Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perbudakan modern di Jalan Daendels

Perbudakan modern di Jalan Daendels Jalan Raya Pos. blogspot.com

Merdeka.com - Jalan Raya Pos, yang terbentang dari Anyer hingga Panarukan, adalah saksi bisu perbudakan paling kejam di negeri ini. Dibangun pada 1808 dan selesai hanya dalam waktu setahun, jalan 1.000 km lebih itu dibayar dengan sekitar 12.000 nyawa.

Dengan kata lain, setiap pembangunan 1 km jalan ada 12 nyawa budak melayang. Adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels, yang tangannya berlumur darah.

Untuk menembus medan Cadas Pangeran, Sumedang saja, 5.000 orang harus mati di bawah siksaan tentara Daendels. Cambuk dan pukulan siap menghujam ke tubuh para budak pribumi yang memetak pegunungan hanya dengan kapak. Kisah berdarah itu pernah dituliskan Pramoedya Ananta Toer lewat buku 'Jalan Raya Pos, Jalan Daendels' (2005).

Dua abad berlalu dan makin majunya peradaban manusia, ternyata tak juga bisa membuat negeri ini lepas dari perbudakan. Tidak sekejam Daendels memang. Namun, kisah 25 buruh pabrik kuali yang disekap, disiksa dan tidak digaji selama berbulan-bulan di Kabupaten Tangerang, Banten, cukup untuk menyebut tindakan itu sebagai perbudakan.

Ya, perbudakan itu dilakukan di Tangerang, salah satu wilayah yang dihubungkan oleh Jalan Raya Pos buatan Daendels.

"Kami mandi jarang, kalau mandi juga pakai sabun krim cuci piring (sabun colek), kerjanya nggak enak, kaya budak. Saya dikasari, dipukul, tidak dikasih makan. Saya tidak akan kerja di sana lagi," kata Andi asal Lampung Utara, buruh yang lolos, dari penyekapan.

Memang tidak ada buruh yang tewas dalam perbudakan di Tangerang itu. Namun, masih munculnya perbudakan di tengah dunia yang katanya sudah modern ini, seakan sama tragisnya dengan kisah nyawa yang memang gampang melayang di zaman penjajahan dulu.

Meski perbudakan sudah terungkap dari penuturan sejumlah buruh yang lolos, keluarga pemilik pabrik, Yuki Irawan, tetap membantah adanya kekerasan tersebut.

"Enggak ada itu namanya penyekapan, orang semua baik-baik saja. Masalah handphone disita, itu agar para karyawan fokus bekerja," ujar kuasa hukum Yuki, Tety Machyawaty kemarin.

Apapun sangkalannya, kini pemilik pabrik harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum. Perbuatan perbudakan yang tentu tidak mungkin dia lakukan, kalau bisa merasakan bagaimana pahitnya diperbudak.

Ucapan Abraham Lincoln, mantan presiden AS ini, barangkali penting dicamkan oleh sang pemilik pabrik kuali: "As I would not be a slave, so I would not be a master." (mdk/ren)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menilik Kisah Orang Rantai, Sisi Gelap Tambang Batu Bara di Sawahlunto
Menilik Kisah Orang Rantai, Sisi Gelap Tambang Batu Bara di Sawahlunto

Keberadaan Orang Rantai ini menjadi bukti perbudakan pekerja tambang yang ada di Sawahlunto.

Baca Selengkapnya
Daerah Permukiman Penduduk di Jakarta Ini Dulunya Jadi Tempat Hukuman Gantung Era Batavia, Begini Penampakannya Kini
Daerah Permukiman Penduduk di Jakarta Ini Dulunya Jadi Tempat Hukuman Gantung Era Batavia, Begini Penampakannya Kini

Gambaran eksekusi saat itu sangat menyeramkan. Terhukum mati ditaruh di atas roda yang menggantung pada sebuah tiang. Di atas sana mayatnya dibiarkan mengering

Baca Selengkapnya
Menilik Sejarah Stasiun Tanjungkarang Lampung, Jejak Peninggalan Pemerintah Hindia Belanda sejak Tahun 1914
Menilik Sejarah Stasiun Tanjungkarang Lampung, Jejak Peninggalan Pemerintah Hindia Belanda sejak Tahun 1914

Para pekerja harus membabat hutan-hutan dan meratakan tanah untuk bantalan rel kereta.

