Persoalan sampah persulit pengendalian rabies di Bali
Merdeka.com - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bali Putu Sumantra berpandangan persoalan sampah yang belum terkelola dengan baik menjadi salah satu kendala dalam pengendalian virus rabies di Pulau Dewata.
"Sampah-sampah yang berserakan, menjadi sumber makanan bagi anjing-anjing liar sehingga mereka bisa bertahan hidup," katanya, di Denpasar, seperti yang diberitakan Antara, Kamis (24/7).
Menurut dia, anjing-anjing liar itu selama ini sering terlewatkan dalam proses vaksinasi massal karena petugas cukup kesulitan untuk menangkapnya. Anjing liar biasanya akan bersembunyi setelah mendapatkan makanan dari sampah yang berserakan.
-
Siapa yang memelihara 25 ekor anjing di Bali? Sebagai pecinta binatang, I Ketut Widianta diketahui sudah merawat 25 ekor anjing peliharaannya sejak tahun 2000.
-
Kenapa anjing yang belum divaksin rentan? Biasanya, anjing yang tidak divaksinasi secara lengkap dan terutama anak anjing memiliki risiko tertinggi.
-
Bagaimana cara mencegah hewan peliharaan terkena rabies? Dalam hal ini, perlu dilakukan beberapa tindakan agar hewan peliharaan sehat dan tidak terserang rabies.
-
Apa penyebab rabies? Rabies disebabkan oleh virus yang masuk ke tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Jilatan hewan yang terinfeksi ke mulut, mata, atau luka terbuka, juga bisa menjadi cara virus rabies menular dari hewan ke manusia.
-
Bagaimana cara mencegah rabies? Vaksinasi hewan peliharaan adalah cara mencegah rabies yang paling pertama. Vaksinasi anjing, kucing, dan hewan peliharaan lainnya untuk mencegah penyebaran rabies. Pastikan hewan peliharaan Anda mendapatkan vaksinasi rabies secara teratur sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh dokter hewan.
-
Kapan aturan pajak anjing di Indonesia mulai diterapkan? Aturan tentang pajak anjing tertuang dalam staatsblad (lembaran negara) 1906 nomor 283.
"Oleh karena itu, kami mengharapkan pemerintah kabupaten/kota untuk menangani sampah, karena jika sampah sudah terselesaikan, sangat mendukung penanganan rabies di daerah kita," ujarnya.
Sumantra mengatakan, populasi anjing di Bali juga menunjukkan tren peningkatan karena masyarakat kurang memperhatikan tata cara pemeliharaan anjing yang benar.
"Yang benar itu, jangan dibiarkan berkeliaran dan jangan dibuang sembarangan khususnya yang betina. Anjing-anjing yang dibuang sembarangan kemudian besar dan beranak, itulah yang menyebabkan populasinya meningkat terus," katanya.
Di sisi lain, pada vaksinasi massal rabies tahap kelima ini, pihaknya sudah memvaksinasi 275.796 anjing yang tersebar pada 3.429 banjar (dusun) di sembilan kabupaten/kota.
"Itu baru data hingga 22 Juli dan kami masih ada waktu beberapa hari lagi hingga 31 Juli ini untuk menuntaskan target vaksinasi sebanyak 325 ribu anjing," katanya.
Ia mengatakan, kalau ternyata hingga 31 Juli tidak mencapai target, maka akan dilakukan upaya penyisiran hingga Desember, termasuk menyisir anjing-anjing yang baru.
"Vaksinasi itu sistemnya selesai satu desa baru pindah ke desa lain. Sedangkan kalau penyisiran tidak selesai, petugas bisa memvaksinasi kemana saja," kata Sumantra. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi Bhayangkari tersebut diwujudkan dengan pemberian vaksin gratis dan edukasi kepada warga.
Baca SelengkapnyaAturan pajak untuk anjing pernah diterapkan di Indonesia, saat masa kolonialisme Belanda.
Baca SelengkapnyaSampah plastik, sisa makanan, dan berbagai limbah rumah tangga lainnya menghambat aliran air di Kali Jatibaru.
Baca SelengkapnyaDinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi mulai memvaksin hewan-hewan pembawa virus rabies di wilayah pinggiran
Baca SelengkapnyaBila sudah muncul gejala karena terlambat penanganannya, maka risiko yang terjadi adalah 100 persen meninggal.
Baca SelengkapnyaJumlah hewan kesayangan yang melimpah di Indonesia menimbulkan beragam permasalahan bagi para pemilik anabul dan hewan peliharaan.
Baca SelengkapnyaKeindahan alam dan budaya yang begitu kental membuat turis mancanegara betah berlama-lama liburan di Bali.
Baca SelengkapnyaPada Perda Bali No 5 Tahun 2023, Pasal 28 tertib ternak atau hewan, ayat 1 huruf a disebut setiap orang dilarang mengedarkan dan memperjualbelikan daging anjing
Baca SelengkapnyaMemelihara hewan liar dan eksotis menghadirkan ancaman bagi diri kita dan hewan yang dipelihara.
Baca SelengkapnyaMasuknya virus flu babi ke Sulut karena ada unsur kelalaian manusia yang membawa ternak babi masuk ke Sulut melalui jalan tikus.
Baca SelengkapnyaSejumlah pemuda Bangkalan bersih-bersih area jembatan Serdang dan kewalahan mengangkut gunungan popok bayi.
Baca SelengkapnyaMembuang sampah sembarangan telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang juga berdampak buruk pada kesehatan.
Baca Selengkapnya