Novel Baswedan: Pulang dari Singapura, saya masih diancam
Merdeka.com - Setelah diserang dengan air keras pada awal April 2017, penyidik senior KPK, Novel Baswedan dibawa ke Singapura untuk menjalani pengobatan intensif. Penyerangan oleh orang tak dikenal itu sampai saat ini belum berhasil diungkap kepolisian.
Setelah hampir setahun menjalani pengobatan, pada 22 Februari lalu Novel kembali dari Singapura dan disambut secara khusus di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan. Kendati peristiwa tersebut telah merusak kedua matanya, Novel tak bebas dari ancaman. Setelah kepulangan pertama dari Singapura, Novel mengaku masih mendapat teror.
"Secara pribadi saya itu sebetulnya enggak pernah membawa masalah ini ke pribadi. Bisa bayangkan emang enak enggak bisa lihat? Itu pun saya pulang dari Singapura saya masih diancam kok. Saya pulang hari pertama tanggal 22 Februari pelakunya ada di depan situ," katanya ditemui di rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (17/6).
-
Dimana kejadian polisi mengancam warga? Peristiwa itu terjadi di Palembang, Senin (18/12) pukul 11.30 WIB.
-
Kenapa polisi mengancam keluarga buron? 'Ancaman itu sudah kami sampaikan ke keluarga agar turut membantu polisi menangkap para pelaku,' jelas Umi.
-
Mengapa pelaku mengancam korban? Korban sebenarnya sempat kabur kembali ke Kota Salatiga. Namun korban tidak berdaya karena diancam pelaku akan menyebarkan video dan foto hasil hubungan intim mereka. Karena takut korban kembali ke Solo dan disekap hingga Januari 2023.
-
Kenapa pelaku mengancam korban? Isi pesannya berisi kalimat ancaman bahwa akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Siapa yang mengancam warga? 'Setelah kami periksa secara maraton, kami tingkatkan ke penyidikan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka,' ungkap Kasatreskrim Polrestabes Palembang AKBP Haris Dinzah, Selasa (19/12). Tersangka Bripka ED dijerat Pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan dengan ancaman paling lama satu tahun penjara.
-
Apa yang membuat orang takut? Melihat layar kapal viking di kejauhan saja sudah membuat orang-orang ketakutan.
Menurutnya ancaman yang masih membuntutinya itu tak mungkin akan terjadi jika kepolisian serius ingin mengungkap kasus ini. "Kalau itu sungguh-sungguh melakukan pengungkapan enggak mungkin dong berani. Polisi itu kan institusi yang baik, yang terhormat. Kalau terus ada orang yang berperilaku begitu kan ya enggak baiklah, dan enggak boleh dibiarkan," jelasnya.
Novel menduga sejak awal ada keterlibatan petinggi kepolisian dalam kasus penyerangan ini. Dia pun telah menyampaikan nama petinggi tersebut kepada pihak kepolisian. Nama petinggi itu memang tak disebutkan dalam BAP, tapi dia pernah menyampaikan ke pihak terkait.
"Dalam BAP tidak pernah. Tapi kalau penyampaian pernah saya kira," kata dia.
Dia menyampaikan dugaan keterlibatan petinggi kepolisian itu sebagai informasi bahwa persoalan ini bukanlah masalah biasa. Bukti juga menurutnya telah cukup karena penyerangan terhadap dirinya dan beberapa pegawai KPK lainnya bukan cuma sekali.
"Ada ancaman pembunuhan terhadap pegawai KPK dan itu direkam. Dan ada serangan lainnya seperti menyerang tempat sebangsa safehouse-nya KPK. Pernah juga ada yang melakukan penculikan terhadap pegawai KPK yang sedang bertugas walaupun beberapa lama. Dan itu diduga dilakukan oleh pihak-pihak-pihak yang sama. Ini yang harus diungkap. Itu yang saya maksud," paparnya.
Tim kuasa hukumnya, kata Novel, juga telah melakukan investigasi. Hasil investigasi awalnya akan diumumkan tapi akhirnya ditunda sembari menunggu kesungguhan dari pemerintah mendesak Polri menuntaskan kasus ini.
Polisi menurutnya lembaga yang cukup kuat untuk mengungkap kasus ini. Jika tak ada keseriusan dari Polri maka akan berimplikasi pada Presiden karena Presiden Jokowi pernah berjanji mengusut kasus ini. Komitmen dan janji Presiden menuntaskan kasus ini sangat ditunggu-tunggu karena ini juga berkaitan dengan komitmen dalam pemberantasan korupsi.
"Saya kira Bapak Presiden beberapa kali menyampaikan statement beliau dan saya pun tentunya sebagai pribadi, sebagai warga negara menghormati beliau sebagai bapak negara, sebagai bapak presiden, tentunya harapan itu ada di beliau. Sekarang tinggal beliau mau bertindak sungguh-sungguh atau tidak," kata Novel.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Novel Baswedan menilai KPK tidak sungguh-sungguh menangkap Harun Masiku karena ada keterlibatan petinggi partai politik.
Baca SelengkapnyaSeorang tahanan ogah keluar dari penjara dengan alasan betah. Polisi yang bertugas bahkan sempat mengusir dan memintanya untuk segera berkemas pulang.
Baca SelengkapnyaKorban dirudapaksa oleh staf kelurahan Pondok Kacang Barat
Baca SelengkapnyaKorban ancaman pembunuhan oleh orang tak dikenal itu merupakan perempuan.
Baca SelengkapnyaDapat Ancaman Teror Selama 3 Bulan, Dinar Candy Lapor Polisi
Baca SelengkapnyaKasus pengancaman dan perampasan terhadap perempuan, M (23) di Banjarwangi, Garut, viral di media sosial. Dalam aksinya pelaku menggunakan pistol dan golok.
Baca Selengkapnya