Lulusan Universitas Australia Ini Pilih Jualan Bakmi Godog Ketimbang Cari Kerja
Merdeka.com - Sudah sewajarnya setiap pemuda ingin menimba ilmu di universitas bergengsi, terlebih di luar negeri. Dengan harapan setelah lulus nanti bisa digunakan untuk modal bekerja di perusahaan yang difavoritkan.
Namun tidak demikian dengan Radifan Wisnu Fadhlillah, pemuda berusia 22 tahun. Cita-citanya menimba ilmu di negeri orang memang tercapai. Putra Setyo Wisnu Broto itu mendapatkan kesempatan kuliah di University of Wollongong, Australia jurusan Marketing & Management.
Namun setelah lulus, Radifan bukannya melamar pekerjaan ke salah satu perusahaan ternama. Ia malah memilih berjualan bakmi godog atau bakmi Jawa di rumahnya, Jalan Kenanga, Badran, Solo.
-
Kenapa Ratmi memulai usaha keripik bayam? Setelah gempa, kami benar-benar kehilangan segalanya. Suami saya diberhentikan dari pekerjaannya, dan saya bingung harus berbuat apa,' kenang Ratmi dalam tayangan YouTube Lempar Dadu, dikutip Selasa (19/11). Di tengah keterbatasan, Ratmi bangkit dan memulai usaha keripik bayam di Jetis, Bantul, Yogyakarta.
-
Bagaimana cara dia memulai usaha roti? “Iseng-iseng cari resep roti di YouTube dan akhirnya setelah enam bulan uji coba barulah menemukan resep paten dan jualan roti,“ katanya lagi.
-
Mengapa Idon membuka usaha bakso pentol? "Kenapa buka pentol karena dulu tuh saya sempet buka sama temen saya sama si Umar pemain Dunia Terbalik juga, ada karyawan. Cuma karyawannya cabut akhirnya gerobak ngejugrug di garasi. Habis itu karena saya di rumah-rumah terus langsung ngobrol sama istri 'Mi kayaknya Abi kudu usaha nih'. Kalau bakso pentol kayak gini mah insyallah lah, mau hujan mau panas selalu diserbu gitu," katanya.
-
Dimana Rohman berjualan awalnya? Sejak tahun 1972, Rohman, pendiri Es Cendol Elizabeth sudah berjualan es cendol keliling menggunakan gerobak. Saat itu, ia masih tinggal di rumah kontrakan di Jalan Lio Genteng, Astanaanyar. Dari kontrakannya, ia keliling menjajakan es cendol hingga ke Dago dan Cihampelas.
-
Kenapa Fahmi Bo harus jualan gorengan? Fahmi Bo, seorang artis yang pernah mengalami kesulitan ekonomi akibat penyakit stroke yang membuatnya sulit bekerja. Ia pernah menjajakan gorengan, kue, bahkan membantu menjual pecel lele dan menjadi sopir Aziz Gagap.
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Berkat keuletannya, warung yang diberi nama 'Bakmi Jawa Mbah Mangoen' itu sekarang semakin ramai pembeli.
Radifan juga membuka cabang di Sleman Yogyakarta untuk pelanggan yang ada di sana. Bermodal resep rahasia nenek buyutnya, Radifan sukses merintis bisnis kulinernya.
"Passion saya ini memang bidang kuliner, khususnya tradisional. Sebelum lulus kuliah, saya sering membantu bapak buka warung, kalau pulang ke Solo," ujar Radifan, Sabtu (16/11).
Radifan mengaku serius menekuni bisnis kuliner bakmi godog pada 2018 atau usai lulus kuliah. Dan sekarang impian tersebut menjadi kenyataan.
Selain bakmi godog, warung miliknya juga menjual bakmi goreng serta nasi goreng. Saat ini dia sedang mematangkan resep ayam goreng untuk menambah ramai warungnya.
"Saya memilih berjualan bakmi Jawa, karena ada misi yang ingin saya capai. Saya memang sangat tertarik dengan berbagai hal yang berkaitan dengan budaya dan tradisi," jelasnya.
Ia tidak menghiraukan tentang adanya persepsi negatif masyarakat akan statusnya sebagai lulusan luar negeri yang memilih berjualan bakmi. Ia mengaku tidak peduli, karena hal tersebut merupakan bagian dari risiko pekerjaan.
Terlebih, dikatakannya, usahanya tersebut saat ini mampu memberikan peluang kerja bagi anak muda yang baru saja lulus.
Masakan bakmi Jawa miliknya, berbeda dengan warung pada umumnya. Olahan bakmi Jawa ditempatnya, tanpa menggunakan bumbu siap saji baik MSG atau micin.
"Bumbu yang kita gunakan untuk memasak bakmi berupa rempah-rempah. Bumbu ini telah digunakan secara turun temurun," terangnya.
Warung makan Bakmi Djawa Mbah Mangoen miliknya berdiri sejak 23 Maret 2017. Bangunan warung ini hampir semua menggunakan kayu dan berbentuk Joglo atau pendapa.
Di warung makan ini selalu diucapkan salam penyambutan khusus ke setiap pembeli yang datang oleh salah satu pelayan 'Mbah Mangoen'. Kemudian dilanjutkan suara salam bersama oleh semua pelayan lainnya dengan ucapan 'Sugeng Rawuh'.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ragawi, pria asal Sleman, rela keluar dari dunia pendidikan untuk menjalankan usahanya sebagai seorang peternak ayam.
Baca SelengkapnyaKini tengah fokus bisnis ternak, wanita ini pun mengunggah cuitan warganet yang meremehkannya.
Baca SelengkapnyaRian adalah sosok sarjana hukum yang justru sukses menjadi seorang wirausaha berjualan ayam geprek. Penghasilannya capai puluhan juta per bulannya.
Baca SelengkapnyaIjazah aslinya masih di tahan perusahaan, wanita ini putuskan jadi penjual bakso.
Baca SelengkapnyaSetiap pekerja sering kali merasa jenuh dengan pekerjaannya, dan memilih mencari tantangan baru.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang memutuskan untuk resign dari kantor dan merintis usaha dari nol di kampung halaman.
Baca SelengkapnyaBanyak pekerja yang memutuskan untuk berhenti kerja dan membangun bisnis.
Baca SelengkapnyaSetelah resign dari BUMN, pria ini menjalankan bisnisnya hanya dengan modal Rp300.000.
Baca SelengkapnyaHasil penjualan tahu bakso tidak seberapa, tapi cukup untuk biaya kebutuhan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaMas Udek berhasil menemukan jalannya untuk menggeluti bisnis usaha kopi.
Baca SelengkapnyaDia memulai usaha Kue Lumpur Bakar Fayakun terhitung sejak pertengahan bulan Maret 2024, dengan modal sekitar Rp1 juta.
Baca Selengkapnya