Puluhan Makam Jenazah Covid-19 di Bekasi Amblas Setengah Meter
Merdeka.com - Video yang memperlihatkan puluhan makam amblas di TPU Mangunjaya, Desa Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi beredar di media sosial.
Dari video tersebut, terlihat tanah di beberapa makam mengalami penurunan. Bahkan ada juga makam yang amblas dan retak-retak.
Kepala UPTD TPU Mangunjaya, Milun mengatakan, puluhan makam tersebut amblas sejak Kamis (11/11) kemarin. Makam yang amblas merupakan makam jenazah Covid-19 dan umum yang lokasinya berdekatan.
-
Dimana hujan dimakamkan? Awan-awan ini terbawa angin ke daratan, dan ketika mereka terlalu berat dan dingin, mereka jatuh sebagai hujan.
-
Bagaimana kondisi makam tersebut? Walaupun makam ini berusia lebih dari 430 tahun, perabotan pemakaman dan peti jenazah yang terbuat dari kayu masih utuh dan dalam kondisi yang sangat baik.
-
Dimana makam korban banjir bandang? Ketegangan semakin terasa ketika terungkap bahwa di halaman rumah itu terdapat sepasang batu besar yang berfungsi sebagai tanda makam bagi korban banjir bandang.
-
Siapa yang dikuburkan di makam? Dia juga menduga orang yang dimakamkan di dua kuburan itu mungkin adalah orang Romawi yang datang ke daerah ini selama penjajahan Romawi.
-
Siapa yang dikuburkan di makam itu? Arkeolog menemukan makam seorang wanita di antara belasan kuburan laki-laki.
-
Siapa yang dikuburkan dalam makam itu? Makam ini menyimpan kerangka empat anggota keluarga kaya 'tuan tanah' yang dikremasi dan dikubur bersama dengan lima kereta kencana dan lima kuda.
"Amblas dari kemarin. Banyak yang amblas, ada sekitar 20 makam yang amblas. Makamnya campur, ada yang Covid, ada yang buat umum," katanya, Jumat (12/11).
Milun menduga amblasnya puluhan makam hingga 50 sentimeter itu karena intensitas hujan yang tinggi. Padahal kedalaman tanah untuk makam tersebut sudah sesuai prosedur yakni sedalam 1,5 meter.
"Kalau makam Covid dalamnya 1,5 meter. Amblasnya itu 50 centimeter. Semuanya makam baru, umur makamnya sekitar tiga bulan," katanya.
Selain karena hujan, lanjut Milun, tekstur tanah di makam tersebut yang sebelumnya keras dan kering saat musim kemarau, menjadi hancur ketika hujan. Karena tanah yang kering akan menyusut ketika diguyur hujan deras.
"Kalau makam baru begitu, tanahnya waktu itu kan musim kemarau, tanahnya masih keras, pas kena air jadi hancur," ucapnya.
Soal adanya kemungkinan penyebab amblasnya makam Covid karena peti jenazah lapuk, Milun langsung membantah. Menurutnya, meski amblas namun peti zenazah masih dalam keadaan utuh.
"Kalau peti mah aman. Enggak perlu peti baru lagi. Jenazahnya juga aman," katanya.
Pada makam yang amblas, pihak UPTD menambahkan tanah dengan ketinggian sekitar 60 sentimeter dan dipadatkan kembali.
"Sekarang mah sudah rapi lagi. Tinggal tambah tanah lagi. Dua hari penanganan selesai, sudah rapi semua," ucap Milun.(adi nugroho) (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belasan makam di pesisir Pantai Muara Sikabaluan, Siberut Utara, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, terseret ke laut akibat diterjang ombak dan abrasi.
Baca SelengkapnyaTanah perkuburan di Seberang Padang, Kota Padang, longsor pada Jumat (14/7) dini hari. Akibatnya,13 jenazah berserakan dan dimakamkan kembali secara massal.
Baca SelengkapnyaMengeringnya wilayah Kampung Apung turut memunculkan kembali makam-makam tua yang telah lama tenggelam.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan 14 jenazah di Kota Padang keluar dari kubur karena terbawa oleh tanah longsor yang menerjang area pemakaman tersebut.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem ini dimungkinkan bisa terjadi hingga sepekan ke depan.
Baca SelengkapnyaTiga anak tewas tertimpa tembok roboh SMK Negeri 1 Kota Jambi di Simpang Empat Sipin, Telanaipura, Kota Jambi.
Baca SelengkapnyaLongsor tersebut terjadi pada Minggu (7/1) sore, setelah kawasan Desa Cipondoh diguyur hujan deras dari siang.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, banjir di Demak terjadi akibat curah hujan yang sangat ekstrem.
Baca SelengkapnyaBanjir di Kudus karena hujan lebat yang mengguyur sejak Sabtu (10/3) lalu.
Baca SelengkapnyaBanjir tersebut akibat tingginya intensitas curah hujan di wilayah itu pada Sabtu (11/5) malam, sehingga membawa material bebatuan besar serta ranting kayu.
Baca SelengkapnyaTotal korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah pada hari ke 9 pencarian.
Baca SelengkapnyaBNPB Pastikan Relokasi Rumah Rusak Berat akibat Banjir Lahar di Sumbar
Baca Selengkapnya