Peninggalan Megalitik di Malut Berkaitan dengan Konsep Pemujaan Leluhur
Merdeka.com - Tinggalan berciri megalitik (kebudayaan zaman batu besar) dengan keberagaman bentuk dan fungsi yang ditemukan oleh arkeolog di Pulau Halmahera, Tidore dan Moti, Provinsi Maluku Utara (Malut) berkaitan dengan konsep pemujaan terhadap leluhur.
"Terdapat keberagaman bentuk dan fungsi temuan berciri megalitik di Maluku Utara, semuanya dilandasi oleh konsep pemujaan leluhur," kata Arkeolog Marlyn Salhuteru dari Balai Arkeologi Maluku, Selasa.
Ia mengatakan tinggalan berciri megalitik yang terdata di Provinsi Maluku Utara antara lain, altar batu, altar batu, lumpang batu, lesung batu, batu asah, batu dakon, batu berhias, batu berlubang dan batu bergores, dan jere (istilah lokal untuk menyebut tempat keramat) yang direpresentasikan dengan menhir, bongkahan batu utuh, makam dan pohon-pohon besar.
-
Dimana lokasi penemuan permukiman kuno? Penggalian dilakukan sepanjang A66, jalan utama yang melintasi wilayah tersebut dari barat ke timur, menghubungkan wilayah North Yorkshire dan Cumbria.
-
Di mana kuil leluhur ini ditemukan? Sebuah kompleks kuil leluhur megah yang digunakan untuk pemujaan dan ritual kerajaan, yang berasal dari Dinasti Qin (221-207 SM), ditemukan di barat laut, Provinsi Gansu, China.
-
Di mana permukiman kuno ditemukan? Arkeolog menemukan bukti adanya pemukiman sejak 3.000 tahun lalu di dekat Waduk Abberton, dekat Colchester, Inggris, ketika melakukan penggalian sebelum pembangunan pipa air sepanjang 19,5 km.
-
Dimana permukiman kuno ditemukan? Para arkeolog menemukan permukiman kuno berusia 7.000 tahun di dekat Sungai Tais, Serbia timur laut.
-
Di mana makam-makam kuno itu ditemukan? Arkeolog Mesir menemukan 110 kuburan di Delta Sungai Nil, berasal dari zaman sebelum kerajaan firaun.
-
Apa saja jenis peninggalan megalitikum di Sulawesi Tengah? Peninggalan batu-batu besar berbentuk tugu (menhir), bejana batu (kalamba), meja batu (dolmen), tempat jenazah (sarkofagus), atau punden berundak, menjadi bukti adanya peradaban manusia ribuan tahun lalu.
Peninggalan tersebut berkaitan dengan konsep pemujaan terhadap leluhur, tersebar di 15 area dan kampung lama atau pemukiman kuno di Pulau Halmahera, Tidore dan Moti.
Marlyn mencontohkan altar batu di kampung adat Gurabunga. Altar batu dari batu-batu alam berbentuk pipih atau lempengan berukuran kurang lebih 55x50 centimeter itu difungsikan oleh masyarakat setempat sebagai sarana ritual adat.
Berada di belakang rumah adat Fola Jiko Sarabi, kampung adat Gurabunga merupakan pemukiman kuno yang secara administrasi termasuk dalam wilayah Desa Gurabunga, Kecamatan Tidore, Kota Tidore Kepulauan. Di masa lalu kawasan ini termasuk dalam daerah kekuasaan Kesultanan Tidore.
"Jaringan megalitik yang telah terdata terdapat di Pulau Halmahera, Tidore dan Pulau Moti. Kurangnya penelitian megalitik di wilayah Maluku Utara menyebabkan pemahaman kita tentang budaya megalitik di Maluku Utara masih sangat terbatas," ucap dia.
Lebih lanjut dikatakannya, Maluku Utara merupakan wilayah kepulauan yang tergolong dalam zona Wallacea. Provinsi itu dan wilayah kepulauan sekitarnya yang lebih kecil telah memainkan peranan penting dalam sejarah Nusantara dan global sejak zaman prasejarah hingga jaman munculnya kerajaan modern.
Pulau Halmahera, ujar Marlyn, sangat potensial sebagai rute dan jembatan budaya megalitik Nusantara dan Asia Tenggara.
Karena itu, ia bersama lima arkeolog lainnya dari Balai Arkeologi Maluku, yakni Lucas Wattimena, Karyamantha Surbakti, Muhammad Al Mujabhuddawat, Irfan Ahmad dan Godlief Arsthen Peseletehaha pada 2020 meneliti berbagai tinggalan megalitik di Provinsi Maluku Utara.
Riset saat pandemi COVID-19 tersebut dilakukan dengan metode studi pustaka, mempelajari laporan penelitian Balai Arkeologi Maluku, buku, naskah dan sejumlah publikasi ilmiah, seperti jurnal, buletin dan lainnya, kemudian studi kartografi dan diskusi grup terfokus.
"Sebagai kawasan kepulauan strategis dengan sumber daya alam dan etnografi yang luar biasa, sudah sepatutnya kita mendapatkan informasi masa lalu dari kawasan ini," katanya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Situs ini terdiri dari kumpulan menhir atau batu peninggalan budaya megalitik. Diperkirakan usianya sudah ribuan tahun.
Baca SelengkapnyaMisteri Batu-Batu Besar Berwajah Mirip Manusia di Sulawesi Berusia Lebih dari 2.000 Tahun
Baca SelengkapnyaDulunya kawasan lereng Merapi-Merbabu menjadi tempat orang-orang zaman dulu menimba ilmu
Baca SelengkapnyaKepercayaan orang-orang sekitar pun tumbuh dan mengakar kuat di benak mereka jika merusak salah satu peninggalan sejarah tersebut, maka dia akan menerima nasib
Baca SelengkapnyaMenhir-menhir itu merupakan mahakarya kesenian leluhir orang Minangkabau yang diperkirakan hidup di tahun 1550 sebelum masehi.
Baca SelengkapnyaTempat ini diduga sebagai bekas perkampungan warga bernama Parigi, berdasarkan temuan perkakas rumah tangga yang memperkuat dugaan tersebut.
Baca SelengkapnyaBerikut 7 tempat wisata di Toraja yang paling dicari dan direkomendasikan untuk dikunjungi bersama keluarga.
Baca SelengkapnyaLokasi ini dipercaya pernah jadi tempat beribadah warga di wilayah Citorek pada 2500-1500 SM.
Baca SelengkapnyaPesona sejarah, alam, dan budaya membuat wisatawan merasakan kemegahan masa lampau sekaligus keceriaan masa kini
Baca SelengkapnyaLokasi candi ini hanya bisa diakses menggunakan motor atau menumpang truk pasir
Baca SelengkapnyaKabupaten Kutai Timur memiliki bentang alam dan peninggalan sejarah yang mendunia.
Baca SelengkapnyaMenhir merupakan salah satu peninggalan sejarah yang memiliki fungsi religius pada zaman batu.
Baca Selengkapnya