Pasokan Air Bersih Terhenti Empat Hari, Warga Samarinda Viral Mandi di Parit
Merdeka.com - Video warga mandi air parit di Samarinda viral di media sosial. Aksi itu dilakukan setelah pasokan air bersih dari Perumdam Tirta Kencana Samarinda, Kalimantan Timur, terhenti selama empat hari.
Dalam video berdurasi 34 detik yang beredar, warga itu mandi di parit pada hari Minggu (4/12) siang dan bilang gara-gara air PDAM tidak mengalir. Lokasinya berada di Jalan Pangeran Suryanata.
Merdeka.com menelusuri kebenaran video itu dan memastikan peristiwa itu benar terjadi. Pria yang terekam kamera bernama Asran (56), warga Jalan Pangeran Suryanata Gang Tinggiran RT 39 Kelurahan Air Putih, Kecamatan Samarinda Ulu.
-
Apa yang dilakukan warga Patemon untuk mengatasi krisis air? Pada awalnya, tak sedikit warga yang menolak usulan pembuatan sumur resapan itu. Namun pada akhirnya mayoritas warga tetap bergerak karena merasakan begitu pahitnya krisis air bersih.
-
Apa yang dilakukan warga Desa Padasari untuk mendapatkan air bersih? Ribuan warga Desa Padasari, Kabupaten Tegal, terpaksa mengonsumsi kubangan air sungai untuk kebutuhan minum dan memasak.
-
Di mana warga berebut air bersih? Pemandangan serupa juga terjadi di Blora, Jawa Tengah. Warga Desa Jepangrejo berebut air bersih bantuan dari BBWS Pemali-Juwana.
-
Bagaimana desa Patemon mengatasi krisis air bersih? Tahun 2014 adalah titik balik bagi warga Desa Patemon keluar dari krisis air bersih. Mereka ramai-ramai membuat sumur resapan di sekitar mata air. Sumur resapan itu dibuat seluas 2x2 meter dengan kedalaman 2 meter. Bagian dasarnya diberi batu koral untuk membersihkan air.
-
Bagaimana warga Sambeng dapatkan air di awal kemarau? Pada awal musim kemarau, warga mengandalkan sumber air yang terletak di pinggir desa. Namun karena musim kemarau berlangsung panjang, sumber air ikut mengering.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
"Itu suami saya," kata Helma (53), istri Asran saat ditemui di rumahnya, Senin (5/12) sore.
Helma menerangkan suaminya mandi dari air parit karena memang tidak ada lagi persediaan air bersih, karena air Perumdam tidak mengalir empat hari ini. Bahkan tidak ada pemberitahuan sebab air tidak mengalir selama itu.
Dini hari ini tadi, air sempat mengalir namun kembali terhenti. Air kemudian mengalir hingga sore dengan debit sangat kecil.
Kondisi itu dimanfaatkan Helma untuk menampung dari keran di teras rumahnya menggunakan galon bekas.
"Saya juga jualan air isi ulang galon. Tapi karena tidak mengalir, ya tidak jualan. Sekarang saya tampung dulu di galon kemudian saya pindahkan ke dalam rumah. Untuk MCK (mandi, cuci dan kakus)," ujar Helma.
Air tidak mengalir cukup sering terjadi di kawasan tempat tinggal Helma. "Bulan ini saja sudah tiga kali mati. Air ini kan biarpun tidak mengalir tetap bayar. Kalau tidak bayar nanti dicabut (oleh Perumdam Tirta Kencana)," terang Helma.
Tidak Ada Pemberitahuan
Warga mengambil air parit. ©2022 Merdeka.com/Saud Rosadi
Muhammad Isnaini, warga RT 38 mengatakan tidak ada pemberitahuan Perumdam menghentikan distribusi air bersih sejak hari Jumat (2/12). Jika ada pemberitahuan, warga bisa bergegas menyimpan persediaan.
Air di parit yang bersumber dari aliran saluran buangan polder jadi andalan warga, meski sekadar menggunakannya untuk buang air besar (BAB) di rumah. Namun demikian terlebih dahulu diberikan tawas atau penjernih air sebelum digunakan.
"Air di sini dipakai mandi kalau malam, ini air dari polder. Kalau mau BAB sulit tidak ada air. Bantuan tangki PDAM tidak ada," kata Isnaini sambil menunjuk ke arah parit yang dia maksud.
Perbaikan Pipa Induk
Mewakili Pemerintah Kota Samarinda, Camat Samarinda Ulu Muhammad Fahmi membenarkan viral warga mandi air parit setelah mengeceknya pagi tadi. Penyebabnya air tidak mengalir selama empat hari. Dia meminta warga yang memerlukan air bersih bisa melapor ke pihak kelurahan.
"Perlu air, saya bisa datangkan air tandon," kata Fahmi di kantornya.
Dari koordinasinya dengan Perumdam Tirta Kencana, penyebab air tidak mengalir lantaran adanya pengerjaan perbaikan pipa induk di Jalan Ringroad. Karena warga mandi di parit itu viral, direksi perusahaan daerah itu datang langsung untuk melakukan pengawasan pekerjaan.
"Tadi juga saya mengimbau warga agar tidak menggunakan air parit untuk mandi. Dilihat jernih tapi tidak layak. Ini jangan sampai terjadi lagi. Ini memalukan pemerintah kota, memalukan kita semua," Fahmi menjelaskan.
"Kita tidak kekurangan air kok. Sungai Mahakam banyak, Sungai Karang Mumus banyak. Tapi kenapa kita sesalkan tingkah laku warga ini untuk akibatkan demikian? Karena saya peka terhadap lingkungan, dan langsung turun bersama staf tadi. Kenapa bisa terjadi dan viral?" ucap Fahmi.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Desa Sumberkare terpaksa menggunakan air sungai untuk berbagai kebutuhan.
Baca SelengkapnyaTercemarnya aliran Kali Bekasi ini menyebabkan pasokan air bersih untuk puluhan ribu warga Bekasi terganggu.
Baca SelengkapnyaKekeringan yang terjadi disebabkan kemarau panjang dan sebagai dampak banyaknya pembangunan perumahan.
Baca SelengkapnyaKrisis air bersih menjadi bencana tahunan yang seolah belum ditemukan solusinya.
Baca SelengkapnyaKondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaSumur-sumur milik warga Desa Pabuaran mulai mengalami kekeringan. Warga pun terpaksa memanfaatkan aliran kali untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Baca SelengkapnyaMelihat kehidupan warga kampung Halimun yang harus tempuh jarak ratusan meter untuk dapat air bersih.
Baca SelengkapnyaAir Kali Cihoe kerap dijadikan sumber mata air andalan bagi Warga Cibarusah saat musim kemarau.
Baca SelengkapnyaSumur ini jadi satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaSudah tiga bulan puluhah desa di Ngawi dilanda kekeringan, warga harus berjalan jauh demi mendapatkan air untuk mencuci dan mandi.
Baca SelengkapnyaWarga rela antre untuk mendapatkan air demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka
Baca SelengkapnyaSudah tiga bulan, ratusan warga Desa Sukagalih, Jonggol, Bogor terpaksa memenuhi kebutuhan air dengan mengandalkan aliran Sungai Cihoe.
Baca Selengkapnya