Mudik dan kebiasaan turun temurun masyarakat Indonesia
Merdeka.com - Mudik merupakan fenomena sosial di masyarakat Indonesia, yang terjadi menjelang hari raya keagamaan, terutama pada Lebaran. Hal ini menjadi ciri khas sebagai bentuk partisipasi para perantau. Mereka tentu harus bersilaturahmi kepada sanak famili mereka di kampung halaman.
Kata 'mudik' itu sendiri memiliki makna 'kembali ke udik', atau pulang ke kampung. Kata udik di sini umumnya memang mengacu pada suatu daerah di kawasan pedesaan atau perkampungan. Dalam kata lain merupakan asal daerah bagi para pemudik tersebut.
Fenomena mudik erat kaitannya dengan momentum Lebaran. Ini dimulai sekitar pertengahan dasawarsa 1970-an. Kala itu, ketika Jakarta tampil sebagai ibu kota mengalami kemajuan pembangunan pesat, membuat banyak masyarakat di Indonesia datang ke ibu kota. Tentu saja tujuan mereka untuk mengadu nasib.
-
Kenapa orang mudik saat Lebaran? Pantun ini seringkali menyiratkan makna tentang kebersamaan, kerinduan, serta harapan untuk bertemu kembali dengan keluarga tercinta di kampung halaman.
-
Kenapa orang mudik saat lebaran? Mudik merupakan tradisi pulang kampung yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia menjelang Hari Lebaran. Biasanya, mereka yang hidup di perkotaan akan kembali ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarga.
-
Kapan puncak arus mudik Lebaran? Arus mudik Lebaran diperkirakan terjadi pada 19-21 April 2023.
-
Kenapa mudik lebaran bikin ekonomi daerah hidup? Pemudik dari kota besar cenderung membawa banyak uang untuk dibagikan ke orang tua dan saudara. Mereka lantas akan belanja dan datang ke berbagai destinasi wisata daerah. Dampaknya, roda perekonomian daerah ikut berputar selama musim mudik lebaran.
-
Siapa yang akan mudik Lebaran? 123 Juta orang diperkirakan mudik Lebaran.
-
Kapan orang mudik? Mudik merupakan tradisi pulang kampung yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia menjelang Hari Lebaran.
Hingga hari ini, mudik telah menjadi bagian dari budaya tahunan sejumlah masyarakat Indonesia,. Kondisi ini sekaligus pencapaian bagi para perantau dalam mengukur tingkat kesuksesan mereka mengadu nasib di ibu kota. Dengan mudik ini, tercipta semacam siklus untuk pergi berjuang dan kembali pulang kepada keluarga.
Sosiolog dari Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar mengatakan, fenomena mudik ini diawali dengan terjadinya urbanisasi untuk mengadu nasib di kota. Hal itu umumnya dilakukan demi mencapai tatanan hidup lebih baik.
"Sejak terjadi urbanisasi, sejak pembangunan di kota-kota bisa memberikan lapangan pekerjaan, sejak orang desa pergi ke kota karena kota menjanjikan hidup lebih baik, maka ramailah orang desa ke kota untuk mencari pekerjaan," ujar Musni saat dihubungi merdeka.com, Jumat (1/7).
"Hal inilah yang kemudian mengajak orang desa untuk pergi ke kota, lalu setelah berhasil mereka ingin kembali ke desa (mudik). Dan itu sudah menjadi tradisi, serta bagian kehidupan bangsa Indonesia yang terjadi sampai saat ini," katanya menambahkan.
Musni Umar pun mengatakan, pola berjuang di kota dan kembali pulang ke desa ini juga menimbulkan sejumlah dampak sosial. Biasanya berupa penyatuan kembali tatanan keluarga setelah berpisah karena kepentingan berlatar finansial.
Lebaran dan mudik menjadi semacam solusi. Ini guna menunjukkan bagaimana perjuangan para perantau untuk kembali ke keluarga.
"Dampak sosialnya itu adalah reintegrasi atau penyatuan kembali masyarakat desa yang sudah lama tinggal di kota, yang pada saat lebaran itu mereka pulang lagi dan merekatkan kembali hubungan keluarga, serta mempersatukan kembali keluarga besarnya dalam tali silaturahim," kata Musni.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.
Baca SelengkapnyaKata 'mudik' berasal dari naskah kuno berbahasa Melayu yang berarti 'Pergi ke Hulu Sungai'.
Baca SelengkapnyaTradisi mudik tak bisa dipisahkan dari momen Lebaran di Indonesia. Cerita perjalanan ke kampung halaman ini ternyata sudah terjadi sejak Kerajaan Majapahit.
Baca SelengkapnyaTurki merupakan salah satu negara yang masyarakatnya mayoritas muslim. Tradisi mudik di Turki untuk merayakan Idul Fitri yang biasa disebut 'Seker Bayram'.
Baca SelengkapnyaPihak cenderung menolak praktik budaya dan kearifan lokal seringkali belum memahami agama dengan komprehensif.
Baca SelengkapnyaPemudik terpantau mulai memadati terminal-terminal di Jakarta dan sekitarnya meski Lebaran masih 8 hari lagi.
Baca SelengkapnyaMembeli baju baru untuk Lebaran sudah menjadi tradisi setiap tahun masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaTradisi mudik Lebaran ternyata tak cuma ada di Indonesia, tetapi juga ada di Bangladesh. Bahkan, mudik di Bangladesh tak kalah ekstrem. Begini potretnya!
Baca SelengkapnyaDi depan Gerbang Tol Cikampek Utama, pemudik menggelar tikar dan mengeluarkan seluruh bekal makanan untuk disantap bersama-sama saat waktu sahur.
Baca Selengkapnya