Proyek Payung Rp42 M di Masjid An-Nur Pekanbaru Tak Kunjung Selesai, Ini Sindiran UAS
Merdeka.com - Proyek payung elektrik Masjid An-Nur Pekanbaru yang tak kunjung selesai dikerjakan banjir kritik. Ustaz kondang Abdul Somad atau UAS pun menyindir proyek yang masih dikerjakan meski sudah lewat batas waktu itu.
"Yang rindu Masjid Nabawi, silakan datang ke Masjid Raya An-Nur Pekanbaru," tulis UAS melalui akun instagram pribadinya yakni @ustadzabdulsomad_official dilihat merdeka.com, Senin (3/7).
Komentar UAS itu juga disertai unggahan video payung-payung yang belum selesai itu. Terdengar suara seorang pria terdengar menjelaskan kondisi terpal payung yang disebut mirip ban.
-
Kenapa pembangunan Masjid Raya Sumatera Barat lama selesai? Bangunan masjid ini memakan waktu pembangunan yang cukup lama lantaran terbatasnya anggaran yang dimiliki pemerintah daerah.
-
Siapa yang sempat ditahan ijazahnya karena nunggak uang bangunan? Syarat bagi peserta yang lolos seleksi AMN adalah membawa ijazah SMA asli. Soegito pun menghadap kepala sekolahnya di SMA Bagian B Negeri Purwokerto. Ijazah itu Belum Bisa Diambil Karena Soegito Masih Menunggak Uang Bangunan 'Tapi saya benar-benar tidak punya uang lagi, Pak,' kata Soegito lemas.
-
Kenapa Masjid Agung Sumenep tidak boleh dipugar? Pendiri masjid ini berpesan bahwa merusak masjid adalah hal tabu. Masjid Agung Sumenep merupakan salah satu masjid tua di Indonesia. Kini, masjid yang didirikan pada tahun 1785 itu sudah berusia lebih dari dua abad. Keistimewaan masjid ini setiap detail bangunannya punya filosofi dan sejarah tersendiri.
-
Siapa yang membangun masjid itu? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Siapa yang membangun Masjid Agung Nur Sulaiman? Dilansir dari Rri.co.id, banyak penutur sejarah yang menyebut bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1755, tepatnya pada akhir masa pemerintahan Raden Tumenggung Yudanegara II.
-
Kapan Masjid Syekh Zainal Abidin dibangun? Awalnya bangunan masjid ini masih sangat sederhana, hanya berbentuk dua buah surau dari kayu yang terpisah untuk jemaah laki-laki dan perempuan. Surau ini tak hanya menjadi rumah ibadah, tetapi juga tempat belajar ilmu agama Islam.Seiring berjalannya waktu, jemaah dan pengikut di masjid ini semakin banyak. Syekh Zainal Abidin lantas membangun sebuah masjid.
"Ini payungnya Tuan Guru (UAS) yang sudah hancur dah. Ini yang ana (saya) bilang tadi kayak terpal biasa, macam terpal banner makanya dia tak kuat kena angin," kata pria itu.
Tak ayal, postingan UAS mendapat beragam komentar. Netizen menilai postingan UAS sebagai sindiran keras terhadap Pemprov Riau yang berwenang dalam proyek itu.
"Rindu kami dengan mesjid Madinah, ingin sekali kembali berziarah. Tapi ketika lihat payung gagal merekah, di situ hati terlintas marah," tulis akun @dengar_ustadz.
"Jleb.. Di Riau inilah banyak proyek yg asal jadi. Kualitas tidak diperhatikan. Yg penting dapat fee," komentar akun @saudagar_ardi_rinanda.
"Ini namanya kode keras. Pahamilah wahai pemegang kuasa, pemegang uang," tulis akun @be_ka_be_es.
Sekedar diketahui, renovasi dan pembuatan payung elektrik Masjid An-Nur Pekanbaru tak kunjung tuntas. Padahal, dalam perjanjiam kontrak, proyek itu harus selesai pada akhir Desember 2022.
Terlebih lagi, proyek tak kunjung tuntas meski dua kali diberi perpanjangan waktu. Kabid Cipta Karya PUPR Riau Thomas sebelumnya menyebut proyek dipastikan tuntas sebelum Lebaran Idulfitri.
Saat itu disebutkan proyek senilai Rp42 miliar itu dipastikan tuntas karena akan dipakai untuk salat Id oleh Gubernur Riau Syamsuar. Tapi, proyek tak juga selesai. Akhirnya Syamsuar salat Id di halaman kantor Gubernur Riau.
Tak tuntasnya proyek semakin jelas setelah kontrak resmi diputus pada 8 April lalu. Sejak saat itu seluruh pengerjaan harus dihentikan dan baru bisa dilanjutkan setelah ada hasil audit dari Inspektorat Riau.
Saat ditelusuri, ternyata proyek payung itu kembali dilanjutkan diam-diam. Padahal, saat dikerjakan masih dalam tahap pemeriksaan Inspektorat.
Kepala Inspektorat Riau Sigit Hendrawan mengaku tidak tahu siapa pihak yang melanjutkan proyek. Sebagai auditor, Sigit pun tak mempersoalkan pengerjaan jika tidak dibayar.
"Tak tahu (siapa yang mengerjakan payung elektrik setelah putus kontrak). Kalau dari konsultasi LKPP dimungkinkan bisa dilaksanakan itu. Kalau nggak dibayar, kan nggak masalah toh," ucap Sigit. (mdk/yan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Isu payung elektrik yang gagal di halaman Masjid An-Nur, mencuat dalam debat publik Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau.
Baca SelengkapnyaPotret pembangunan patung Bung Karno disorot karena ramai disebut tidak mirip.
Baca SelengkapnyaKontraktor membuat patung itu secara proporsional. Sebab, patung dengan ketinggian 6 meter memerlukan perhitungan matang untuk menghasilkan karya indah
Baca SelengkapnyaProgres pembangunannya saat ini baru 60 persen. Ia meminta pemerintah setempat tidak membayar proyek jika hasilnya tidak mirip dengan fisik proklamator.
Baca SelengkapnyaRumah singgah Bung Karno di Kota Padang, Sumatera Barat kini telah rata dengan tanah. Pembangunan kembali rumah tersebut belum juga dilaksanakan.
Baca SelengkapnyaGibran menandaskan selama dirinya dan Teguh memimpin Kota Solo, sudah melakukan upaya dalam penyesuaian di bidang hukum.
Baca SelengkapnyaPenganggaran untuk melanjutkan pembangunan GOR Indoor Manahan sudah ada sebesar Rp47,3 miliar hibah dari UEA. Tapi masih kurang.
Baca SelengkapnyaDampak lain dari proyek itu adalah bangunan masjid yang ikut retak.
Baca SelengkapnyaDinding kayu seadanya hingga sumber air yang jauh dari layak.
Baca SelengkapnyaSecara kasat mata, Ardi Arpian menilai ada ketidakmiripan patung dengan aslinya sehingga menjadi sorotan publik.
Baca SelengkapnyaRektor Unversitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Prof Sufirman Rahman mempertanyakan Surat Perintah Penyidikan (sprindik) penetapan tersangka.
Baca Selengkapnya