Polisi Bekuk Sindikat Pengganda Uang Palsu di Sleman
Merdeka.com - Petugas kepolisian dari Polres Sleman membekuk sindikat pengganda uang palsu dengan modus memakai mesin pencetak uang berupa printer. Sindikat ini mengaku bisa melipatgandakan uang.
Kasatreskrim Polres Sleman, AKP Deni Irwansyah, mengatakan ada tiga orang yang dibekuk. Ketiganya adalah ZAS alias Agung (42) asal Gunungkidul, KAA alias Arif (26) asal Klaten Jawa Tengah, dan JM alias Jimmi (44).
Deni menerangkan, terungkapnya sindikat pengganda uang ini berawal saat pihaknya mendapat informasi dari masyarakat. Kemudian penyidik melakukan penyamaran dan berpura-pura melakukan transaksi dengan sindikat tersebut.
-
Apa yang dipalsukan oleh sindikat? 'Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah menetapkan empat tersangka yakni YY (44), HG (46), PAW (38), dan IM (31). Untuk tersangka IM (31) saat ini masih dalam pencarian kita dan sudah masuk dalam daftar pencarian orang,' kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Samian dalam keterangannya, Rabu (20/12).Samian mengatakan, kasus ini terungkap dari informasi dari Divisi Propam Mabes Polri yang menindak terkait hal tersebut, kemudian dikembangkan ke pihak lainnya. Menurut pengakuannya, para tersangka telah 18 kali membuat dan menjanjikan membuat STNK khusus atau pelat nomor rahasia yang ternyata palsu.'
-
Bagaimana sindikat membuat STNK palsu? Pertama, tersangka membuat STNK dan mencetak sendiri, namun bedanya mereka menggunakan hologram bukan kinegram yang dikeluarkan oleh Polri.'Itu modus pertama,' ujar dia. merdeka.com Kedua, mendaur ulang STNK terbitan Polri dengan menggunakan alat kimia dihapus dan ditulis kembali sesuai data yang diminta oleh pemesan. Oleh tersangka, STNK jenis ini dihargai Rp 55 juta. 'Misalnya dia tulis D 1111 ZZP kemudian dia buatkan plat nomor baru dia jual seharga Rp55 juta, ini sudah ratusan. Kalau kita hitung 200 atau 300 kali Rp55 juta sebegitulah setiap kelompok ini mereka,' ujar dia. Ketiga, memanfaatkan teknologi yang bisa mengangkat gambar yang menjadi ciri khas STNK asli diletakkan ke STNK palsu. Namun, STNK maupun TNKB palsu sangat mudah dideteksi melalui ETLE. 'Kalau tidak ada datanya palsu, angka tertulis tidak ada datanya. Sehingga tidak tahu itu palsu,' ujar dia.
-
Dimana uang palsu diedarkan? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Bagaimana cara SR mengedarkan uang palsu? Mendengar kisahnya, SR menyarankan agar pria tersebut membuang sial dengan menyiapkan uang sebesar Rp900 ribu. Pada lain hari, datanglah ayah dan putrinya yang gagal tunangan itu menemui SR. Mereka membawa uang mahar Rp900 ribu yang dimasukkan ke dalam amplop. SR kemudian masuk ke dalam kamar dan mengganti uang tersebut dengan uang palsu.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Bagaimana pelaku menjalankan modus penipuan ini? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
"Kelompok ini meminta tanda jadi DP 10 persen dan itu digunakan untuk operasional mereka. Mereka sempat merekam video memasukkan kertas putih seukuran uang kemudian keluarlah uang Rp100 ribu," kata Deni, Selasa (4/8).
Saat melakukan penyamaran, kata Deni, polisi menyerahkan uang Rp5 juta kepada para pelaku tersebut. Saat diminta untuk mempraktekkan mencetak uang, para pelaku tidak bisa karena beralasan tinta habis.
Deni menyebut para pelaku mengaku mesin pencetak uang yang dipunyanya merupakan buatan Australia. Printer yang diaku buatan Australia ini dimodifikasi dengan ditutupi baja agar lebih meyakinkan.
Deni menuturkan dari penyidikan diketahui bahwa mesin dari Australia ini dipakai oleh pelaku untuk memuluskan aksinya agar calon korbannya percaya. Pelaku, kata Deni, tak bisa mencetak uang dengan mesin tersebut.
"Jadi ini rekayasa di dalam mesin ada printer sudah disetting dimasukkan kertas putih lalu keluar uang Rp100 ribu atau 50 ribu. Yang dikeluarkan memang uang asli karena sudah dipasang dalam mesin,"ungkap Deni.
"Kalau pelaku mengaku baru sekali ini akan melakukan penipuan. Kalau mereka selama ini tidak pernah memproduksi uang. Mereka melihat dari Youtube ingin seperti itu tapi tidak punya kemampuan,"sambung Deni.
Deni menerangkan tiga pelaku ini diamankan di sebuah hotel di daerah Jalan Kaliurang, Kabupaten Sleman pada 11 Juni 2020 yang lalu. Dari tangan pelaku, kata Deni, polisi mengamankan barang bukti yaitu sebuah mesin, uang pecahan 100 ribu sebanyak 8, satu pack tinta, cutter, alat suntikan, dua mobil, dan barang bukti lainnya.
"Pelaku dijerat pasal 378 KUH Pidana. Ancaman hukuman 4 tahun penjara," urai Deni. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengungkapan berawal ketika tersangka T beraksi menggunakan sepeda motor Honda Beat bernopol H 6252 ASD.
Baca SelengkapnyaTercatat para sindikat ini berdasarkan laporan yang diterima polisi, sudah dua kali beraksi di wilayah hukum Kelapa Gading.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan terungkap fakta bahwa kawanan sindikat peredaran uang palsu beroperasi sejak April 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini, polisi masih mendalami peredaran uang palsu tersebut apakah bakal disebar ke Jakarta atau di luar daerah.
Baca SelengkapnyaHingga kini, empat orang telah ditetapkan sebagai tersangka dan ada beberapa orang yang masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO).
Baca SelengkapnyaPengedar ini diketahui biasa membelanjakan uang palsunya di warung-warung kecil perkampungan.
Baca SelengkapnyaPolres Pekalongan mengungkap kasus penipuan dengan modus penggandaan uang bermotif politik. Korbannya seorang caleg dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaTak hanya pecahan besar, ibu dan anak juga edarkan pecaan kecil. Waspada.
Baca SelengkapnyaSaat ini, pihaknya masih mendalami peredaran uang palsu tersebut apakah bakal disebarkan ke Jakarta atau di luar daerah.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban tertarik dan akhirnya masuk grup pesugihan di Facebook
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan, rupanya uang palsu diproduksi sesuai permintaan dari seorang berinisial P.
Baca SelengkapnyaModus operandi yang dilakukan para tersangka menggunakan uang itu sebagai alat transaksi membeli keperluan sehari-hari.
Baca Selengkapnya