Penjelasan BMKG penyebab angin puting beliung di wilayah DIY
Merdeka.com - Angin puting beliung menerjang sejumlah wilayah di DIY pada Selasa (24/4) siang. Peristiwa itu membuat puluhan rumah mengalami kerusakan dan sejumlah pohon tumbang.
Kepala BMKG Yogyakarta, Nyoman Sukarta, dalam keterangan tertulisnya menyampaikan penyebab angin puting beliung karena aktivitas awan konvektif yang sangat aktif di wilayah DIY. Awan tersebut mendorong terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di DIY.
"Adanya aktivitas awan konvektif (Cumulonimbus) yang tumbuh sangat aktif dan bersifat lokal di wilayah DIY. Kondisi tersebut dapat menimbulkan hujan dengan intensitas lebat disertai puting beliung di wilayah DIY," ujar Nyoman.
-
Dimana awan Cumulonimbus muncul? Fenomena cuaca tidak menentu dan cuaca ekstrem disebabkan oleh awan Cumulonimbus (Cb) yang kerap muncul di sepanjang tahun.
-
Apa saja ciri-ciri musim pancaroba? Ciri umum cuaca pada masa peralihan musim, sesuai dengan penjelasan BMKG, adalah perubahan cuaca yang relatif cepat dari pagi hingga sore hari. Selanjutnya, BMKG juga menambahkan ciri signifikan lain dari musim pancaroba ini adalah cuaca biasanya cerah dan berawan pada saat ini, dengan panas yang cukup terik, lalu diikuti oleh pembentukan awan yang signifikan dan hujan lebat dalam waktu singkat, yang biasanya terjadi pada sore hari.
-
Apa contoh anomali cuaca? Contoh anomali cuaca yakni seperti badai salju yang menghantam Amerika Selatan.
-
Apa yang sedang terjadi pada awan di Bumi? Fenomena pengurangan jumlah awan akibat pemanasan global kini menjadi perhatian utama. Para ahli menyatakan bahwa jumlah awan mengalami penurunan sebesar 1,5 persen setiap dekade.
-
Bagaimana cuaca di Sumut selama pancaroba? Pada saat musim pancaroba, cuaca dapat berubah dari cerah menjadi mendung dan hujan dalam waktu singkat.
-
Apa itu Cuaca Hujan? Cuaca hujan adalah kondisi cuaca di mana atmosfer memproduksi air dalam bentuk cair dan jatuh ke permukaan bumi.
Sementara itu menurut Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Djoko Budiyono, cuaca ekstrem terjadi di sejumlah wilayah di DIY. Cuaca ekstrem yang terjadi adalah angin kencang.
"Hasil pengamatan radar cuaca memang di siang tadi potensi munculnya cuaca ektrem di beberapa tempat. Sudah diprediksi akan muncul. BMKG Stasiun Klimatologi sudah membuat warning/peringatan dini," papar Djoko.
Djoko menambahkan saat ini sebagian besar wilayah di DIY sudah memasuki musim pancaroba. Pada musim pancaroba ini jenis awan yang terbentuk adalah awan-awan konvektif seperti cumulonimbus yang sifatnya seringkali lokal.
Awan ini berpotensi menyebabkan hujan intensitas lebat dan dalam durasi singkat, angin kencang/puting beliung dan petir," jelas Djoko.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbicara soal potensi angin puting beliung ekstrem muncul di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenurut Guswanto, tornado biasa dipakai di wilayah Amerika dan ketika intensitasnya meningkat lebih dahsyat.
Baca SelengkapnyaDeputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengungkapkan ciri-ciri angin puting beliung.
Baca SelengkapnyaHal itu dijelaskan Koordinator Analisa dan Prakiraan Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jembrana, Made Dwi Wiratmaja
Baca SelengkapnyaTampak puting beliung besar membawa berbagai material beterbangan. Bahkan di media sosial memperlihatkan pula sejumlah truk terguling.
Baca SelengkapnyaGuswanto mengatakan, proses pembentukan angin puting beliung sulit dicegah. Namun, masyarakat bisa melindungi diri saat terjadi puting beliung.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, ada tiga kali angin puting beliung di wilayah Bandung.
Baca SelengkapnyaSalah satunya adalah masa peralihan musim, yang dikenal sebagai pancaroba.
Baca SelengkapnyaPenyebab angin puting beliung dampak dari ikutan pertumbuhan awan sibi. Di mana awan sibi ini merupakan awan yang menyebabkan terjadinya hujan lebat.
Baca Selengkapnya"Maret- April lah pancaroba. Jadi itu yang harus diwaspadai. Angin kencang ya, tidak harus memutar, tetapi angin kencang pun juga bisa terjadi," ujar Dwikorita
Baca SelengkapnyaPerubahan tata guna lahan di Rancaekek dari sebelumnya kawasan hijau menjadi industri.
Baca SelengkapnyaSaking kencangnya putaran angin, material dan sampah tersapu dan beterbangan berhamburan ke udara
Baca Selengkapnya