'Pancasila harmoni beragama dan berbudaya yang jadi kekuatan Indonesia'
Merdeka.com - Mantan Wakil Ketua Umum PB NU KH As'ad Said Ali menilai dalam Pancasila terdapat harmoni tentang kehidupan beragama dan berbudaya yang menjadi kekuatan bangsa Indonesia. Kekuatan ini menjadi tameng dari serangan yang ingin memecah belah Nusantara.
"Pancasila itu artinya gotong royong, serasi, selaras, baik dalam beragama maupun berbudaya. Artinya, dengan Pancasila jiwa orang Indonesia terbentuk menjadi manusia yang harmonis dan toleran. Itulah kekuatan Pancasila dan itu telah kita buktikan sejak dari zaman kemerdekaan sampai sekarang," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (1/4).
Menurutnya, Pancasila merupakan ideologi terbaik bagi Indonesia dengan berbagai keragamannya. Kendati demikian, ia tidak menampik ada banyak kelompok yang ingin menggoyang Pancasila. Karena itu bangsa Indonesia harus terus memperkuat persatuan dan pemahaman Pancasila sebagai antisipasi dari berbagai ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
-
Mengapa Pancasila penting bagi Indonesia? Pancasila tidak hanya menjadi landasan hukum dan politik, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi panduan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
-
Apa pengertian Pancasila? Pengertian Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata 'panca' yang berarti lima dan 'sila' yang memiliki arti prinsip atau dasar. Maka dari itu, Pancasila dapat diterjemahkan sebagai lima prinsip atau lima dasar.
-
Mengapa Pancasila penting sebagai ideologi negara? Tujuannya adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang bersatu, merdeka, berdaulat, makmur, baik spiritual maupun material.
-
Apa fungsi pokok Pancasila bagi negara Indonesia? Pancasila mengatur dalam penyelenggaraan aparatur negara sehingga tercapainya tujuan nasional.
-
Apa makna dari kata-kata mutiara Pancasila? 'Pancasila adalah kompas moral yang menuntun kita menuju persatuan dan keadilan.'
"Pancasila adalah satu kesatuan antara agama dan budaya. Artinya dengan lima sila yang ada, negara kita bukan negara sekuler atau teokrasi, tapi negara beragama," imbuh mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini.
Ia mengungkapkan, setelah periode reformasi lalu, ada kelompok yang ingin menarik Indonesia menjadi negara sekuler. Misalnya, mereka mengatakan Pancasila ingin 'dihijaukan', kemudian juga ada yang mengatakan Pancasila anti-syariat Islam.
"Itu penafsiran yang keliru. Yang benar Islam telah diwadahi dalam Pancasila. Makanya dalam Dekrit Presiden 1959 disebutkan Piagam Jakarta menjiwai Pancasila," tuturnya.
Sekarang nilai-nilai syariat Islam yang bersifat universal sudah diterapkan dalam bentuk Undang-Undang seperti UU Haji, UU Bank Syariah, UU Perkawinan, dan lain-lain. "Pancasila sangat fleksibel dan terus relevan dengan perkembangan zaman," katanya.
As'ad memuji langkah pemerintah melarang organisasi masyarakat yang anti-Pancasila dan membentuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Menurutnya, langkah ini merupakan suatu kemajuan dalam rangka menstabilkan dan menjaga eksistensi NKRI.
"Silakan mau mendirikan khilafah, tapi jangan di sini. Ketika kita melangkah bernegara, maka visi dan ideologi negara yang jadi acuan yaitu Pancasila," tandasnya. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai toleransi yang diamanahkan jika dipegang teguh bisa menjaga keutuhan masyarakat.
Baca SelengkapnyaIndonesia sekarang ini adalah yang terbaik karena mampu merangkum keberagaman seperti pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Baca SelengkapnyaMeski ada perbedaan hingga saat ini sikap toleran tetap dipegang teguh agar tidak mudah diadu domba.
Baca SelengkapnyaSalam lintas agama merupakan salah satu upaya berkesinambungan merawat kemajemukan dimiliki Indonesia.
Baca SelengkapnyaPancasila memiliki kedudukan yang krusial bagi negara Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerlu dipahami bahwa keberagaman adalah ruh Pancasila yang harus dijaga dan dipertahankan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Baca SelengkapnyaUntuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua MPR, Ahmad Basarah mengajak masyarakat Indonesia di Hamburg Jerman untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia di tanah rantau.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus bisa membangun toleransi dan menghindari fanatisme berlebihan untukmengancam persatuan
Baca SelengkapnyaIdealnya suasana rukun dan damai bukan karena dirukunkan atau didamaikan.
Baca SelengkapnyaEmpat bingkai kerukunan sebagai pilar kekuatan bangsa adalah kunci untuk melawan radikalisme dan terorisme.
Baca SelengkapnyaIndonesia sudah dipersatukan empat Pilar Kebangsaan; Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI bisa semakin kuat dengan menerapkan moderasi beragama.
Baca Selengkapnya