Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lontar ratusan tahun milik Karangasem akan dipulangkan dari Belanda

Lontar ratusan tahun milik Karangasem akan dipulangkan dari Belanda Ilustrasi Naskah Lontar. ©blogspot.com

Merdeka.com - Ternyata lontar klasik dari Bali yang ditulis sejak ratusan tahun sebelum masuknya zaman penjajahan masih tersimpan cukup apik di negeri kincir angin, Belanda. Rencananya ribuan lontar tersebut akan dipulangkan ke Bali dari Belanda.

Terlaporkan ada 13.000 lontar yang tersimpan di Leiden University, Belanda. Lontar tersebut dikabarkan hampir 100 persen dari Karangasem Bali.

"Isi dari lontar tersebut dikatakan ada yang berupa cerita atau babad, Kekawin (tembang), tatwa, usadha atau ilmu pengobatan hingga kediatmikan sampai ilmu Pengeleakan (Leak Bali)," tutur salah seroang staff pegawai di perpustakaan daerah Karangasem, Jumat (17/3).

Menurut dia, terkait dengan keberadaan belasan ribu karya sastra Karangasem Belanda itu, Pemkab Karangasem saat ini tengah berusaha melakukan berbagai pendekatan dan penjajakan dengan pihak Leiden University guna pemulangan 13.000 cakep (lembaran) lontar Karangasem tersebut.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan Karangasem, I Putu Arnawa, membenarkan terkait keberadaan lontar tersebut termasuk upaya pengembalian lontar milik Karangasem di negeri yang pernah menjajah Bangsa Indonesia 3,5 abad lamanya itu.

Bahkan, kata Arnawa, Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri akan langsung melakukan penjajakan ke pihak Leiden University. Selain di Belanda pihaknya memperkirakan ada ribuan karya sastra Karangasem dalam bentuk lontar di beberapa negara di belahan eropa.

"Kita akan melakukan inventarisasi karya sastra lontar Karangasem utamanya pemulangan 13.000 berbagai jenis lontar yang tersimpan di Leiden University," kata Arnawa.

Sejauh ini Pemkab Karangasem sudah menjalin komunikasi dengan pihak Leiden University terkait pemulangan belasan ribu lontar bersejarah itu. Dan pihak Leiden University sudah memberikan sinyal positif atau bersedia melepas lontar tersebut.

Menurut pihak Leiden University, lontar yang usianya sudah tua itu sangat rentan mengalami kerusakan jika perawatannya tidak bagus.

"Pada dasarnya mereka sudah memberikan sinyal positif, namun mereka (Leiden University,red) ingin mendapat kepastian bahwa lontar itu nantinya dirawat dengan baik. Termasuk penyimpanannya juga harus baik karena lontar sangat rentan rusak," tegas Putu Arnawa.

Terkait perawatan lontar tersebut, Pemkab Karangasem nantinya akan membangun Museum Lontar di atas lahan seluas lima are di Lapangan Chandra Buana. "Penataan Chandra Buana saat ini kan masih proses, di sini nantinya lontar tersebut kita simpan dan rawat," tutupnya.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Belanda akan Kembalikan Harta Karun Indonesia yang Dijarah Pada Masa Penjajahan
Belanda akan Kembalikan Harta Karun Indonesia yang Dijarah Pada Masa Penjajahan

Pemerintah Belanda akan mengembalikan ratusan artefak berharga yang diambil dari Indonesia.

Baca Selengkapnya
Belanda Kembalikan 288 Artefak Curian ke Indonesia, Ada Senjata Sampai Perhiasan
Belanda Kembalikan 288 Artefak Curian ke Indonesia, Ada Senjata Sampai Perhiasan

Sebagian besar artefak dicuri setelah perang brutal tahun 1906 yang menewaskan sekitar 1.000 orang Bali.

Baca Selengkapnya
Indonesia Berhasil Pulangkan 288 Artefak Bersejarah dari Belanda
Indonesia Berhasil Pulangkan 288 Artefak Bersejarah dari Belanda

Artefak yang direpatriasi diambil selama intervensi Belanda di Bali tahun 1906, dan arca-arca dari Candi Singhasari.

Baca Selengkapnya
Keris Puputan Klungkung Paling Bersejarah Akhirnya Pulang ke Tanah Air Setelah 115 Tahun
Keris Puputan Klungkung Paling Bersejarah Akhirnya Pulang ke Tanah Air Setelah 115 Tahun

Keris pusaka Klungkung, saksi bisu tragedi pembantaian Belanda di Puri Smarapura, kembali setelah 115 tahun.

Baca Selengkapnya
Banyuwangi Punya Museum Baru, Sajikan Ribuan Koleksi Bersejarah
Banyuwangi Punya Museum Baru, Sajikan Ribuan Koleksi Bersejarah

Ribuan artefak Balambangan kuno tersaji di Omahseum.

Baca Selengkapnya
Lempengan Tektonik Kuno Berusia 120 Juta Tahun Ditemukan di Kalimantan
Lempengan Tektonik Kuno Berusia 120 Juta Tahun Ditemukan di Kalimantan

Ahli geologi menemukan lempeng tektonik Pontus berusia 120 juta tahun di Kalimantan, membuka misteri sejarah Bumi yang hilang.

Baca Selengkapnya
Banyak Ditemukan Benda Peninggalan VOC, Intip Kisah Sejarah Pulau Onrust di Kepulauan Seribu
Banyak Ditemukan Benda Peninggalan VOC, Intip Kisah Sejarah Pulau Onrust di Kepulauan Seribu

Menguak sejarah Pulau Onrust yang berada di antara Kepulauan Seribu yang konon menjadi titik penting ketika masa kolonial.

Baca Selengkapnya
Di Lokasi Ini Ilmuwan Menemukan Lempengan Tektonik Kuno
Di Lokasi Ini Ilmuwan Menemukan Lempengan Tektonik Kuno

Tak menduga di sinilah lempengan tektonik kuno ditemukan.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Museum Bahari yang Dibangun Tahun 1652, Simpan Koleksi Rempah yang Jadi Buruan Penjajah
Mengunjungi Museum Bahari yang Dibangun Tahun 1652, Simpan Koleksi Rempah yang Jadi Buruan Penjajah

Ada ragam jenis rempah yang laku di masa silam tersimpan di Museum Bahari

Baca Selengkapnya
Jejak Peninggalan RA Kartini yang Masih Tersisa sampai Sekarang, Tersimpan di Jepara hingga Negeri Belanda
Jejak Peninggalan RA Kartini yang Masih Tersisa sampai Sekarang, Tersimpan di Jepara hingga Negeri Belanda

Banyak jejak tokoh perempuan ini yang masih dapat dijumpai hingga kini.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Jejak Peninggalan Belanda di Kampung Recosari Boyolali, Ini Potretnya
Menelusuri Jejak Peninggalan Belanda di Kampung Recosari Boyolali, Ini Potretnya

Saat ini jejak keberadaan makam Belanda di Kampung Recosari hampir hilang tak bersisa

Baca Selengkapnya
Diklaim Budaya Lokal Skotlandia, Ini Potret Prasasti Sangguran Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
Diklaim Budaya Lokal Skotlandia, Ini Potret Prasasti Sangguran Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

Berada di Skotlandia, prasasti ini ingin dipulangkan ke Jawa Timur

Baca Selengkapnya