan yang hasil panen padinya puso. Diakui Tri Yogo, ada salah satu pemilik lahan yang sawahnya puso hingga satu hektare.
"Kemarin ada yang sawahnya puso hingga luasan satu hektare. Kebetulan dapat pengganti dari asuransi pertanian karena lahannya puso sekitar Rp 7 juta untuk setiap hektare-nya," jelas Yogo.
Pengganti uang tersebut, jelas Yogo, masih jauh dari biaya kerugian yang dialami petani. Tetapi, lanjutnya, jumlah tersebut lebih baik daripada tidak ada pengganti.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.
Baca SelengkapnyaMenurut Atep, turunnya ratusan monyet dari bukit Tawilis diduga tidak ada makanan di habitatnya sehingga kemudian turun menyerang dan menjarah lahan warga.
Baca SelengkapnyaYulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.
Baca SelengkapnyaHama ini menyebabkan para petani kehilangan sawahnya hingga 200 hekatre siap panen.
Baca SelengkapnyaSerangan kawanan monyet itu membuat warga resah. Mereka juga menjarah makanan di warung-warung warga.
Baca SelengkapnyaBerbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus
Baca SelengkapnyaRibuan hektare sawah di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rusak akibat kekeringan. Seluas 254,1 hektare di antaranya puso atau tidak menghasilkan padi.
Baca SelengkapnyaWarga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaSejak tahun lalu, sudah ada 12 rumah burung hantu yang disebar di empat kecamatan.
Baca SelengkapnyaSelain identik dengan kuliner Gayamnya, ternyata Gegesik juga dikenal sebagai pelestari budaya lokal, salah satunya berburu tikus.
Baca SelengkapnyaBeberapa monyet ada yang masuk ke pemukiman desa bahkan ada yang mengambil makanan milik warga.
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca Selengkapnya