Potret Kemiskinan di Kota Cirebon, Inah dan Keluarga Makan Nasi Basi
Merdeka.com - Inah (33) bersama tiga anaknya merupakan salah satu warga miskin Kota Cirebon, Jawa Barat yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Untuk bertahan hidup, Inah cuma mengandalkan bantuan dan belas kasih dari tetangga sekitar.
Inah merupakan warga kampung Pesantren RT 02 RW 02 Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Kondisi rumah sepetak tidak layak huni.
Inah bersama tiga anak dan ibu kandungnya selama lebih dari lima tahun tinggal di rumah berukuran 4x3 meter. Kondisinya sangat memprihatinkan, tanpa listrik, kamar mandi, hingga beralaskan tanah.
-
Bagaimana anak-anak Cut Intan Nabila mendapatkan bantuan? 'Anak-anak saat ini tentunya mendapatkan dukungan dari keluarga serta pendampingan dari KPAI,' ungkapnya.
-
Di mana desa miskin itu berada? Salah satu desa miskin berada di Desa Cipelem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
-
Siapa yang terdampak banjir di Cirebon timur? Salah satu yang terdampak adalah Kecamatan Waled yang menyebabkan air masuk ke permukiman warga.
-
Kenapa keluarga Idris perlu bantuan tempat tinggal? Idris dan keluarganya menjadi warga yang hidup di bawah garis kemiskinan yang memerlukan uluran bantuan agar mendapat tempat bernaung yang nyaman.
-
Bagaimana Banyuwangi menangani kemiskinan? Salah satu upayanya tersebut adalah dengan melakukan intervensi kepada warga miskin yang masuk di database UGD Kemiskinan Banyuwangi. Dari data tersebut, warga pra sejahtera yang masih produktif, akan dilibatkan dalam program padat karya yang dicanangkan Pemkab Banyuwangi.
-
Bagaimana Banyuwangi melakukan penanganan kemiskinan? Menko mengapresiasi program-program penanganan kemiskinan yang dilakukan Banyuwangi dengan program-program partisipatif.
Bahkan untuk mandi saja, Inah dan keluarganya mengandalkan air hujan. Jika tidak ada hujan, mereka tidak mandi sampai berhari-hari.
Kondisi Inah dan dua anaknya memiliki keterbelakangan mental. Dua dari tiga anak yang tinggal bersamanya memiliki keterbatasan komunikasi.
Selama bertahun-tahun Inah ditinggal pergi oleh suami. Dari informasi yang didapat, Inah dan keluarganya tak memiliki pekerjaan.
Apapun yang diberikan tetangga, Inah dan keluarga selalu menerima dengan senang hati. Tidak jarang keluarga tersebut rela memakan sisa nasi bekas bahkan basi hanya untuk mengganjal perut.
"Ya selama ini hanya orang yang peduli saja. Bahkan sampai bantu urus KTP dan KK," kata salah seorang tetangga Nini Rusnaeni, Selasa (21/4).
Nini mengaku, keterbatasan hingga kondisi keluarga Inah yang serba kekurangan menjadi alasan kuat untuk segera dapat bantuan baik dari Pemda Kota Cirebon maupun Pemprov Jabar dan pusat.
Dari uluran tangan dan kepedulian tetangga lain, dua anak Inah masih mendapat kesempatan ikut sekolah paket. "Kami iba dan terus berusaha semampunya agar anaknya minimal bisa merasakan bangku sekolah walaupun paket," ujar dia.
Dari informasi yang dihimpun, Inah merupakan warga miskin kota yang belum tersentuh pemerintah baik Kota Cirebon maupun pusat. Bantuan sosial seperti BPNT dan PKH tak pernah dirasakan Inah.
Padahal para tetangga di sekitar rumah Inah sudah berusaha keras membantu mengurus administrasi kependudukan.
"Inah dan keluarga sudah memiliki KTP dan KK inisiatif para tetangga agar dapat bantuan. Tapi kami tidak paham kenapa bantuan tak juga didapat padahal sudah diurus," ujar dia.
Mendengar informasi tersebut, Baznas Kota Cirebon turun memberikan bantuan kepada keluarga Inah. Ketua Baznas Kota Cirebon, M Taufik menyampaikan, keluarga Inah sangat layak dibantu.
"Alhamdulillah kami lakukan assessmen dan hari ini bisa dibantu meskipun sedikit, Insya Allah kami akan bantu beberapa hal, kaitan dengan MCK, membantu masalah air, sembako sampai bisa terbantu," kata dia.
Taufik juga mengaku sudah berkoordinasi dengan kelurahan, agar dibantu mendapatkan air hingga aliran listrik.
Sementara itu Lurah Kalijaga, Dewi Ratnawati mengakui, sistem pemerintahan dan administrasi yang dinilai sangat rumit menjadi salah satu alasan Inah dan keluarga tidak mendapat bantuan. "Butuh proses yang panjang sehingga sampai saat ini belum bisa diserahkan. Kami berterima kasih warga kami dibantu Baznas," ujar Dewi.
Dewi mengaku hingga saat ini usulan kelurahan kepada Gubernur Jabar untuk membantu keluarga Inah belum ada kejelasan. "Tapi sudah kami usulkan ke Gubernur semoga saja segera turun," ujar dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret kehidupan masyarakat di desa pedalaman di Cianjur, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaKisah ibu pemulung dan lima anaknya ini viral. Mereka anya ingin makan ayam saat ditawari.
Baca SelengkapnyaWalau hidup serba kekurangan, ia tampak selalu tersenyum
Baca SelengkapnyaBegitu miris, ia hanya bisa memakan menu nasi dan micin serta tinggal di gubuk tak layak
Baca SelengkapnyaSehari-hari, mereka bekerja sebagai buruh tani. Penghasilan harian kecil kadang tak dapat sama sekali
Baca SelengkapnyaImas, ibu dari dua anak di kampung Bandung Barat membocorkan berapa biaya hidup dalam satu bulan saat hidup di kampung.
Baca SelengkapnyaKakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Cilawang, Bandung Barat dan Kampung Buyuh Topeng, Majalengka harus minum dari penampungan air hujan.
Baca SelengkapnyaSeorang gadis asal pelosok Sukabumi, Jawa Barat sempat mencuri perhatian warganet di media sosial.
Baca SelengkapnyaKondisi rumah Idris rapuh. Atapnya terbuat dari daun rumbia yang hampir hancur, dinding anyaman bambunya juga berlubang dan penuh rongga. Ia butuh bantuan.
Baca SelengkapnyaSebuah keluarga yang memiliki dua bocah perempuan terpaksa harus tinggal di kampung mati tengah hutan dan setiap hari makan nasi pakai garam.
Baca SelengkapnyaWalau usianya telah renta, namun Mbah Soiman masih bekerja keras di ladang
Baca Selengkapnya