Penasaran manfaat daun kecubung, SMAN 2 Lamongan buat penelitian
Merdeka.com - SMA Negeri 02 Lamongan, Provinsi Jawa Timur, melakukan penelitian ekstrak alkaloid daun kecubung yang bermanfaat sebagai bioinsektisida pengendali hama tanaman padi.
"Tanaman kecubung yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, ampuh untuk mengendalikan hama ulat, belalang dan hama lainnya tanaman padi," kata Diana Putri, siswa SMAN 02 Lamongan yang meneliti manfaat daun kecubung menjadi bioinsektisida di 'International Exhibition for Young Inventors' (IEYI) 2014 di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Jumat (31/10).
Berdasarkan hasil uji coba penelitian, kata dia, dalam konsentrasi waktu 30 menit, 31 persen hama padi mati akibat bioinsektisida daun kecubung ini, sehingga petani dapat mencoba menggunakan hasil penelitian ini yang tergolong murah, praktis untuk mengendalikan hama padi.
-
Mengapa SMAN Conggeang budidayakan lemon? Sekolah ingin para siswa memiliki kemampuan bertani untuk menghadapi isu ketahanan pangan di masa mendatang.
-
Kapan penelitian tentang ekstrak daun bunga sepatu dilakukan? Dilansir Healthline, sebuah penelitian pada tahun 2003 menunjukkan bahwa ekstrak daun bunga sepatu berpengaruh positif terhadap panjang rambut dan folikel rambut pada tikus percobaan.
-
Apa yang dibudidayakan di SMAN Conggeang? Berbekal kebun lemon di halaman belakang sekolah, sejumlah produk olahan buah tersebut mampu dihasilkan.
-
Dimana kecubung sekarang ditemukan? Tanaman ini kini hanya dapat ditemukan di area sekitar hutan atau digunakan sebagai tanaman hias karena warna bunganya yang indah seperti putih atau ungu.
-
Dimana penelitian dilakukan? Studi tersebut melibatkan 1.650 partisipan dari berbagai budaya, termasuk 373 orang dari Tiongkok, 474 dari Jerman, 401 dari Meksiko, dan 402 dari Amerika Serikat.
-
Bagaimana penelitian dilakukan? Dalam Journal Current Biology, para peneliti memasang speaker dan kamera di sekitar 21 lubang air di South Africa‘s Greater Kruger National selama musim kemarau. Itu dilakukan dari bulan Juni hingga Agustus.
"Bioinsektisida kecubung ini, hanya untuk bersifat mengendalikan hama, berbeda dengan membasmi hama yang membutuhkan konsentrasi kematian hama padi di atas 50 persen. Pembasmian hama padi ini bisa memutus mata rantai makanan makhluk hidup sawah dan merusak ekosistem sawah," ujarnya.
Ia menjelaskan tanaman kecubung ini merupakan tumbuhan yang memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai obat asma, batuk, obat bius pada operasi, sakit pinggang, rematik dan lainnya.
Namun di masyarakat pedesaan, tanaman ini banyak disalahgunakan untuk obat halusinogen. Oleh Karena itu, kami memanfaatkannya sebagai bioinsektisida pengendali hami pengganti pestisida buatan.
"bioinsektisida ini dapat membantu masyarakat, khususnya petani padi untuk meningkatkan hasil panen tanpa merusak ekosistem alami dan masyarakat dapat melestarikan lingkungan agar tidak terjadi ketergantungan dengan pestisida buatan pabrik," ujarnya.
Dia mengatakan, pembuatan bioinsektisida dari ekstrak alkaloid daun kecubung ini cukup mudah, yaitu mengambil daun kecubung tersebut, mengeringkan selama tiga hari, setelah kering di potong kecil-kecil, digiling dan direndam dengan methanol selama sehari.
Selanjutnya, perendaman kecubung tersebut diuapkan menggunakan "rotary evaporator" dan diberi larutan H2SO4 sebanyak lima persen dengan PH tiga hingga empat, pada akhirnya terbentuk ekstrak alkaloid yang dilarutkan di air sehingga menjadi larutan dan siap disemprotkan ke tanaman padi terserang hama.
"Hasil panen padi yang dihasilkan tentu lebih baik dan menyehatkan dari pada menggunakan pestisida buatan yang mengandung racun," ujarnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekolah ingin para siswa memiliki kemampuan bertani untuk menghadapi isu ketahanan pangan di masa mendatang.
Baca SelengkapnyaSelain mendalami marak mabuk kecubung, polisi juga mengusut peredaran pil putih yang juga diduga menyebabkan mabuk usai dikonsumsi.
Baca SelengkapnyaMenurut Kemenkes, buah tersebut memang dapat menyebabkan kegilaan, baik sementara atau menetap jika dikonsumsi secara jangka panjang.
Baca SelengkapnyaUGM berupaya mengembalikan kejayaan rempah Maluku dengan serangkaian proyek penelitian. Proyek ini bekerja sama dengan Pemda Halmahera Utara.
Baca SelengkapnyaCairan ini efektif untuk mengusir nyamuk penyebab demam berdarah.
Baca SelengkapnyaSejumlah mahasiswa yang menjalani KKN di Desa Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Jember berinovasi menciptakan permainan atau game yang mengasah kepekaan.
Baca SelengkapnyaRempah satu ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan
Baca SelengkapnyaBeredar video sejumlah warga di Banjarmasin teler dengan narasi akibat makan buah kecubung.
Baca SelengkapnyaSebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi, UGM tak pernah berhenti berinovasi. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah di bidang penanganan penyakit kanker
Baca SelengkapnyaSusno Duadji mengunjungi salah satu lahan dan melakukan kegiatan menanam cengkih. Istimewanya, ia bercerita soal salah satu tujuan Belanda datang ke indonesia.
Baca SelengkapnyaSido Muncul berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta guna mengembangkan dan memperkenalkan penggunaan obat herbal.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu belakangan, kecubung tengah banyak dibahas karena efek memabukkan yang dimilikinya.
Baca Selengkapnya