Pansus cecar Komjen Tito soal Densus 88, Islam dan terorisme
Merdeka.com - Anggota Komisi III fraksi Gerindra yang juga Ketua Pansus Terorisme, M Syafi'i, mencecar calon Kapolri Komjen (Pol) Tito Karnavian dalam kapasitasnya sebagai mantan Kepala Densus 88.
Syafi'i mempertanyakan konsep peta sebaran terorisme yang pernah dipresentasikan Tito bersama Densus 88-nya, yang mencantumkan lafal syahadat dalam pemaparan pihak Densus 88 tersebut.
"Ketika kami undang Densus 88 di Pansus terorisme, di sana ada peta sebaran teroris. Peta itu pakai tulisan la ilaha illallah. Jadi membantai teroris identik dengan membantai la ilaha illallah?" tanya Syafii dalam fit and proper test calon Kapolri, di Gedung DPR RI Senayan, Kamis (22/6).
-
Bagaimana Densus 88 mengantisipasi ancaman teroris? 'Kita akan lanjutkan penyelidikan dan penyidikan untuk menjawab salah satunya pertanyaan seperti tadi,' ucap dia.
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
-
Kenapa DPR khawatir dengan tindakan polisi? 'Ini berbahaya sekali kalau benar terjadi. Jangan sampai ada jajaran di bawah melakukan intimidasi terhadap siapa pun, apalagi ada kaitannya dengan konteks kepemiluan.'
-
Siapa yang diduga dikuntit Densus 88? Adapun dugaan Jampidsus diduga dikuntit oknum Densus 88 saat makan di salah satu restoran di Cipete, Jakarta Selatan.
-
Siapa yang mempertanyakan Tapera di DPR? Video tersebut saat anggota Komisi V DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Irine Yusiana Roba Putri mempertanyakan terkait Tapera, berikut transkrip pertanyaannya:
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
Selain itu, Syafi'i juga mempertanyakan data milik Densus 88, yang menyebut Aceh sebagai daerah dengan jumlah teroris paling banyak. Sebab, hal itu hanya didasarkan dari penyebaran Janto yang dianggap meluas, padahal faktanya penyebaran mereka gagal di lapangan.
"Padahal diakui penyebaran Janto gagal. Lalu kami kaitkan karena Aceh mayoritas Islam. Benarkah menurut pemahaman Densus 88 bahwa teroris identik dengan Islam?" tegas Syafi'i.
Syafi'i mengaku khawatir, jika memang demikian sudut pandang Densus 88 terhadap Islam sebagai sebuah entitas masyarakat, nantinya Islam akan semakin diidentikkan dengan terorisme.
Untuk itu, dirinya berharap jika kelak Tito bisa menjadi Kapolri, maka pembenahan di internal untuk hal-hal terkait semacam itu bisa segera diselesaikan.
"Kami khawatir Islam jadi indentik dengan teroris. Kalau ini jadi tagline di kepolisian, maka keberadaan Densus 88 jadi membahayakan bagi Indonesia yang mayoritas Islam," pungkasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaAswin menegaskan kerja Densus 88 dalam menangkap tersangka teroris bukan berdasarkan isu melainkan alat buktii.
Baca SelengkapnyaKetujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca Selengkapnya"Dampak perang Israel-Palestina tentunya juga membangkitkan sel-sel yang terafiliasi dengan teroris,
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.
Baca SelengkapnyaGerakan salafisme-wahhabisme merupakan cikal bakal lahirnya radikalisme agama hingga pintu masuknya terorisme.
Baca SelengkapnyaPerintah Kapolri itu guna memastikan apakah DE yang merupakan pegawai KAI berdiri sendiri atau tergabung dalam jaringan kelompok teroris lain.
Baca SelengkapnyaDensus 88 menangkap sebanyak tujuh orang terduga pelaku teroris yang mencoba melakukan aksi provokasi selama kedatangan Paus Fransiskus
Baca SelengkapnyaDensus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaKaropenmas Div Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, terduga teroris yang ditangkap di Bekasi, memiliki satu akun Media Sosial Telegram.
Baca SelengkapnyaTersangka diduga turut menyebarkan propaganda kelompok teroris ISIS di media sosial.
Baca SelengkapnyaSalah satu simpatisan ISIS bergerak sendiri adalah DE, karyawan BUMN yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
Baca Selengkapnya