Baca Selengkapnya
Menilik Sejarah Stasiun Medan, Peninggalan Perusahaan Kereta Api Milik Kolonial Belanda
Menilik Sejarah Stasiun Medan, Peninggalan Perusahaan Kereta Api Milik Kolonial Belanda

Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan

Baca Selengkapnya
Potret Jalan Raya Puncak Bogor Zaman Dulu, Masih Tanah & Hutan Hanya Dilalui Delman
Potret Jalan Raya Puncak Bogor Zaman Dulu, Masih Tanah & Hutan Hanya Dilalui Delman

Berikut potret Jalan Raya Puncak Bogor zaman dulu yang masih didominasi tanah dan hutan.

Baca Selengkapnya
Ada Pabrik Gula Kelas Dunia tapi Warga Sengsara, Ini Potret Miris Warga Probolinggo di Zaman Penjajahan Belanda
Ada Pabrik Gula Kelas Dunia tapi Warga Sengsara, Ini Potret Miris Warga Probolinggo di Zaman Penjajahan Belanda

Mereka yang tak punya tanah dipaksa bekerja di kebun milik pemerintah

Baca Selengkapnya
Orang Belanda Depok
Orang Belanda Depok

Kehadiran kota Depok dan munculnya julukan ‘Belanda Depok’ bagi keturunan asli Depok tidak terlepas dari peran tuan tanah Cornelis Chastelein.

Baca Selengkapnya
Sejarah Orang-orang Jawa Imigrasi ke Pulau Sumatera, Bekerja Jadi Buruh Tani Milik Belanda
Sejarah Orang-orang Jawa Imigrasi ke Pulau Sumatera, Bekerja Jadi Buruh Tani Milik Belanda

Sejak tingginya aktivitas imigrasi orang-orang Jawa ke Sumatera, mereka menetap dan membentuk sebuah komunitas.

Baca Selengkapnya
Jalan Banceuy Bekas Penjara Soekarno Ini Pernah Jadi Pusat Kandang Kuda Bandung, Ini Jejak Sejarahnya yang Hilang Tak Berbekas
Jalan Banceuy Bekas Penjara Soekarno Ini Pernah Jadi Pusat Kandang Kuda Bandung, Ini Jejak Sejarahnya yang Hilang Tak Berbekas

Namun jauh sebelum menjadi penjara Soekarno, kawasan Banceuy merupakan pusat kandang kuda di Bandung. Kuda yang hendak ke Semarang, akan bertukar di sini

Baca Selengkapnya
Sejarah Becak Dayung, Moda Transportasi Tenaga Manusia dari Kota Medan
Sejarah Becak Dayung, Moda Transportasi Tenaga Manusia dari Kota Medan

Moda transportasi dengan tenaga manusia ini dulunya menjadi kendaraan ikonik dan digunakan untuk mengangkut penumpang di Kota Medan.

Baca Selengkapnya
Nama-nama Jalan di Belanda yang Diambil dari Kota-kota Indonesia, Apa Saja?
Nama-nama Jalan di Belanda yang Diambil dari Kota-kota Indonesia, Apa Saja?

Sebuah video memperlihatkan nama-nama jalan di Belanda yang menggunakan nama daerah yang ada di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Melihat Jalur Puncak Cipanas Sebelum Jadi Destinasi Wisata, Hanya Tanah dengan Jembatan Kayu Kanopi
Melihat Jalur Puncak Cipanas Sebelum Jadi Destinasi Wisata, Hanya Tanah dengan Jembatan Kayu Kanopi

Dahulu jalur puncak masih sepi dengan kontur jalan tanah dan berbatu. Kendaraan pun hanya kereta yang ditarik oleh tiga kuda.

Baca Selengkapnya