Pengorbanan Bripka Heri Demi Bangun TK Gratis di Pelosok
Merdeka.com - Bripka Heri Prasetyo mendapatkan sambutan hangat saat mendatangi TK Bumi Damai Indonesia. Mereka tersenyum menyambut kedatangan orang yang mendirikan sekolah gratis itu.
“Selamat datang, Bapak. Selamat datang, Bapak. Selamat datang, kami ucapkan,” demikian dendang para murid menyambut.
Terik Matahari tak menghapuskan senyum para murid menyambut Bripka Heri. Ia kemudian menyalami para murid, diikuti oleh rombongan Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri yang turut hadir menyaksikan aktivitas Bripka Heri di pelosok Gunungkidul, DIY, Selasa.
-
Dimana rumah dinas bupati itu berada? Di kawasan perbukitan yang masuk wilayah Kabupaten Minahasa Utara, tepatnya di kaki Gunung Kabat, terdapat sebuah rumah mewah bergaya Eropa.
-
Dimana lokasi Kampung Sukadiri? Kampung heritage Sukadiri di Jalan Raya Kasunyatan, Kampung Surosowan, Kelurahan Kasunyatan Kecamatan Kasemen, Kota Serang, menjadi salah satu destinasi unggulan di Banten.
-
Dimana markas besar Polri? Kemudian, Kepala Kepolisian Negara kala itu Komisaris Jenderal Polisi R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo bikin kantor sendiri di Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, bernama Markas Besar Djawatan Kepolisian Negara RI (DKN) yang menjadi Markas Besar Kepolisian sampai sekarang.
-
Dimana GKI Purbalingga berada? Di pusat Kota Purbalingga, ada sebuah gereja yang sudah berusia 1,5 abad, namanya Gereja Kristen Indonesia (GKI) Purbalingga.
-
Dimana lokasi Pondok Tegalsari berada? Pondok Tegalsari di Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo disebut sebagai cikal bakal berdirinya pondok pesantren di Pulau Jawa.
-
Dimana rumah kader PDIP yang digeledah? Rumah yang digeledah itu diketahui berada jalan Halim perdana Kusuma Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Lima murid perempuan lantas kompak menari selamat datang. Disusul pembacaan puisi oleh seorang murid pria dan nyanyian lagu-lagu wajib nasional setelahnya. Bripka Heri dan rombongan Divpropam Polri tersenyum melihat unjuk kebolehan para murid.
Tepatnya di Dusun Krambil, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), TK Bumi Damai Indonesia berdiri dengan mengontrak di sebuah rumah warga.
Murid-murid yang bersekolah di tempat itu tidak dibebani biaya apa pun, mulai dari seragam hingga peralatan belajar disediakan secara cuma-cuma. Di bangunan yang dikelilingi pohon rindang itu, mereka bersekolah, bermain, dan bersenda gurau dengan gratis.
Panggilan Hati
Bripka Heri, anggota Subbid Provos Bidpropam Polda DIY, sosok di balik sekolah yang mulai aktif beroperasi sejak 2020 tersebut. Bripka Heri menceritakan, pendirian TK Bumi Damai Indonesia berawal dari panggilan hati beberapa pihak.
Bermula dari warga sekitar Dusun Krambil yang meminta Bripka Heri mendirikan taman kanak-kanak di daerah mereka. Ketika itu, pria yang lahir pada 1987 tersebut tengah aktif blusukan membagikan sembako ke pelosok-pelosok Gunungkidul, daerah kelahirannya.
Mendapat permintaan itu, Bripka Heri kemudian menyurvei lokasi yang dimaksud warga. Dari sana, ia mendapati bahwa di sekitar Dusun Krambil memang tidak ada TK. Kalau pun ada, lokasinya jauh, sehingga anak-anak biasanya langsung masuk ke sekolah dasar (SD), tanpa mengenal pembelajaran awal di tingkat taman kanak-kanak.
Dia kemudian melihat latar belakang dari keluarga. Dari data dia tahu bahwa rata-rata ekonomi keluarga di daerah itu kelas bawah. Untuk biaya dan keperluan lain juga kesulitan, apalagi tidak semuanya punya sepeda motor untuk mengantar anaknya.
Dia lantas mencari lokasi dan bangunan untuk pendirian TK. Ia bertemu Ngadilah (55) yang dengan senang hati menyambut niat baik Bripka Heri. Ngadilah bahkan secara sukarela memberikan bangunan rumahnya dijadikan TK. Namun, Bripka Heri tetap ingin membayar sewa kepada Ngadilah.
“Dia (Ngadilah) malah kata-kata yang diucapkan pertama itu, 'Alhamdulillah, Pak, bikin sekolah TK di sini',” ucap Bripka Heri mencontohkan percakapannya dengan Ngadilah.
Rumah milik Ngadilah kemudian disulap menjadi TK Bumi Damai Indonesia. Bripka Heri langsung menyewa bangunan itu untuk jangka waktu lima tahun, dengan uang sewa Rp1 juta per tahunnya.
Tidak hanya hati Bripka Heri dan Ngadilah yang tergerak. Ketika mencari guru sebagai tenaga pengajar di TK tersebut, Bripka Heri tidak menemui kendala berarti. Pasalnya, para calon guru menyatakan bersedia menjadi pengajar atas dasar ingin mengembangkan masyarakat Dusun Krambil dan berniat ibadah.
