Petaka Ledakan Petasan di Blitar Cabut Empat Nyawa
Merdeka.com - Minggu (19/2) malam, adalah hari paling kelabu bagi keluarga Darman. Sebab, empat nyawa harus melayang sia-sia lantaran imbas dari petaka ledakan bahan petasan yang tengah diracik oleh dua anak dan keponakannya itu.
Kejadian di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, itu benar-benar menyisakan duka bagi banyak pihak. Tidak hanya keluarga Darman, namun keluarga-keluarga tetangganya juga turut merasakan musibah tersebut. Banyak warga yang terluka serta puluhan rumah juga hancur akibat ledakan yang begitu dahsyat.
Dari catatan Kepolisian, satu korban meninggal dunia ditemukan utuh di area ledakan. Identitasnya pun dikenali sebagai Darman, yang tak lain adalah sang pemilik rumah. Tiga orang yang diduga bernama Aripin, Deni Widodo dan Wawa, tubuhnya ditemukan sudah dalam kondisi tercerai berai alias tidak utuh.
-
Bagaimana cara keluarga itu dibunuh? Terdapat 15 kerangka perempuan, anak-anak, dan pemuda yang tewas akibat pukulan kuat di kepala. Semua mayat pada lokasi ini memiliki tanda bekas pukulan di tengkorak mereka, ini menunjukan pada masanya mayat-mayat tersebut dibunuh secara brutal.
-
Siapa yang kehilangan keluarganya dalam kecelakaan maut? Baru-baru ini, media sosial dikejutkan dengan kabar tragis dari seorang remaja berusia 19 tahun, Abdur Rahman Amir Ruddin, yang harus kehilangan kedua orang tua dan keempat saudaranya akibat kecelakaan maut di Segamat, Malaysia.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Kenapa keluarga ini nekat bunuh diri? 'Kita membutuhkan pemeriksaan scientific, kita butuh pemeriksaan DNA, kita butuh pemeriksaan autopsi psikologi yang kemudian secara komprehensif baru nanti bisa kita simpulkan,' kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan dalam keterangannya dikutip Kamis (14/3).
-
Kapan pembunuhan keluarga itu terjadi? Kejadian mengerikan ini berlangsung pada Zaman Batu sekitar 5.000 tahun lalu.
-
Kenapa anak korban merasa sedih? 'Ma? Cepet banget perginya? Yeyen Nakal ya? Yeyen minta maaf ya ma sudah jadi anak yang kurang baik. Mama enggak perlu mikirin Yen lagi ya, di sini Yen baik. Mama baik di sana ya, Yen sayang banget sama mama,' tutur dia.
Ketiga orang korban ini diduga berada dalam lingkaran pusat ledakan atau disebut juga kreter. Oleh polisi, kreter ditemukan berada di area dalam dapur. Diduga, ketiga korban itu tengah meracik obat bahan peledak petasan.
Polisi mengirimkan dua tim dari Labforensik Polda Jatim ke lokasi ledakan. Tim pertama bertugas untuk menyisir bahan peledak. Sementara tim kedua bertugas untuk menyisir para korban.
Hasilnya? Sebanyak 20 potongan tubuh ditemukan polisi di luar radius pusat ledakan atau kreter. Ke-20 potongan tubuh itu kini tengah menjalani proses uji DNA untuk memastikan identitas pemiliknya.
Selain potongan tubuh korban, polisi juga menemukan sejumlah barang bukti, di antaranya, 3 panci, wajan, pecahan logam, dan 1 puntung rokok.
Polisi juga menemukan sejumlah bahan yang masih asli, hanya berbentuk belerang. Sejumlah unsur kimia juga ditemukan di TKP, di antaranya kalium klorat, alumunium, dan sulfur.
Setelah dilakukan pemeriksaan secara laboratorium Bidlabfor, hasilnya adalah sejumlah unsur itu merupakan bahan peledak berjenis low explosive.
"Kalau dicampur menjadi bahan peledak jenis low explosive atau bahan isian mercon, atau bahan isian bondet. Itu yang sampai saat ini hasilnya seperti itu," ungkap Kabid Labfor Polda Jatim Kombes Pol Sodiq Pratomo.
Dari sejumlah barang bukti (BB) yang ditemukan, pihaknya memprediksi jumlah bahan atau bubuk petasan yang saat itu tersimpan di TKP. Ia menyebut, pihaknya menemukan 3 panci dan wajan yang diperkirakan berkapasitas 5 kg per masing-masing item.
"Kalau dari BB yang kita temukan. Ada 3 panci yang ukuran sekitar 5 kg. Kemudian ada wajan segitu juga (ukurannya), kira kira isiannya antara 15-20 kg, bahan peledaknya. Tapi ini masih prediksi ya, karena kita gak tahu pastinya. Karena semuanya sudah terbakar semua," pungkasnya.
Tidak hanya prediksi jumlah bahan peledak yang meledak saat itu. Namun, polisi juga memprediksi pemicu dari ledakan tersebut. Prediksi paling kuat adalah terkait puntung rokok yang ditemukan di area ledakan petasan.
Namun, polisi tak ingin berspekulasi apalah ledakan bahan petasan itu karena rokok. Mereka menguji DNA yang terdapat pada puntung rokok itu.
Kini, duka menyelimuti masyarakat setempat. Sebab, selain merenggut nyawa beberapa warganya, mereka kini harus memperbaiki sendiri rumah-rumah yang telah hancur.
Polisi pun mengimbau agar masyarakat tak lagi bermain-main dengan petasan. Sebab, meski tergolong low explosive, petasan dan bahan bakunya tidak kurang berbahaya dari pada bahan peledak berjenis high eksplosif.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah ledakan yang diduga berasal dari mercon terjadi di Dusun Gedongsari, Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, DIY.
Baca SelengkapnyaSantri-santri ini mengalami luka bakar dan sobek karena ledakan petasan.
Baca SelengkapnyaBerawal dari memanasi sayur, satu keluarga ini jadi korban elpiji meledak.
Baca SelengkapnyaLedakan terjadi karena pada kotak bagian bawah balon berisi petasan
Baca SelengkapnyaPara korban langsung dievakuasi warga ke rumah sakit dan kini masih perawatan.
Baca SelengkapnyaWarga mengevakuasi mereka ke rumah sakit terdekat. Namun karena keterbatasan peralatan, keduanya dirujuk ke Palembang.
Baca SelengkapnyaSeorang ayah ingin mengakhiri hidupnya, setelah mengetahui empat anak yang dikunci di dalam kamar mandi tewas.
Baca SelengkapnyaSatu keluarga yang terdiri dari suami istri dan tiga anak perempuan tewas saat kebakaran gudang perabotan
Baca SelengkapnyaRumah wartawan di Karo kebakaran hingga menewaskan empat orang
Baca SelengkapnyaLedakan yang terjadi menyebabkan empat orang luka-luka. Keempatnya sudah ibawa ke RSUP M.Djamil Padang.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga, sumber ledakan berasal dari kebocoran tabung gas.
Baca SelengkapnyaProses pemadamam kebakaran dilakukan sejak pukul 20.20 WIB hingga Kamis (24/8) pukul 01.55 WIB.
Baca Selengkapnya