Lebaran Mandura ala Warga Kota Palu
Merdeka.com - Ratusan warga di Kelurahan Baru, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah menggelar tradisi budaya Lebaran Mandura 7 Syawal usai Idul Fitri 1444 Hijriah, Jumat (28/4) malam.
Tradisi Lebaran Mandura merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan oleh warga setempat pada sepekan usai Idul Fitri.
Mandura sendiri merupakan makanan khas suku Kaili yang terbuat dari beras ketan. Disajikan setiap Lebaran Idul Fitri.
-
Kapan orang mengucapkan selamat lebaran? Momen Lebaran adalah waktu yang penuh dengan kebahagiaan dan sukacita karena berhasil menyelesaikan ibadah puasa Ramadan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
-
Kapan Lebaran? Lebaran adalah waktu yang dinanti-nantikan oleh umat Muslim, di mana persiapan yang matang diperlukan, termasuk dalam pemilihan busana yang tepat.
-
Apa simbol tradisi Lebaran? Baju baru untuk Lebaran memang sudah menjadi tradisi yang sangat populer di Indonesia. Bahkan menjadi simbol kebahagian dan kebersamaan setiap orang.
-
Apa tradisi unik Bengkulu sambut Lebaran? Masyarakat muslim di Bengkulu punya tradisi unik yang bernama bakar gunung api.
-
Bagaimana tradisi angpao lebaran di Indonesia? Tradisi Lebaran ini terpengaruh dari budaya Arab dan Tionghoa.
-
Apa makanan khas Melayu di Kalimantan saat Lebaran? Selain ketupat atau opor ayam, di Kalimantan Barat terdapat salah satu makanan khasnya yang selalu hadir ketika momen lebaran tiba yaitu Ketupat Colet.
Ketua Adat Kampung Baru, Husen Saleh mengatakan, Mandura terbuat dari beras ketan dan terdiri dari tiga warna memiliki makna tersendiri.
Dia menjelaskan, warna merah berarti berani menegakkan kebenaran dan mampu mengakui kesalahan dan di momen Idul Fitri diartikan untuk saling merangkul serta saling memaafkan.Husen melanjutkan, warna putih berarti suci bersih, hati merasa ikhlas. Sehingga apapun kesalahan secara ikhlas akan saling memaafkan. Kemudian, warna hitam sebagai simbol keadilan dan kejujuran.
"Tradisi Lebaran Mandura sebagai ajang mempererat tali silaturahmi setelah Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah," katanya.
Menurut dia, seiring dengan berjalannya waktu, Lebaran Mandura ini kemudian dirangkaikan dengan Festival Kampung Baru Fair yang merupakan kegiatan yang digagas oleh muda-mudi Kelurahan Baru.
Rangkaian acara Lebaran Mandura sendiri diawali sejak Jumat (28/4) sore dengan masyarakat melakukan pawai Mandura.
Nampak puluhan warga baik pengendara kendaraan roda dua dan roda empat juga mengikuti rangkaian pawai hingga titik akhir.
Kegiatan dimulai dengan satu unit mobil pikap khusus berisikan ratusan mandura yang dibuat khusus dan ditata rapi berbentuk piramid, serta dihiasi berbagai pernak-pernik agar terlihat menarik.
Selanjutnya, mobil tersebut membawa mandura berkeliling mengelilingi daerah sekitar Kelurahan Baru, Kota Palu. Kemudian, sekitar pukul 19.30 WITA, rangkaian acara dilanjutkan dengan warga setempat melakukan pawai obor.
Ketua Panita, Akbar, mengatakan, pawai Mandura serta pawai obor merupakan tradisi khas masyarakat Kota Palu, khususnya juga di Kelurahan Baru untuk menyemarakkan Lebaran Mandura tersebut.
Dia mengharapkan, dengan dilakukannya hal tersebut, semakin banyak masyarakat yang mengenal Mandura yang merupakan makanan khas suku Kaili.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Palu, Reny A Lamadjido mengapresiasi serta memberikan penghargaan kepada warga Kampung Baru yang terus mempertahankan dan melestarikan tradisi Lebaran Mandura.
Menurut dia, kegiatan tersebut telah dimasukkan dalam kalender pariwisata oleh Dinas Pariwisata Kota Palu untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya daerah.
"Makna yang terkandung dalam kegiatan ini adalah kebersamaan dan persaudaraan yang dipadukan dengan kegiatan modern, kami mengapresiasi kerja keras masyarakat menyukseskan acara ini," katanya.
Wakil Wali Kota Palu juga mengajak warga setempat menggelorakan kembali budaya gotong royong karena budaya ini merupakan fundamental bangsa, sehingga dipandang perlu dipertahankan keberlangsungannya.
Adapun, Kampung Baru Fair yang ke-delapan juga merupakan tradisi rutin tahunan bagi masyarakat Kampung Baru setelah lebaran. Kegiatan tersebut dikemas dengan nuansa religi dengan menghadirkan sedikitnya 20 Unit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) serta memiliki beberapa kegiatan menarik lainnya.
Kegiatan tersebut akan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 28 April hingga 30 April 2023.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi syawalan di Pulau Jawa telah berlangsung lintas generasi.
Baca SelengkapnyaTradisi Lebaran bukan cuma soal mudik dan makan ketupat. Di berbagai daerah banyak sekali tradisi dilakukan secara turun temurun dan hanya ada saat Lebaran.
Baca SelengkapnyaPuluhan umat muslim Tarekat Naqsabandiyah aliran Surau Baru Pauh Padang menggelar salat Iduladha
Baca SelengkapnyaPenetapan 1 Ramadhan 1445 hijriah berdasarkan perhitungan/hisab dengan menggunakan kalender tua.
Baca SelengkapnyaBodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaIntip tradisi sambut hari Maulid Nabi yang berlangsung di Pulau Sumatra setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaSuasana guyub rukun terasa saat masyarakat Bonokeling merayakan perlon besar.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca SelengkapnyaDi Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.
Baca SelengkapnyaPada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca SelengkapnyaTak sekedar menyambut Tahun Baru Islam, tradisi Malam 1 Suro ini juga sebagai bentuk pelestarian budaya yang sudah mengakar di masyarakat.
Baca SelengkapnyaKenalan lebih dekat dengan tradisi Papajar untuk menyambut bulan suci Ramadan ala masyarakat Sunda.
Baca Selengkapnya