Ikhlaskan Tunjangan Kinerja
Seluruh biaya operasional, dari awal TK Bumi Damai Indonesia berdiri hingga kini, ditalangi oleh Bripka Heri. Ia menggunakan tunjangan kinerja (tukin) miliknya yang berjumlah Rp2,7 juta.
Sebanyak Rp2 juta digunakan untuk menggaji empat orang guru, sementara Rp700 ribu sisanya digunakan untuk operasional yang lain. Namun, terkadang ia juga menggunakan gaji pokoknya guna memenuhi keperluan lainnya.
“Kalau misalkan ini, nih, kayak wisuda ini. Saya ambil dari gaji saya. Itu karena untuk wisuda ini otomatis kami butuh beli toga, konsumsi, dan lain sebagainya,” ucap dia ketika ditemui ANTARA.
Langkah Bripka Heri tersebut tidak dipermasalahkan oleh sang istri. Bripka Heri menjelaskan kepada istri bahwa pendirian TK gratis tersebut bukan tanpa alasan. Kepedulian akan masa depan anak-anak dan urgensi pendidikan usia dini, menjadi bahan bakarnya. Kendati begitu, dia mengaku istrinya sempat terkejut di awal ingin mendirikan TK.
“Iki kegiatan opo meneh? (Ini kegiatan apa lagi?)” ucap Bripka Heri menirukan respons istrinya, seraya sedikit terkekeh.
Kepala Sekolah TK Bumi Damai Indonesia Sugiati (52) mengaku kagum dengan pengorbanan Bripka Heri. Dia menilai sosok Bripka Heri sebagai pribadi luar biasa yang peduli dengan pendidikan dan kondisi lingkungan sosial.
Di sisi lain, salah satu wali murid, Wartini (35) mengaku anaknya yang bersekolah di TK Bumi Damai Indonesia menjadi lebih mandiri dan mendapat banyak ilmu. Dia merasa terbantu dengan kehadiran TK ini yang jaraknya tidak jauh dari kediamannya.
Tanah Wakaf
Agaknya Bripka Heri telah membuktikan pepatah "Apa yang kau tanam, itu yang kau tuai". Ngadilah, sang pemilik bangunan yang menjadi lokasi berdirinya TK tersebut kemudian mewakafkan lahan miliknya seluas kurang lebih 200 meter kepada Bripka Heri untuk TK Bumi Damai Indonesia.
Ngadilah mengaku dirinya dan keluarga ikhlas mewakafkan tanah itu demi kemajuan TK tersebut. Dia ingin anak-anak sekitar Dusun Krambil tidak perlu jauh-jauh bersekolah ke TK di dusun lain. Selain itu, Ngadilah juga ingin TK Bumi Damai Indonesia dibangun menjadi permanen.
“Saya kasih tanah daripada nyewa. Besok dibangun, ya, Pak (Bripka Heri). Jangan ke mana-mana, kasihan anak-anak,” kata Ngadilah sambil menyeka air mata harunya.
Bripka Heri mengutarakan harapan yang sama. Ke depannya, ia ingin membuat bangunan permanen di tanah yang diwakafkan Ngadilah. Menurutnya, pengelolaan TK membutuhkan keseriusan. Oleh sebab itu, ia senantiasa menyisihkan waktu di sela pekerjaannya sebagai anggota Polri untuk mengurus TK tersebut.
Sejak angkatan pertama hingga ketiga, sekolah yang berjarak 1,5 jam dari pusat Kota Yogyakarta ini telah menampung 76 murid. Sementara itu, untuk tahun ajaran 2023/2024 jumlah siswa yang masuk adalah 31 orang. TK Bumi Damai Indonesia juga telah resmi terdaftar di Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, ditandai dengan telah didapatnya nomor Data Pokok Pendidikan (Dapodik). (mdk/fik)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TK gratis berada di Dusun Krambil, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Gunungkidul.
Baca SelengkapnyaSelain menjadi abdi negara, sosoknya menaruh perhatian besar bagi kesejahteraan masyarakat di sekelilingnya.
Baca SelengkapnyaPasutri ini selalu mengingat pesan orang tuanya untuk tidak mengukur pekerjaan dengan uang yang didapat.
Baca SelengkapnyaMereka mendapatkan kesempatan lanjutan sekolah pada 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaLokasi rumah gratis ini akan dijadikan percontohan dari gerakan gotong royong pembangunan rumah gratis bagi MBR.
Baca SelengkapnyaSelain menjaga keamanan sebagai polisi, sosoknya diketahui telah berhasil membangun sebuah sekolah menengah kejuruan (SMK) miliknya sendiri.
Baca SelengkapnyaProgram ini membantu sekolah-sekolah di pedalaman dan perbatasan, dengan cara memperbaiki sarana prasarana fisik secara menyeluruh.
Baca SelengkapnyaSekolah ini menargetkan 80% lulusannya bisa jadi wirausaha mandiri
Baca SelengkapnyaPerempuan asal Jakarta Timur ini rela memberikan ilmunya secara cuma-cuma kepada anak-anak pemulung di wilayah TPU Pondok Kelapa.
Baca SelengkapnyaAsrama baru bagi siswa dan siswi pemulung sampah di TPST Bantar Gebang ini menggantikan bangunan lama yang terbuat dari bambu.
Baca SelengkapnyaTK ini pernah menjadi sistem pendidikan percontohan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo berkomitmen untuk menghadirkan sekolah gratis se-Indonesia untuk masyarakat yang kurang mampu.
Baca Selengkapnya