Melihat tandu milik Jenderal Soedirman di Monjali
Merdeka.com - Bertandang ke Monumen Jogja Kembali (Monjali), kita akan menemukan sebuah tandu milik Jenderal Soedirman. Tandu milik Jenderal Soedirman ini berada di ruang Museum II Monjali, diletakkan bersama dengan sebuah dokar dan alat makan. Ketiga benda ini pernah digunakan Jenderal Soedirman semasa perang bergerilya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kepala Bidang Humas dan Pemandu Monjali, Abdul Rouf menuturkan tandu yang saat ini menjadi bagian dari koleksi itu didapatkan dari warga yang menyimpan. Koleksi tandu ini digunakan Jenderal Soedirman saat bergerilya dari Beduyu, Gunungkidul hingga Jawa Tengah.
"Menjadi koleksi di museum Monjali sejak tahun 1989 atau sejak awal museum ini didirikan. Tandu dipakai oleh Jenderal Soedirman dari Beduyu ke Jawa Tengah. Sedangkan dokar dulunya digunakan dari Wonosari sampai Jawa Tengah," terang Abdul, Kamis (5/10).
-
Siapa yang menjadi ajudan pribadi Soedirman? Pada tahun 1946, Tjokropranolo ditunjuk menjadi ajudan pribadinya Soedirman di Yogyakarta sekaligus pangkatnya meningkat menjadi Kapten.
-
Bagaimana Tjokropranolo membantu Soedirman? Selama hidupnya, Bang Nolly pernah menjabat sebagai ajudan pribadi Soedirman dan turut menyelamat nyawanya dari serangan tentara Belanda yang mencoba ingin membunuhnya.
-
Siapa yang menjadi penasihat pribadi Panglima Soedirman? Pada zaman revolusi fisik, Harsono menjadi penasihat pribadi PangIima Besar Soedirman dan ikut bergerilya bersamanya.
-
Siapa saja menteri Soekarno? Presiden Soekarno memimpin sendiri kabinet yang beranggotakan 21 orang menteri,' tulis Wahjudi Djaja dalam Kabinet-Kabinet di Indonesia.
-
Kenapa Museum Sudirman dibangun? Wisata sejarah ini dipersembahkan untuk mengenang perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman di Indonesia, yakni di Kota Yogyakarta dan Magelang.
-
Mengapa Soedirman diburu Belanda? Keberadaan Soedirman memang menjadi momok bagi mereka, sehingga dirinya sangat diburu oleh Belanda.
Abdul menerangkan selama bergerilya, Jenderal Soedirman menempuh jarak 1.009 kilometer dengan waktu tempuh 7 bulan. Selama bergerilya, Jenderal Soedirman total menghabiskan 11 buah tandu.
"Tandu ini salah satu yang digunakan oleh Jenderal Soedirman. Tandu yang lain beberapa disimpan di museum lainnya," jelas pria berumur 48 tahun ini.
Abdul menceritakan jika tandu yang saat ini tersimpan di Museum Monjali kondisinya masih seperti aslinya. Tandu terbuat dari kursi biasa dan diikat dengan bambu kemudian ditandu empat orang. Sedangkan atapnya terbuat dari selimut.
"Bentuknya sangatlah sederhana karena memang dibuat dalam kondisi darurat. Kursinya ya kursi yang ada. Kemudian dibuat jadi tandu untuk memudahkan Jenderal Soedirman dalam bergerilya," urai pria yang sudah 28 tahun bekerja di Monjali.
Abdul menambahkan koleksi tentang Jenderal Soedirman ini memang disimpan di ruang museum II karena ruangan itu khusus menampilkan peristiwa sejak tahun 1948 hingga 1949. Jenderal Soedirman, kata Abdul kebetulan bergerilya di tahun itu sehingga masuk ke museum II.
"Selain itu ada juga koleksi di awal pendirian TNI. Koleksinya disimpan di ruang Museum I yang memang khusus dipakai menyimpan koleksi tahun 1945 hingga 1948," tutup Abdul. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rumah itu merupakan warisan keluarga yang telah diturunkan selama beberapa generasi
Baca SelengkapnyaDi pesanggrahan ini terpajang bingkai foto Presiden Soekarno saat melakukan pidato di tangga pintu masuk.
Baca SelengkapnyaDi Desa Sidorejo, terdapat sebuah pasar yang letaknya terpencil bernama Pasar Pakelan. Dulunya rute yang melintas pasar itu merupakan rute Jenderal Soedirman
Baca SelengkapnyaBanyak museum yang menyimpan benda-benda unik dan bersejarah.
Baca SelengkapnyaMuseum ini menjadi media dan ruang menyimpan memori publik mengenai kejayaan TNI AL dan kejayaan maritim nenek moyang bangsa Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia pernah memiliki seorang Panglima TNI termuda yang menjabat saat masih berusia 19 tahun, ia adalah Jenderal besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman.
Baca SelengkapnyaPertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947
Baca SelengkapnyaWalaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaMuseum yang berdiri pada tahun 1964 ini menyimpan berbagai benda-benda sejarah militer khususnya TNI-AD serta berdirinya Akademi Militer di Magelang.
Baca SelengkapnyaBukit Menumbing menjadi saksi bisu pengasingan tokoh-tokoh pejuang.
Baca SelengkapnyaKeterampilannya menjahit tak bisa dipisahkan dari masa kecilnya
Baca SelengkapnyaBangunan yang didirikan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan tokoh nasional lainnya.
Baca Selengkapnya