Lontar ratusan tahun milik Karangasem akan dipulangkan dari Belanda
Merdeka.com - Ternyata lontar klasik dari Bali yang ditulis sejak ratusan tahun sebelum masuknya zaman penjajahan masih tersimpan cukup apik di negeri kincir angin, Belanda. Rencananya ribuan lontar tersebut akan dipulangkan ke Bali dari Belanda.
Terlaporkan ada 13.000 lontar yang tersimpan di Leiden University, Belanda. Lontar tersebut dikabarkan hampir 100 persen dari Karangasem Bali.
"Isi dari lontar tersebut dikatakan ada yang berupa cerita atau babad, Kekawin (tembang), tatwa, usadha atau ilmu pengobatan hingga kediatmikan sampai ilmu Pengeleakan (Leak Bali)," tutur salah seroang staff pegawai di perpustakaan daerah Karangasem, Jumat (17/3).
-
Apa peninggalan Belanda di Tapanuli Selatan? Salah satu jejak peninggalan kolonial Belanda ada di Tapanuli Selatan berupa kolam renang.
-
Apa yang tersisa dari rumah Belanda di Situ Patenggang? Secara tampilan, rumah ini hanya menyisakan bagian tiang bagian bawahnya saja sebagai penumpu dinding. Keberadaan fisiknya secara utuh diperkirakan sudah hilang tak tersisa, sehingga hanya puingnya saja yang masih dapat dilihat.
-
Dimana prasasti ini dilelang? Benda marmer itu memiliki berat 115 pon dan tinggi dua kaki akan mulai dipamerkan pada 5 Desember di Sotheby’s News York.
-
Di mana artefak ditemukan? Lokasi dengan luas 6 hektar itu dikenal dengan Kebun Rosane oleh penduduk lokal.
-
Siapa yang menyumbangkan koleksi artefak ini? Patung ini bagian dari koleksi yang dibawa ke Kanada oleh seorang imigran Yunani dari Prancis, Vincent Diniacopoulos. Istrinya, Olga, menyumbangkan koleksi dan arsip artefak ini ke Universitas Concordia Montreal pada 1999 silam.
-
Dimana artefak ditemukan? Keduanya menemukan ketiga barang antik itu saat menjelajahi ruang ventilasi udara yang mengarah dari Kamar Ratu, yang terletak di dalam Piramida Agung - juga dikenal sebagai Piramida Khufu.
Menurut dia, terkait dengan keberadaan belasan ribu karya sastra Karangasem Belanda itu, Pemkab Karangasem saat ini tengah berusaha melakukan berbagai pendekatan dan penjajakan dengan pihak Leiden University guna pemulangan 13.000 cakep (lembaran) lontar Karangasem tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan Karangasem, I Putu Arnawa, membenarkan terkait keberadaan lontar tersebut termasuk upaya pengembalian lontar milik Karangasem di negeri yang pernah menjajah Bangsa Indonesia 3,5 abad lamanya itu.
Bahkan, kata Arnawa, Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri akan langsung melakukan penjajakan ke pihak Leiden University. Selain di Belanda pihaknya memperkirakan ada ribuan karya sastra Karangasem dalam bentuk lontar di beberapa negara di belahan eropa.
"Kita akan melakukan inventarisasi karya sastra lontar Karangasem utamanya pemulangan 13.000 berbagai jenis lontar yang tersimpan di Leiden University," kata Arnawa.
Sejauh ini Pemkab Karangasem sudah menjalin komunikasi dengan pihak Leiden University terkait pemulangan belasan ribu lontar bersejarah itu. Dan pihak Leiden University sudah memberikan sinyal positif atau bersedia melepas lontar tersebut.
Menurut pihak Leiden University, lontar yang usianya sudah tua itu sangat rentan mengalami kerusakan jika perawatannya tidak bagus.
"Pada dasarnya mereka sudah memberikan sinyal positif, namun mereka (Leiden University,red) ingin mendapat kepastian bahwa lontar itu nantinya dirawat dengan baik. Termasuk penyimpanannya juga harus baik karena lontar sangat rentan rusak," tegas Putu Arnawa.
Terkait perawatan lontar tersebut, Pemkab Karangasem nantinya akan membangun Museum Lontar di atas lahan seluas lima are di Lapangan Chandra Buana. "Penataan Chandra Buana saat ini kan masih proses, di sini nantinya lontar tersebut kita simpan dan rawat," tutupnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Belanda akan mengembalikan ratusan artefak berharga yang diambil dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebagian besar artefak dicuri setelah perang brutal tahun 1906 yang menewaskan sekitar 1.000 orang Bali.
Baca SelengkapnyaArtefak yang direpatriasi diambil selama intervensi Belanda di Bali tahun 1906, dan arca-arca dari Candi Singhasari.
Baca SelengkapnyaKeris pusaka Klungkung, saksi bisu tragedi pembantaian Belanda di Puri Smarapura, kembali setelah 115 tahun.
Baca SelengkapnyaRibuan artefak Balambangan kuno tersaji di Omahseum.
Baca SelengkapnyaAhli geologi menemukan lempeng tektonik Pontus berusia 120 juta tahun di Kalimantan, membuka misteri sejarah Bumi yang hilang.
Baca SelengkapnyaMenguak sejarah Pulau Onrust yang berada di antara Kepulauan Seribu yang konon menjadi titik penting ketika masa kolonial.
Baca SelengkapnyaTak menduga di sinilah lempengan tektonik kuno ditemukan.
Baca SelengkapnyaAda ragam jenis rempah yang laku di masa silam tersimpan di Museum Bahari
Baca SelengkapnyaBanyak jejak tokoh perempuan ini yang masih dapat dijumpai hingga kini.
Baca SelengkapnyaSaat ini jejak keberadaan makam Belanda di Kampung Recosari hampir hilang tak bersisa
Baca SelengkapnyaBerada di Skotlandia, prasasti ini ingin dipulangkan ke Jawa Timur
Baca Selengkapnya