Pemkot Kediri Cegah Penularan Hepatitis Akut dengan Datangi Sekolahan
Merdeka.com - Seorang anak di Kabupaten Tulungagung meninggal dunia diduga karena hepatitis akut. Untuk mencegah penularan, Kota Kediri yang berbatasan dengan Tulungagung menggencarkan upaya pencegahan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri mendatangi 10 sekolah dasar, guna menyosialisasikan kewaspadaan terhadap penemuan kasus hepatitis akut.
"Karena pada umumnya penyakit hepatitis ini menyerang anak-anak usia 15 tahun ke bawah, utamanya usia 10-12 tahun maka kami bergerak cepat, diawali dengan sosialisasi kepada para siswa, guru dan wali murid guna meningkatkan kewaspadaan," kata Kepala Kadinkes Kediri Fauzan Adima, Kamis (12/5).
-
Apa saja yang perlu diperhatikan untuk mencegah hepatitis? Dengan memahami dan menerapkan cara mencegah hepatitis ini, Anda dapat mengurangi risiko terkena hepatitis dan menjaga kesehatan hati Anda.
-
Bagaimana cara mencegah penularan TBC pada anak? Untuk mencegah penularan TBC, dr. Wahyuni menyarankan agar segera melakukan skrining kepada seluruh anggota keluarga jika ada satu anggota yang terdiagnosis menderita TBC aktif.
-
Apa penyebab liver pada anak? Penyebab liver pada anak dapat bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Liver adalah organ vital yang memiliki peran penting dalam proses pemrosesan nutrisi, penyaringan racun, dan produksi zat-zat yang penting untuk tubuh.
-
Bagaimana mengatasi liver pada anak? Penyakit liver atau hati pada anak merupakan kondisi yang serius dan memerlukan perhatian khusus. Liver berperan penting dalam proses metabolisme dan memiliki fungsi vital dalam tubuh. Ketika hati anak mengalami masalah, dapat mempengaruhi fungsi tubuh secara keseluruhan. Namun, dengan tindakan yang tepat, kelainan liver pada anak dapat diatasi.
-
Siapa yang terkena kanker anak? Leukemia, lymphoma (kanker kelenjar getah bening), dan tumor otak adalah beberapa jenis kanker yang paling umum menyerang anak-anak di Indonesia.
-
Bagaimana cara mencegah anak terkena penyakit menular? Untuk mengurangi risiko anak-anak terserang penyakit menular, orang tua dapat melakukan beberapa hal, seperti:Memberikan anak vaksinasi sesuai jadwal.Mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, dan tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut sebelum mencuci tangan.
Sosialisasi di 10 sekolah dilaksanakan pada Rabu (11/5). 10 sekolah yang dilakukan sosialisasi tersebut meliputi SDN Burengan 2, SD Plus Rahmat, SDN Tempurejo 2, SDI Al-Falah, SD Plus Sunan Ampel, SD Santo Yosep, SDN Mrican 1, SD The Naff School, SD Al Azhar, dan SDN Banjaran 4.
Fauzan Adima menjelaskan bahwa saat ini World Health Organzation (WHO) telah menetapkan hepatitis akut ini menjadi kejadian luar biasa (KLB), lantaran kasusnya terjadi peningkatan yang cukup signifikan.
"Sebelumnya kita mengenal ada lima jenis hepatitis yakni A,B,C,D,E dan untuk jenis A dan B anak-anak kita sudah mendapatkan imunisasi dasar. Kemudian munculah hepatitis akut ini yang mana penyebabnya belum diketahui secara pasti pun juga obatnya," terangnya.
"Namun secara umum, penyakit hepatitis menular lewat makanan dan menginfeksi saluran pencernaan," Imbuh Fauzan.
Sementara itu untuk gejala klinis, Fauzan mengatakan pada umumnya seperti demam ringan, mual, muntah, diare, warna urin seperti air teh, feses berwarna kuning pucat dan kulit berwarna kekuning-kuningan.
"Apabila menemui gejala seperti itu, segera bawa ke puskesmas terdekat untuk dilakukan penanganan supaya penularannya pun dapat segera dikendalikan," tegas Fauzan.
Dalam kesempatan tersebut, Fauzan juga mewanti-wanti kepada pihak sekolah, peserta didik, terutama orang tua wali murid supaya menerapkan pola hidup bersih dan sehat untuk melakukan pencegahan.
"Karena penyakit hepatitis ini menginfeksi saluran pencernaan dan penularan lewat makanan, maka kita perlu tekankan kepada anak-anak kita supaya selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, menggunakan alat makan yang higienis, sebisa mungkin tidak jajan sembarangan di luar atau di tempat yang tidak terjamin kebersihannya, dan untuk sementara waktu hindari berenang di kolam umum," pungkasnya.
Menyambut hal ini, pihak sekolah mendukung upaya Dinkes Kota Kediri, seperti yang diungkapkan oleh Sri Wahyuni, kepala SD Plus Rahmat Kota Kediri.
"Kami sangat menyambut baik sosialisasi hepatitis ini. Sebab kasus hepatitis ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Untuk itu perlunya rencana penanganan dan pencegahan yang matang untuk mengantisipasinya. Perlu kerja sama dari berbagai elemen baik pemerintah, sekolah, dan wali murid untuk menanganinya," ungkapnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.
Baca SelengkapnyaPenjual yang melanggar peraturan akan dicabut izin berjualan di sekolah atau denda.
Baca SelengkapnyaDifteri pertama kali terdeteksi di Pamekasan pada tahun 2018 silam.
Baca SelengkapnyaKasus ini bermula dari salah satu pelajar yang belum sembuh total dari cacar air masuk sekolah
Baca SelengkapnyaJika 1 provinsi saja ada 10 anak yang menderita hepatitis, maka 34 provinsi lain bisa mengalami hal serupa.
Baca SelengkapnyaAkibat wabah tersebut, sekolah meliburkan sementara.
Baca SelengkapnyaLebih dari 350 juta orang di seluruh dunia menderita hepatitis
Baca SelengkapnyaJumlah kasus DBD di Kota Reog ini diduga lebih banyak dari data resmi Dinkes
Baca SelengkapnyaAda keadaan yang mesti di antisipasi misalkan anak tersebut dikhawatirkan punya gangguan organ hati yang berat.
Baca SelengkapnyaDBD menjangkiti kelompok usia produktif dan paling banyak terjadi di usia anak-anak.
Baca SelengkapnyaVirus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak
Baca SelengkapnyaSMPN 8 Tangerang Selatan memberlakukan lockdown selama 14 hari karena adanya kasus cacar air dan gondongan di sekolah.
Baca Selengkapnya