Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Melihat tandu milik Jenderal Soedirman di Monjali

Melihat tandu milik Jenderal Soedirman di Monjali Tandu Milik Jenderal Soedirman. ©2017 merdeka.com/purnomo edi

Merdeka.com - Bertandang ke Monumen Jogja Kembali (Monjali), kita akan menemukan sebuah tandu milik Jenderal Soedirman. Tandu milik Jenderal Soedirman ini berada di ruang Museum II Monjali, diletakkan bersama dengan sebuah dokar dan alat makan. Ketiga benda ini pernah digunakan Jenderal Soedirman semasa perang bergerilya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Kepala Bidang Humas dan Pemandu Monjali, Abdul Rouf menuturkan tandu yang saat ini menjadi bagian dari koleksi itu didapatkan dari warga yang menyimpan. Koleksi tandu ini digunakan Jenderal Soedirman saat bergerilya dari Beduyu, Gunungkidul hingga Jawa Tengah.

"Menjadi koleksi di museum Monjali sejak tahun 1989 atau sejak awal museum ini didirikan. Tandu dipakai oleh Jenderal Soedirman dari Beduyu ke Jawa Tengah. Sedangkan dokar dulunya digunakan dari Wonosari sampai Jawa Tengah," terang Abdul, Kamis (5/10).

Abdul menerangkan selama bergerilya, Jenderal Soedirman menempuh jarak 1.009 kilometer dengan waktu tempuh 7 bulan. Selama bergerilya, Jenderal Soedirman total menghabiskan 11 buah tandu.

"Tandu ini salah satu yang digunakan oleh Jenderal Soedirman. Tandu yang lain beberapa disimpan di museum lainnya," jelas pria berumur 48 tahun ini.

Abdul menceritakan jika tandu yang saat ini tersimpan di Museum Monjali kondisinya masih seperti aslinya. Tandu terbuat dari kursi biasa dan diikat dengan bambu kemudian ditandu empat orang. Sedangkan atapnya terbuat dari selimut.

"Bentuknya sangatlah sederhana karena memang dibuat dalam kondisi darurat. Kursinya ya kursi yang ada. Kemudian dibuat jadi tandu untuk memudahkan Jenderal Soedirman dalam bergerilya," urai pria yang sudah 28 tahun bekerja di Monjali.

Abdul menambahkan koleksi tentang Jenderal Soedirman ini memang disimpan di ruang museum II karena ruangan itu khusus menampilkan peristiwa sejak tahun 1948 hingga 1949. Jenderal Soedirman, kata Abdul kebetulan bergerilya di tahun itu sehingga masuk ke museum II.

"Selain itu ada juga koleksi di awal pendirian TNI. Koleksinya disimpan di ruang Museum I yang memang khusus dipakai menyimpan koleksi tahun 1945 hingga 1948," tutup Abdul. (mdk/cob)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Potret Rumah Berusia 250 Tahun di Gunungkidul yang Jadi Cagar Budaya, Pernah Dikunjungi Bapak Gerilya Indonesia
Potret Rumah Berusia 250 Tahun di Gunungkidul yang Jadi Cagar Budaya, Pernah Dikunjungi Bapak Gerilya Indonesia

Rumah itu merupakan warisan keluarga yang telah diturunkan selama beberapa generasi

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Pesanggrahan Kotanopan Mandailing, Saksi Bisu Presiden Soekarno Persatukan Rakyat Sumatra
Mengunjungi Pesanggrahan Kotanopan Mandailing, Saksi Bisu Presiden Soekarno Persatukan Rakyat Sumatra

Di pesanggrahan ini terpajang bingkai foto Presiden Soekarno saat melakukan pidato di tangga pintu masuk.

Baca Selengkapnya
Kaya Hasil Bumi, Begini Suasana Pasar Terpencil di Wonogiri yang Dulunya Jadi Rute Gerilya Jenderal Soedirman
Kaya Hasil Bumi, Begini Suasana Pasar Terpencil di Wonogiri yang Dulunya Jadi Rute Gerilya Jenderal Soedirman

Di Desa Sidorejo, terdapat sebuah pasar yang letaknya terpencil bernama Pasar Pakelan. Dulunya rute yang melintas pasar itu merupakan rute Jenderal Soedirman

Baca Selengkapnya
5 Museum Tokoh Kemerdekaan Indonesia, Cocok Dikunjungi Bersama Keluarga
5 Museum Tokoh Kemerdekaan Indonesia, Cocok Dikunjungi Bersama Keluarga

Banyak museum yang menyimpan benda-benda unik dan bersejarah.

Baca Selengkapnya
Potret Museum TNI AL Jalesveva Jayamahe di Surabaya, Suguhkan Kejayaan Maritim Indonesia Sejak Zaman Nenek Moyang
Potret Museum TNI AL Jalesveva Jayamahe di Surabaya, Suguhkan Kejayaan Maritim Indonesia Sejak Zaman Nenek Moyang

Museum ini menjadi media dan ruang menyimpan memori publik mengenai kejayaan TNI AL dan kejayaan maritim nenek moyang bangsa Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sosok Panglima TNI Termuda, Dilantik saat Usianya Baru 29 Tahun
Sosok Panglima TNI Termuda, Dilantik saat Usianya Baru 29 Tahun

Indonesia pernah memiliki seorang Panglima TNI termuda yang menjabat saat masih berusia 19 tahun, ia adalah Jenderal besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman.

Baca Selengkapnya
Jejak Peninggalan Pertempuran Tengaran di Semarang, Melihat Tempat Ibadah Para Pejuang hingga Markas Belanda
Jejak Peninggalan Pertempuran Tengaran di Semarang, Melihat Tempat Ibadah Para Pejuang hingga Markas Belanda

Pertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947

Baca Selengkapnya
6 Tokoh Pahlawan Nasional dari Jateng Beserta Jasanya bagi Indonesia, dari Tokoh Militer hingga Pendiri Media
6 Tokoh Pahlawan Nasional dari Jateng Beserta Jasanya bagi Indonesia, dari Tokoh Militer hingga Pendiri Media

Walaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Museum Abdul Djalil di Kota Magelang, Koleksi Benda-Benda Sejarah Berdirinya Akmil
Mengunjungi Museum Abdul Djalil di Kota Magelang, Koleksi Benda-Benda Sejarah Berdirinya Akmil

Museum yang berdiri pada tahun 1964 ini menyimpan berbagai benda-benda sejarah militer khususnya TNI-AD serta berdirinya Akademi Militer di Magelang.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Bukit Menumbing, Tempat Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia di Bangka Belitung
Mengunjungi Bukit Menumbing, Tempat Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia di Bangka Belitung

Bukit Menumbing menjadi saksi bisu pengasingan tokoh-tokoh pejuang.

Baca Selengkapnya
Sisi Lain Mayjen Sungkono Pertaruhkan Nyawa Demi Surabaya, Sebelum Perang Selalu Jahit Pakaiannya Sendiri
Sisi Lain Mayjen Sungkono Pertaruhkan Nyawa Demi Surabaya, Sebelum Perang Selalu Jahit Pakaiannya Sendiri

Keterampilannya menjahit tak bisa dipisahkan dari masa kecilnya

Baca Selengkapnya
Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen
Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen

Bangunan yang didirikan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan tokoh nasional lainnya.

Baca Selengkapnya