Ratusan Mahasiswa Universitas Brawijaya Keracunan Saat Kegiatan Kemah Kerja
Merdeka.com - Ratusan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang mengalami keracunan saat kegiatan Kemah Kerja Mahasiswa (KKM). Korban mengalami mual, muntah, pusing dan diare hingga harus mendapatkan perawatan di Puskesmas Wagir, Kabupaten Malang.
Sebanyak 1.279 mahasiswa baru Fakultas Teknik UB (FT UB) mengikuti KKM Ke-43 di Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur sejak 6 Februari 2023. Sebagian dari mereka mengalami keracunan yang diduga berasal dari makanan yang disantap di acara tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Drg Wiyanto Wijoyo mengatakan, saat Tim Puskesmas Wagir datang ke lokasi kejadian ditemukan mahasiswa yang mengalami diare.
-
Apa saja gejala keracunan makanan? Dilansir dari WebMD gejala tersebut dapat meliputi: Muntah, Mual, Diare, Sakit perut, Demam.
-
Bagaimana mengobati keracunan makanan? Penanganan keracunan makanan bertujuan untuk mengatasi gejala yang muncul, mencegah terjadinya komplikasi, serta memulihkan kondisi tubuh. Metode penanganan yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan penyebab keracunan, tingkat keparahan, dan kondisi umum pasien.
-
Bagaimana menangani keracunan makanan? Pada saat mengalami keracunan makanan, sejumlah tindakan penanganan bisa dilakukan. Mencegah dehidrasi juga merupakan cara utama agar gejala keracunan ini tidak memburuk.
-
Di mana keracunan terjadi? Insiden ini berlangsung di Warwick Fiji Resort, Coral Coast, pada malam hari, tepatnya pada Sabtu (14/12) waktu setempat.
-
Kenapa keracunan makanan bisa terjadi? Keracunan makanan bisa dialami karena sejumlah hal seperti: Campylobacter, bakteri yang ditemukan dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi atau diproses secara tidak baik, Escherichia coli (E. coli), biasanya ditemukan pada sayuran mentah dan daging yang kurang matang, Listeria, yang dapat hadir pada daging irisan dan keju lembut, Norovirus, yang dapat Anda dapatkan dari kerang yang kurang matang, Salmonella, biasanya ditemukan pada unggas yang kurang matang dan telur mentah, Staphylococcus aureus, yang juga dapat menyebabkan infeksi staph.
"Diduga karena keracunan makanan," tegas Drg Wiyanto Wijoyo dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/2) malam.
Berdasarkan cerita dari para mahasiswa, sebelumnya jadwal makan sore pukul 15.00 WIB dengan menu nasi putih dan capcay. Makanan tersebut dimasak warga desa setempat yang didistribusi kepada mahasiswa peserta KKM. Kemudian ditambahkan lagi makanan untuk makan malam tambahan pukul 21.00 WIB dengan menu nasi putih dan telur bali.
"Waktu kejadian ini sangat cepat dengan selang waktu terpendek 3 Jam dan terpanjang 6 jam dari mulai makan hingga sampai terkumpul penderita sebanyak 510 mahasiswa dari hasil konfirmasi ke Puskesmas Wagir, diperkirakan sementara telah terjadi mual, muntah, pusing hingga ada 8 diare dan harus MRS, " jelasnya.
Korban dibawa ke Puskesmas Wagir guna mendapatkan perawatan lebih lanjut. Mereka mendapatkan Infus Natrium Klorida, Injeksi Metoclopamide, Oralit, Puralek, Paracetamol dan Antasida.
"Pukul 17.50 sejumlah 5 Mahasiswa yang dirawat Inap di Puskesmas Wagir dipulangkan dan saat ini jam 19.53 tersisa 3 mahasiswa yang masih dirawat inap di Puskesmas Wagir," ungkapnya.
Tim dari Puskesmas Wagir telah mengambil sampel sisa makanan dan minuman. Selanjutnya dilakukan pengiriman sampel tersebut ke Labkesda Kabupaten Malang.
Ketua Pengelola Sistem Informasi dan Kehumasan (PSIK), FT UB Adharul Muttaqin mengatakan, kegiatan KKM dihentikan akibat kejadian tersebut. KKM seharusnya berlangsung hingga 9 Februari 2023.
"Dengan mempertimbangkan kondisi cuaca dan memperhatikan kondisi yang ada, melalui evaluasi panitia dan pimpinan fakultas, maka diputuskan untuk menyelesaikan kegiatan KKM ke-43 lebih cepat dari jadwal semula," katanya dalam keterangan tertulisnya.
Adharul Muttaqin menyampaikan Selasa (7/2), beberapa mahasiswa yang mengalami diare dengan jumlah yang terus bertambah saat itu. 11 mahasiswa yang sakit dibawa ke Puskesmas Wagir dan RS UB. Sebelumnya mereka mendapatkan penanganan awal oleh Tim Medis Korps Suka Relawan (KSR) UB dan Poli UB.
"Untuk memastikan kondisi kesehatan peserta KKM ke-43, Tim Kesehatan dari RSUB telah melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum mahasiswa diizinkan pulang," terangnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari informasi yang dihimpun ada belasan mahasiswa Undip yang mengalami keracunan setelah memakan katering saat orientasi studi dan pengenalan kampus.
Baca SelengkapnyaSejumlah mahasiswa baru Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta diduga mengalami keracunan makanan saat mengikuti kegiatan outbond, Jumat (18/8).
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan yang diterimanya dari pasien yang mendapatkan perawatan, seluruhnya mengaku menyantap nasi kotak.
Baca SelengkapnyaPuluhan warga ini mengalami gejala mual dan muntah. Kondisi ini diperparah dengan badan yang lemas dan hanya bisa berbaring.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami peristiwa keracunan ini termasuk memanggil pengelola catering.
Baca SelengkapnyaKeracunan diduga akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
Baca SelengkapnyaUsai mendapat laporan soal keracunan massal itu, polisi masih menyelidiki penyebabnya.
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan sudah mengamankan sampel makanan nasi kuning utuh dan muntahan pasien.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca SelengkapnyaRatusan karyawan pabrik mengeluh mual, muntah-muntah, kepala pusing, dan badan lemas.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi saat mahasiswa baru Sekolah Vokasi Undip mengikuti kegiatan pengenalan di kampus.
Baca Selengkapnya