Saksi mahkota bom Mapolrestabes Surabaya masih dirawat intensif di rumah sakit
Merdeka.com - AIS (8), anak dari pelaku teror bom yang selamat di Mapolrestabes Surabaya, menjadi saksi mahkota dalam pengungkapan kasus terorisme. Ia menjadi salah satu sumber informasi dalam pengungkapan kasus teror di Jawa Timur.
"Salah satu yang menjadi informasi yang bisa memberikan keterangan kepada Polri adalah saksi-saksi mahkota yang saat sekarang masih di tangan Polri. Kita dapat melakukan interogasi secara psikologi anak tentunya, untuk mendapatkan Informasi-informasi yang dibutuhkan dalam rangka pengungkapan jaringan," jelas Kabid Humas Polda Jawa Timur Frans Barung Mangera di Surabaya, Selasa (12/5).
AIS selamat dalam aksi teroris di Mapolrestabes Surabaya, sementara kedua orang tua dan dua kakaknya tewas di lokasi kejadian. AIS secara intensif sedang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Mabes Polri.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa pelaku pembunuhan itu? 'Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,' ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya.
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
Siang ini, AIS mendapatkan kunjungan dari pamannya. Namun kepolisian belum membolehkan untuk bertemu secara langsung, karena alasan perawatan.
"Paman yang bersangkutan akan hadir untuk menjenguk. Namun yang bersangkutan masih dalam perawatan rumah sakit, sedang intensif dilakukan," tegasnya.
"Kami tidak ingin mempertemukan yang bersangkutan, karena masih perawatan intensif dalam perawatan. Kalau menjenguk dan melihat kemenakannya akan kita perbolehkan," sambungnya.
Keluarga akan diberikan kesempatan bertemu AIS, namun dengan pendampingan dari penyidik Polda Jawa Timur.
"Nanti yang bersangkutan akan diantarkan oleh penyidik Direktorat Kriminal Polda Jatim," katanya.
Barung juga menyatakan bahwa anak-anak tersebut merupakan korban dari indoktrinasi para orang tuanya. AIS salah satunya, harus diselamatkan atas masa depannya yang masih panjang.
"Anak itu harus diselamatkan, karena korban indoktrinasi dari pada kedua orang tua. Walaupun ikut (aksi) tetapi harus diselamatkan, karena polisi juga bertugas menyelamatkan, fighter pada kejahatan," terangnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di rumah cat putih itu memang hanya dihuni empat orang. Garis polisi sudah dipasang.
Baca SelengkapnyaMAS merupakan anak yang tega menghabisi nyawa ayah dan neneknya di kediamannya daerah Cilandak, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaPenitipan anak MAS itu dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari psikolog.
Baca SelengkapnyaAnak MAS (14), terduga pelaku pembunuhan ayahnya berinisial APW (40) dan neneknya, RM (69) menjalani pemeriksaan kejiwaan.
Baca SelengkapnyaPolisi pun mengungkap kondisi ibu remaja MAS (14) yang membunuh ayah dan neneknya di Cilandak, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaSaat ini ibu pelaku masih menjalani perawatan intensif di RS Fatmawati, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan tahanan di Sidrap itu melibatkan dua orang polisi yakni Brigpol AA dan AKBP S
Baca SelengkapnyaTersangka penyanderaan merupakan ayah dari bocah perempuan tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi menetapkan MAS, remaja bunuh ayah dan nenek di Cilandak jadi tersangka
Baca SelengkapnyaHingga kini pelaku sedang diperiksa oleh psikolog. Total ada dua orang psikolog yang diturunkan dalam kasus ini.
Baca SelengkapnyaRemaja tersebut akan mendekam di LPAS hingga putusan sidang pengadilan.
Baca SelengkapnyaAwalnya, ia bercerita soal kedatangan dirinya ke Polres Metro Jakarta Selatan tersebut. Yakni untuk mengunjungi MAS yang kini terjerat kasus hukum.
Baca Selengkapnya