Muncul Massa 'Jaket Hoodie' di Grahadi, May Day di Surabaya Ricuh
Merdeka.com - Aksi turun jalan peringatan May Day 2019 oleh ribuan buruh se-Jawa Timur di depan Gedung Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya diwarnai kericuhan, Rabu (1/5) siang.
Kericuhan bermula dari kemunculan kelompok massa di luar barisan aksi para buruh. Mereka mengenakan jaket hoodie (jaket yang dilengkapi penutup kepala) warna hitam dan penutup wajah.
Melihat kemunculan kelompok massa ini, polisi berseragam dan berpakaian preman langsung membubarkan paksa setelah memberi peringatan tapi tak diindahkan. Apalagi, kelompok massa tersebut tidak mau melepaskan penutup wajahnya.
-
Bagaimana polisi menanggapi demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas. Adapun, exit tol Cikarang dialihkan ke exit tol lain seperti Bekasi Barat maupun Cibitung.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Mengapa demo buruh dilakukan? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
"Kalian ini dari mana, kok pakai penutup wajah? Ayo dibuka," tanya Kasat Binmas Polrestabes Surabaya, Kompol Moh Fathoni melalui pengeras suara kepada kelompok massa yang berada di luar barisan.
Fathoni juga meminta massa berjaket hoodie itu bubar dengan tertib, karena tidak mengantongi izin. "Ayo bubar baik-baik, kalian ini jangan cuma ikut-ikutan, kalian ini dari mana?" tegas Fathoni.
Puluhan massa di luar massa buruh ini bergeming. Mereka malah menggelar aksi duduk dan diam. Tak ayal, polisipun membubarkan puluhan massa tersebut secara paksa.
Situasi makin memanas saat aksi pembubaran oleh polisi ini, tiba-tiba muncul seseorang yang juga berpakaian serba hitam berteriak melarang awak media mengambil gambar. Namun tidak sampai terjadi benturan fisik.
Hingga massa bubar, belum diketahui kelompok berjaket hitam itu dari organisasi buruh mana.
Sementara itu, aksi ribuan buruh se-Jawa Timur di depan Grahadi masih berlangsung. Selain berorasi dan meneriakkan Sumpah Rakyat, mereka juga membawa spanduk dan poster berisi tuntutan salah satunya tolak PP 78.
Konsentrasi massa aksi sendiri, tidak hanya di Gedung Grahadi saja, tapi terbagi di kantor Gubernuran di Jalan Pahlawan, Surabaya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaKelompok itu akan melakukan penutupan jalan pantura, dan pintu tol menuju Krapyak.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan itu terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Rabu (20/12) lalu.
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaPondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat kembali jadi sasaran demonstrasi.
Baca SelengkapnyaOrang tak dikenal melemparkan batu ke arah anggota yang bertugas. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden ini.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaDi sisi kanan, massa membakar ban bekas dan melemparkan botol-botol ke arah barikade petugas yang berada di dalam kawasan Gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka meminta pemerintah mencabut Omnibus Law Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja beserta PP Turunannya.
Baca SelengkapnyaSpontan anggota yang lain langsung melindunginya dengan tameng plastik dan diarahkan menjauh dari lokasi.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca Selengkapnya