Pembunuhan Guru SD di OKI, Korban Miliki Hubungan Spesial dengan Salah Satu Pelaku
Merdeka.com - Seorang guru SD yang berstatus aparatur sipil negara (ASN), MI (56), tewas dibunuh tiga pelaku yang semuanya masih berusia di bawah 18 tahun. Terungkap, salah satu pelaku memiliki hubungan spesial dengan korban.
Awalnya, korban hanya kenal dengan tersangka RK (17) yang sama-sama berjenis kelamin laki-laki. Selama memiliki hubungan khusus, RK mendapat perhatian dan materi yang cukup membuat kedekatannya bertahan dengan korban.
Perhatian dan uang mulai berkurang ketika korban mengenal tersangka AS (17) dan LI (15). Sebab, korban juga memberikan uang kepada keduanya yang membuat jatah RK tak sebesar seperti sebelumnya.
-
Kenapa pelaku meminta uang dari korban? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
-
Kenapa polisi minta uang ke korban? 'Tim Paminal dari Polrestabes Bandung melakukan pemeriksaan kepada Aiptu US. Hasilnya, terbukti yang bersangkutan meminta uang untuk operasional mencari motor korban yang hilang.'
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
Hal itu membuat RK menyusun strategi melakukan pembunuhan tanpa memberitahu dua tersangka lain sebelumnya. RK hanya mengajak mereka membunuh korban hanya untuk mendapatkan barang berharga miliknya.
"Tersangka RK dan korban memiliki hubungan spesial. RK tidak cemburu, tapi kecewa karena perhatian dan jatah uang untuknya berkurang sejak korban mengenal AS dan LI," ungkap Kasatreskrim Polres OKI AKP Jatrat Tunggal, Selasa (21/2).
Dia menjelaskan, ketiga tersangka dekat dengan korban karena sikap royal dari guru SD itu. Dapat dikatakan, hubungan spesial mereka berawal atas dasar kebutuhan ekonomi.
"Ketiga tersangka memanfaatkan kesempatan itu," kata dia.
Dalam aksinya, para tersangka terbilang sadis. Mereka menusuk leher dan perut korban dengan pisau lalu mengikat tangan korban dengan tali dan membekap mulutnya. Korban juga mengalami patah tangan akibat kekerasan.
Atas perbuatannya, ketiga tersangka dijerat Pasal 340 KUHP juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP dan atau Pasal 365 ayat (3) KUHP dengan ancaman hukuman pidana mati atau penjara seumur hidup atau penjara maksimal 20 tahun. Hanya saja hukuman dapat berkurang separuhnya karena masih di bawah umur.
Diberitakan sebelumnya, MI tewas mengenaskan dengan kondisi ada luka sayat di leher, tangan terikat tali, dan mulut tersumpal handuk di kamar mandi di rumahnya di Kayuagung, OKI, Selasa (14/2) malam. Siang sebelumnya, korban datang dari kampungnya di Kecamatan Sirah Pulau Padang, OKI, ke rumah lamanya itu untuk melakukan terapi.
Panik karena korban tak kunjung pulang dan ponselnya tak aktif, keluarga melakukan pencarian dan menemukan korban sudah tergeletak di kamar mandi. Polisi datang untuk melakukan olah TKP dan mengevakuasi korban.
Kasatreskrim Polres OKI AKP Jatrat Tunggal Rachmad mengungkapkan, korban diduga kuat karena perampokan disertai pembunuhan. Terdapat luka sayat di leher, tangan terikat, dan mulut disumpal handuk.
"Dugaan kuatnya dirampok lalu dibunuh. Sebab, motor dan ponsel korban hilang," ungkap Jatrat, Kamis (16/2).
Dari olah TKP, korban tewas sebelum malam karena dilihat dari darah yang berceceran di lantai kamar mandi mulai mengering. Korban merupakan guru SD di Kecamatan Sirah Pulau Padang. Sejak dua tahun lalu, rumah yang menjadi TKP telah ditinggalkan dan didatangi jika ada keperluan di Kayuagung.
"Korban datang ke sana untuk terapi dan mampir ke rumah lamanya. Karena tak ada kabar, keluarga mencari dan menemukannya sudah tewas," pungkasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku menikam berkali-kali karena kesal korban tak menepati janji soal upah oral seks.
Baca SelengkapnyaSeorang guru pria, SF (45), mengalami banyak luka di tubuhnya. Dia dikeroyok oleh dua remaja tak lain murdinya sendiri.
Baca SelengkapnyaAyah dan anak di Karawang bunuh pria dengan motif penggandaan uang.
Baca SelengkapnyaAda hubungan terlarang yang memicu kekesalan dan dendam tersangka.
Baca SelengkapnyaPria tak dikenal itu membawa mereka ke suatu tempat dan diancam agar tidak teriak.
Baca SelengkapnyaUsai membunuh, pelaku mengambil uang Rp32 juta milik korban.
Baca SelengkapnyaPelaku juga menyatakan bahwa pertemuannya dengan korban meninggal inisial AF di hotel Senopati tersebut merupakan pertemuannya yang pertama.
Baca SelengkapnyaPolisi telah memeriksa 7 orang saksi terkait kasus ini.
Baca SelengkapnyaPenemuan mayat dalam koper menggegerkan warga Kalimalang, Bekasi
Baca SelengkapnyaDia mengimingi sejumlah uang untuk murid yang menjadi incarannya.
Baca Selengkapnya"Saya sering dihantui korban, kadang mimpi digerebek polisi, hidup saya tak tenang," ungkap tersangka KL
Baca Selengkapnya