Penembakan petani di Banyuasin diduga karena masalah sengketa tanah
Merdeka.com - Cahyono (52), seorang petani menjadi korban penembakan hingga dirinya tewas. Diduga kejadian itu dipicu persoalan sengketa tanah yang dihadapinya. Dua pelaku dikabarkan telah diringkus, sementara dua lain masih buron.
Informasi dihimpun, saat kejadian, korban dan istrinya dalam perjalanan pulang dari sawah. Tiba-tiba korban diadang empat pelaku sehingga terjadi cekcok mulut.
Saat itulah, korban ditembak pelaku sebanyak dua kali. Tembakan pertama mengenai dada dan satu lagi di telinga. Korban langsung ambruk di tempat, sedangkan istrinya tidak mengalami apa-apa karena tidak mendapat penyerangan.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Siapa yang dimusnahkan oleh petani-pemukim? Sebuah studi baru mengungkap bahwa bangkitnya pertanian ini sebenarnya menyebabkan genosida tragis terhadap populasi pemburu-nomaden yang dimusnahkan oleh para petani-pemukim dalam beberapa generasi.
-
Di mana peristiwa penembakan terjadi? Dalam video tersebut tampak empat pemuda berjalan di antara reruntuhan di daerah Al-Sika di Khan Younis, Jalur Gaza selatan pada awal Februari lalu. Daerah ini hancur akibat pengeboman dan operasi militer Israel.
-
Mengapa petani di Banyumas terancam gagal panen? BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya atau biasa disebut dengan fenomena El Nino. Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen.
-
Dimana penembakan terjadi? Tragedi itu terjadi di halaman parkiran Mapolres Solok Selatan pada Jumat (22/11) sekira pukul 00.15 WIB.
"Mungkin karena masalah sengketa tanah, dia (korban) memang lagi ada masalah itu. Tapi tidak tahu persisnya bagaimana," ungkap salah seorang keluarga korban yang enggan disebutkan namanya di RS Bhayangkara Polda Sumsel, Senin (30/1).
Pihak keluarga berharap polisi dapat menangkap seluruh pelaku dan diganjar hukuman berat. "Kami dapat kabar ada dua orang yang ditangkap, mudah-mudahan memang benar," ujarnya.
Kapolres Banyuasin, AKBP Andri Sudarmadi mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus penembakan ini. "Sekarang sedang didalami. Pelaku lain masih dikejar," kata Andri.
Sementara itu, Dokter Forensik RS Bhayangkara Polda Sumsel, Kompol Mansuri mengungkapkan, pihaknya akan segera melakukan autopsi sesuai permintaan penyidik. Sedangkan visum luar sudah dilakukan.
"Tunggu hasil autopsi saja untuk mengetahui penyebab kematian korban," singkatnya.
Diberitakan sebelumnya, Cahyono (52) warga Desa Tirta Mulya, Kecamatan Makarti Jaya, Banyuasin, Sumatera Selatan, tewas tertembak saat pulang dari sawahnya menggunakan speedboat tak jauh dari kampungnya, Minggu (29/1) sore.
Sontak hal itu membuat warga sekampung geger sehingga polisi datang ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Sementara jenazah korban dibawa ke rumah sakit di Palembang.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suara tembakan terdengar sangat banyak dan dalam jarak yang cukup dekat
Baca SelengkapnyaSatu dari tiga warga dikabarkan meregang nyawa diduga akibat tertembak polisi
Baca SelengkapnyaPihaknya telah memeriksa 45 orang saksi anggota brimob dibantu penyidik Bareskrim Mabes Polri dan menetapkan ATW jadi tersangka atas kasus penembakan tersebut.
Baca SelengkapnyaPlisi menemukan bahwa ada perseteruan tanah ulayat antara Kaum Saogo dan Kaum Sakerebeu.
Baca SelengkapnyaTersangka mengaku kerap memergoki korban berada di kebun jeruknya.
Baca SelengkapnyaPeristiwa Tanjung Morawa menjadi salah satu tragedi paling berdarah di Indonesia dan runtuhnya Kabinet Wilopo pada saat itu.
Baca SelengkapnyaWarga menolak aktivitas tambang karena membuat mereka gagal panen dan tercemarnya lingkungan.
Baca SelengkapnyaPenembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaBentrokan kembali terjadi antara warga Rempang, Kepulauan Riau, dengan PT Makmur Elok Graha (MEG).
Baca SelengkapnyaBerbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus
Baca SelengkapnyaIbu-ibu ini menangis melihat ladangnya rusak akibat ulah supporter bola yang terlibat kerusuhan.
Baca SelengkapnyaKorupsi ternyata sudah ada di negeri ini sejak zaman dulu kala.
Baca Selengkapnya